Kubu Jokowi-Ma'ruf Pertanyakan Hasil Survei Median
A
A
A
JAKARTA - Survei Media Nasional (Median) yang menunjukkan jarak elektabilitas Joko Widodo-Ma'ruf Amin dengan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno kian menipis, yakni hanya 9,2% dipertanyakan.
Juru bicara Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf, Ace Hasan Syadzily mengatakan, publik harus bersikap kritis dalam menyikapi survei dengan melihat track record lembaga yang melakukan survei.
Tidak hanya itu, lanjut dia, publik juga bisa menyandingkan hasil satu survei dengan survei lainnya. "Kalau hasil surveinya nyeleneh sendiri patut diduga lembaga survei tersebut sedang membangun framing politik," kata Ace kepada SINDOnews, Selasa (22/1/2019).
Ace mengungkapkan, mayoritas lembaga survei menyebutkan selisih suara Jokowi-Ma'ruf dengan Prabowo Sandi dua digit (sekitar 20%). Terakhir adalah hasil survei Charta Politika juga menunjukan jaraknya 20 persen.
Dia menduga kubu Prabowo-Sandi sengaja membangun opini seolah-olah elektabilitas "jagoannya" tidak terpaut jauh dengan Jokowi-Ma'ruf.
"Berbeda dengan hasil survei Populi Center, LSI, Litbang Kompas, Indikator Politik yang menyebutkan elektabilitas Jokowi di atas 50 persen, tapi hanya Median yang menampilkan elektabilitas Jokowi 47,9 persen. Jika menemukan lembaga survei yang beda sendiri, patut dicurigai motifnya dan juga kehandalan metodologinya," tuturnya. (Baca juga: Survei: Elektabilitas Jokowi-Ma'ruf Masih di Atas Prabowo-Sandi )
Sebelumnya, Median merilis hasil survei terbarunya mengenai elektabilitas pasangan calon presiden-calon wakil presiden (capres-cawapres) Jokowi-Ma'ruf masih jauh di atas Prabowo-Sand.
"Pasangan Jokowi-Maruf unggul dengan 47,9 persen, sedangkan pasangan Prabowo-Sandi 38,7 persen dan yang tidak memilih sebanyak 13,4 persen," ungkap Direktur Eksekutif Median, Rico Marbun dalam jumpa pers di Cikini, Jakarta Pusat, Senin 21 Januari 2019.
Juru bicara Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf, Ace Hasan Syadzily mengatakan, publik harus bersikap kritis dalam menyikapi survei dengan melihat track record lembaga yang melakukan survei.
Tidak hanya itu, lanjut dia, publik juga bisa menyandingkan hasil satu survei dengan survei lainnya. "Kalau hasil surveinya nyeleneh sendiri patut diduga lembaga survei tersebut sedang membangun framing politik," kata Ace kepada SINDOnews, Selasa (22/1/2019).
Ace mengungkapkan, mayoritas lembaga survei menyebutkan selisih suara Jokowi-Ma'ruf dengan Prabowo Sandi dua digit (sekitar 20%). Terakhir adalah hasil survei Charta Politika juga menunjukan jaraknya 20 persen.
Dia menduga kubu Prabowo-Sandi sengaja membangun opini seolah-olah elektabilitas "jagoannya" tidak terpaut jauh dengan Jokowi-Ma'ruf.
"Berbeda dengan hasil survei Populi Center, LSI, Litbang Kompas, Indikator Politik yang menyebutkan elektabilitas Jokowi di atas 50 persen, tapi hanya Median yang menampilkan elektabilitas Jokowi 47,9 persen. Jika menemukan lembaga survei yang beda sendiri, patut dicurigai motifnya dan juga kehandalan metodologinya," tuturnya. (Baca juga: Survei: Elektabilitas Jokowi-Ma'ruf Masih di Atas Prabowo-Sandi )
Sebelumnya, Median merilis hasil survei terbarunya mengenai elektabilitas pasangan calon presiden-calon wakil presiden (capres-cawapres) Jokowi-Ma'ruf masih jauh di atas Prabowo-Sand.
"Pasangan Jokowi-Maruf unggul dengan 47,9 persen, sedangkan pasangan Prabowo-Sandi 38,7 persen dan yang tidak memilih sebanyak 13,4 persen," ungkap Direktur Eksekutif Median, Rico Marbun dalam jumpa pers di Cikini, Jakarta Pusat, Senin 21 Januari 2019.
(dam)