Tim Senior Staf Kepresidenan Diusulkan Libatkan Pakar Kesehatan
A
A
A
JAKARTA - Mantan Menteri Keuangan (Menkeu) era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Chatib Basri serta mantan Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo ikut dilibatkan dalam Tim Senior Staf Kepresidenan.
Dengan masuknya dua tokoh tersebut maka jumlah tim tersebut kini berjumlah 11 orang yang datang dari berbagai latar belakang. Tujuan utama dibentuknya Tim Senior Staf Kepresidenan adalah untuk memberikan masukan-masukan kepada Kepala Staf Kepresidenan (KSP).
Seperti diketahui Kepala Staf Kepresidenan saat ini dipegang oleh Teten Masduki. "Memang benar tugas tim ini adalah memberikan masukan-masukan kepada Kepala Staf Kepresidenan," kata Deputi Kepala Staf Kepresidenan, Eko Sulistyo, Jumat (4/1/2018).
Menurut Eko, jelang tutup tahun 2018 lalu seluruh anggota Tim Senior Staf Kepresidenan sengaja dikumpulkan di Jakarta, termasuk dua anggota baru Chatib Basri dan Syahrul Yasin Limpo.
"Mereka sudah dipanggil Kepala Staf, tidak semuanya hadir karena ada halangan. Agendanya hanya silaturahmi dan ada semacam pernyataan kesediaan," ujar Eko.
Eko menepis anggapan, bahwa orang-orang tersebut dipilih berkaitan dengan politik. Pertimbangan pemilihan, lanjut Eko, murni karena kemampuan mereka di bidangnya masing-masing.
"Pasti namanya senior advisor akan ditunjuk berdasarkan kemampuan atau kemudian kapasitas dia membidangi keilmuan atau kemudian pengalaman ke pemerintahan. Misal Pak Chatib, dia sumbang saran di bidang makroekonomi," ucapnya.
"Pak Yasin Limpo pengalaman di birokrasi, Pak Yasin kan komplet sekali, pernah jadi lurah, bupati, pernah jadi gubernur, dan sebagainya. Pengalaman mereka diperlukan, nggak terkait politik," tambahnya.
Namun, dari sejumlah tokoh yang masuk dalam Tim Senior Staf Kepresidenan masih dinilai belum mewakili bidang-bidang seharusnya mendapat perhatian penting. Tim ini cenderung lebih didominasi oleh kalangan ekonomi dan politik.
"Sekiranya boleh dipertimbangkan, ada baiknya Tim Senior Staf Kepresidenan juga diisi oleh pakar-pakar di bidang Kesehatan Masyarakat," ungkapnya.
Sementara menurut Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (UI), Prof Wiku Adisasmito, faktanya saat ini Indonesia dari aspek kesejahteraan masyarakat, memiliki beberapa masalah penting terkait kesehatan, yaitu pembiayaan kesehatan, bencana alam dan non alam (wabah penyakit zoonosis), stunting, dan pencemaran/kerusakan lingkungan.
"Universitas memiliki pakar dan senior yang bisa dilibatkan dalam pembangunan ketahanan Kesehatan Masyarakat," ujar Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (UI), Prof Wiku Adisasmito.
Lanjut Wiku, dalam kondisi saat ini seharusnya Pemerintah Indonesia mau melihat bahwa pembangunan kesehatan masyarakat itu adalah investasi yang didekati tidak hanya dari aspek kuratif tetapi juga preventif dan promotif.
Pendekatan mengobati adalah bagian akhir dari masalah kesehatan masyarakat. Ketahanan kesehatan masyarakat harus dibangun untuk meningkatkan ketangguhan masyarakat dalam menghadapi berbagai faktor resiko dan ancaman kesehatan seperti bencana alam.
Kesehatan masyarakat adalah aspek sosial yang menguasai hajat hidup orang banyak dan memiliki nilai stretegis. "Sehat adalah modal pembangunan yang sangat penting. Bagaimana rakyat bisa diajak untuk membangun jika kemampuan kesehatan mereka belum tangguh," tegas Wiku.
Berikut 11 Orang Anggota Tim Senior KSP, Kuntoro Mangkusubroto, Andi Wijayanto, Muhammad Chatib Basri, Imam Prasodjo, Makmur Keliat, Rakhmawati Husein, Yando Zakaria, Haryadi, Edy Priyono, Syahrul Yasin Limpo, dan Jonathan Tahir.
