Harlah Muslimat NU ke-73 Dinilai Bukti Umat Islam Rindu Kedamaian

Minggu, 27 Januari 2019 - 14:39 WIB
Harlah Muslimat NU ke-73...
Harlah Muslimat NU ke-73 Dinilai Bukti Umat Islam Rindu Kedamaian
A A A
JAKARTA - Acara harlah Muslimat NU ke-73 yang digelar di Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (27/1/2019). Ribuan perempuan muslim memenuhi stadion kebanggaan Indonesia tersebut.

Hadir pada acara itu, Presiden Joko Widodo yang didampingi Ibu Negara Iriana Widodo, serta jajaran menteri Kabinet Kerja, yaitu Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Menko Polhukam Wiranto, Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Pemuda dan Olahraha Imam Nahrawi, dan Gubernur DKI Anies Baswedan.

Hadir juga Ketua PBNU Said Aqil Siradj dan Sekjen PBNU Helmy Faisal, Ketua PP Muslimat NU yang juga Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Ketua Pelaksana Harlah Muslimat NU ke-73 Yenny Wahid.

Politisi muda PPP Teddy Yulianto yang ikut hadir di GBK Senayan mengatakan acara peringatan Harlah Muslimat NU ke-73 berjalan dengan khimat dan damai.

"Kami yang hadir di sana melantunkan ayat-ayat suci Alquran dan shalawat nabi. Tidak ada kalimat cacian dari undangan maupun peserta yang hadir," ujar caleg DPRD DKI dapil Jaksel nomor urut 8 ini.

Tegas Teddy, ini menunjukkan bahwa umat Islam di Indonesia merindukan kedamaian dan politik yang santun sesuaikan yang diajarkan oleh baginda Rasullulah SAW.

"Islam mengajarkan kita untuk berpolitik yang santun, bukan mencaci-maki, berperilaku tidak santun. Cara-cara seperti itu tidak diajarkan dalam Islam," tegasnya.

Teddy bersyukur dirinya mendengar bahwa rakyat, khususnya umat muslim di Indonesia sudah semakin tidak percaya dengan kabar hoaks yang berseliweran di masyarakat dengan mengatasnamakan agama. "Hoaks mengatasnamakan agama enggak laku dijual," ucap Teddy.

Lebih membanggakan lagi, lanjut Teddy, di acara peringatan Harlah Muslimat NU ke-73 tersebut, para ibu rumah tangga yang datang dari berbagai daerah berhasil memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) khatam membaca Alquran.

"Cara-cara seperti ini menegaskan bahwa Islam itu damai," imbuhnya.

PPP tegas Teddy, sebagai partai tertua berbasis umat muslim di Indonesia, tidak mencampur-adukan urusan politik dan agama. Dia yakin, seluruh umat muslim di Tanah Air meyakini itu."Tapi menggunakan agama sebagai panutan berpolitik," ujarnya.

Dengan dasar itu, pengusaha muda ini berkeyakinan umat Islam akan memberikan dukungan kepada partai yang tepat dan telah terbukti memperjuangkan kepentingan umat Islam di Indonesia.

"Enggak bisa dipungkiri, PPP adalah rumah besar bagi umat Islam di Indonesia. Kami sudah membuktikan itu, dan umat tidak meragukan," pungkas Teddy.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1109 seconds (0.1#10.140)