Dengan masuknya dua tokoh tersebut maka jumlah tim tersebut kini berjumlah 11 orang yang datang dari berbagai latar belakang. Tujuan utama dibentuknya Tim Senior Staf Kepresidenan adalah untuk memberikan masukan-masukan kepada Kepala Staf Kepresidenan (KSP).
Seperti diketahui Kepala Staf Kepresidenan saat ini dipegang oleh Teten Masduki. "Memang benar tugas tim ini adalah memberikan masukan-masukan kepada Kepala Staf Kepresidenan," kata Deputi Kepala Staf Kepresidenan, Eko Sulistyo, Jumat (4/1/2018).
Menurut Eko, jelang tutup tahun 2018 lalu seluruh anggota Tim Senior Staf Kepresidenan sengaja dikumpulkan di Jakarta, termasuk dua anggota baru Chatib Basri dan Syahrul Yasin Limpo.
"Mereka sudah dipanggil Kepala Staf, tidak semuanya hadir karena ada halangan. Agendanya hanya silaturahmi dan ada semacam pernyataan kesediaan," ujar Eko.
Eko menepis anggapan, bahwa orang-orang tersebut dipilih berkaitan dengan politik. Pertimbangan pemilihan, lanjut Eko, murni karena kemampuan mereka di bidangnya masing-masing.
"Pasti namanya senior advisor akan ditunjuk berdasarkan kemampuan atau kemudian kapasitas dia membidangi keilmuan atau kemudian pengalaman ke pemerintahan. Misal Pak Chatib, dia sumbang saran di bidang makroekonomi," ucapnya.
"Pak Yasin Limpo pengalaman di birokrasi, Pak Yasin kan komplet sekali, pernah jadi lurah, bupati, pernah jadi gubernur, dan sebagainya. Pengalaman mereka diperlukan, nggak terkait politik," tambahnya.
Namun, dari sejumlah tokoh yang masuk dalam Tim Senior Staf Kepresidenan masih dinilai belum mewakili bidang-bidang seharusnya mendapat perhatian penting. Tim ini cenderung lebih didominasi oleh kalangan ekonomi dan politik.
"Sekiranya boleh dipertimbangkan, ada baiknya Tim Senior Staf Kepresidenan juga diisi oleh pakar-pakar di bidang Kesehatan Masyarakat," ungkapnya.
Sementara menurut Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (UI), Prof Wiku Adisasmito, faktanya saat ini Indonesia dari aspek kesejahteraan masyarakat, memiliki beberapa masalah penting terkait kesehatan, yaitu pembiayaan kesehatan, bencana alam dan non alam (wabah penyakit zoonosis), stunting, dan pencemaran/kerusakan lingkungan.
"Universitas memiliki pakar dan senior yang bisa dilibatkan dalam pembangunan ketahanan Kesehatan Masyarakat," ujar Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (UI), Prof Wiku Adisasmito.
Lanjut Wiku, dalam kondisi saat ini seharusnya Pemerintah Indonesia mau melihat bahwa pembangunan kesehatan masyarakat itu adalah investasi yang didekati tidak hanya dari aspek kuratif tetapi juga preventif dan promotif.
Pendekatan mengobati adalah bagian akhir dari masalah kesehatan masyarakat. Ketahanan kesehatan masyarakat harus dibangun untuk meningkatkan ketangguhan masyarakat dalam menghadapi berbagai faktor resiko dan ancaman kesehatan seperti bencana alam.
Kesehatan masyarakat adalah aspek sosial yang menguasai hajat hidup orang banyak dan memiliki nilai stretegis. "Sehat adalah modal pembangunan yang sangat penting. Bagaimana rakyat bisa diajak untuk membangun jika kemampuan kesehatan mereka belum tangguh," tegas Wiku.
Berikut 11 Orang Anggota Tim Senior KSP, Kuntoro Mangkusubroto, Andi Wijayanto, Muhammad Chatib Basri, Imam Prasodjo, Makmur Keliat, Rakhmawati Husein, Yando Zakaria, Haryadi, Edy Priyono, Syahrul Yasin Limpo, dan Jonathan Tahir.
(maf)