RI-Arab Saudi Perkuat Hubungan Kebudayaan
A
A
A
RIYADH - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengatakan, Indonesia akan selalu mengupayakan diplomasi di bidang kebudayaan dengan berbagai negara, termasuk dengan Kerajaan Arab Saudi.
Hal itu dikatakan Muhadjir setelah Pemerintah Indonesia dan Kerajaan Arab Saudi sepakat memperkuat hubungan diplomasi kebudayaan yang dituangkan dalam nota kesepahaman yang ditandatangani dua menteri dari kedua negara.
”Indonesia adalah negara dengan penduduk mayoritas muslim terbesar di dunia sehingga sangat penting menjalin hubungan kuat di bidang kebudayaan dengan Arab Saudi,” kata Muhadjir di Riyadh, Arab Saudi, kemarin. Muhajir mengakui Festival Janadriyah merupakan diplomasi lunak RI melalui kebudayaan.
Terpilihnya Indonesia sebagai tamu kehormatan di Festival Janadriyah merupakan hasil kerja luar biasa Duta Besar Republik Indonesia untuk Arab Saudi Agus Maftuh Abegebriel. Agus menurut dia telah berhasil memotong mata rantai antrean untuk dapat berpartisipasi dalam Festival Janadriyah karena sebelumnya Indonesia tidak masuk dalam daftar negara yang akan menjadi tamu kehormatan Kerajaan Arab Saudi. Namun berkat kerja sama yang baik antara Kemendikbud dan KBRI untuk Arab Saudi, partisipasi Indonesia dalam Festival Janadriyah dapat dilaksanakan.
Mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang itu menyampaikan bahwa bisa terpilih di festival ini merupakan langkah besar Indonesia untuk mengisi acara yang sangat memiliki arti di Arab Saudi. ”Padahal persiapan Kemendikbud terbatas, di samping anggaran terbatas dan waktunya juga sangat mepet,” ungkapnya.
Sementara itu Menteri Media Kerajaan Arab Saudi Awad bin Saleh al-Awad mengatakan, hubungan diplomatik antara Indonesia dan Arab Saudi selama ini sudah sangat kuat. ”Kami berharap kesepahaman di bidang kebudayaan ini semakin memperkuat hubungan antara Arab Saudi dan Indonesia,” katanya.
Duta Besar Republik Indonesia untuk Arab Saudi Agus Maftuh Abegebriel menuturkan bahwa keberhasilan Indonesia menjadi tamu kehormatan di Festival Janadriyah merupakan kesuksesan semua pihak yang terlibat di dalamnya. ”Bagi saya ini bukanlah suatu keberhasilan diplomasi, melainkan irisanirisan takdir diplomasi yang kita ada di dalamnya. Saya yakin semua sudah diatur oleh Allah,” jelasnya.
Festival Janadriyah adalah festival budaya dan warisan tahunan terbesar di Timur Tengah yang diselenggarakan sejak 1985. Festival Janadriyah Ke-33 ini dibuka Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud pada Kamis malam waktu Arab Saudi yang akan berlangsung sampai 9 Januari 2019.
Dalam festival ini Pemerintah Indonesia menampilkan keanekaragaman budaya Indonesia mulai dari seni batik, seni pencak silat, seni tari tradisional, seni ukir, seni membuat sketsa wajah, seni kaligrafi, dan kapal pinisi sebagai warisan budaya Indonesia tak benda. Selain itu untuk menarik wisata asing berkunjung ke Indonesia juga ditampilkan foto-foto tempat wisata di Indonesia seperti Raja Ampat, Bali, Pulau Komodo, dan Danau Toba.
Sebelumnya Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani yang datang pada saat pembukaan mewakili Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa kerja sama kebudayaan di Festival Janadriyah merupakan cara terbaik untuk mengenal satu sama lain.
Kerja sama kebudayaan adalah sebuah dialog peradaban. ”Partisipasi Indonesia tidak akan terlaksana jika tidak ada dukungan dan sambutan baik dari Kerajaan Arab Saudi. Mudah-mudahan rakyat Arab Saudi bisa mengenal Indonesia lebih baik dan hubungan Indonesia-Arab Saudi semakin kuat di masa mendatang,” katanya.
Di bawah koordinasi Kemendikbud serta KBRI di Riyadh, sebanyak 180 delegasi Indonesia akan menampilkan keanekaragaman budaya Indonesia, termasuk pencak silat dan film karya anak bangsa.
Pung Purwanto
Laporan Wartawan KORAN SINDO & SINDOnews
Riyadh, Arab Saudi
Hal itu dikatakan Muhadjir setelah Pemerintah Indonesia dan Kerajaan Arab Saudi sepakat memperkuat hubungan diplomasi kebudayaan yang dituangkan dalam nota kesepahaman yang ditandatangani dua menteri dari kedua negara.
”Indonesia adalah negara dengan penduduk mayoritas muslim terbesar di dunia sehingga sangat penting menjalin hubungan kuat di bidang kebudayaan dengan Arab Saudi,” kata Muhadjir di Riyadh, Arab Saudi, kemarin. Muhajir mengakui Festival Janadriyah merupakan diplomasi lunak RI melalui kebudayaan.
Terpilihnya Indonesia sebagai tamu kehormatan di Festival Janadriyah merupakan hasil kerja luar biasa Duta Besar Republik Indonesia untuk Arab Saudi Agus Maftuh Abegebriel. Agus menurut dia telah berhasil memotong mata rantai antrean untuk dapat berpartisipasi dalam Festival Janadriyah karena sebelumnya Indonesia tidak masuk dalam daftar negara yang akan menjadi tamu kehormatan Kerajaan Arab Saudi. Namun berkat kerja sama yang baik antara Kemendikbud dan KBRI untuk Arab Saudi, partisipasi Indonesia dalam Festival Janadriyah dapat dilaksanakan.
Mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang itu menyampaikan bahwa bisa terpilih di festival ini merupakan langkah besar Indonesia untuk mengisi acara yang sangat memiliki arti di Arab Saudi. ”Padahal persiapan Kemendikbud terbatas, di samping anggaran terbatas dan waktunya juga sangat mepet,” ungkapnya.
Sementara itu Menteri Media Kerajaan Arab Saudi Awad bin Saleh al-Awad mengatakan, hubungan diplomatik antara Indonesia dan Arab Saudi selama ini sudah sangat kuat. ”Kami berharap kesepahaman di bidang kebudayaan ini semakin memperkuat hubungan antara Arab Saudi dan Indonesia,” katanya.
Duta Besar Republik Indonesia untuk Arab Saudi Agus Maftuh Abegebriel menuturkan bahwa keberhasilan Indonesia menjadi tamu kehormatan di Festival Janadriyah merupakan kesuksesan semua pihak yang terlibat di dalamnya. ”Bagi saya ini bukanlah suatu keberhasilan diplomasi, melainkan irisanirisan takdir diplomasi yang kita ada di dalamnya. Saya yakin semua sudah diatur oleh Allah,” jelasnya.
Festival Janadriyah adalah festival budaya dan warisan tahunan terbesar di Timur Tengah yang diselenggarakan sejak 1985. Festival Janadriyah Ke-33 ini dibuka Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud pada Kamis malam waktu Arab Saudi yang akan berlangsung sampai 9 Januari 2019.
Dalam festival ini Pemerintah Indonesia menampilkan keanekaragaman budaya Indonesia mulai dari seni batik, seni pencak silat, seni tari tradisional, seni ukir, seni membuat sketsa wajah, seni kaligrafi, dan kapal pinisi sebagai warisan budaya Indonesia tak benda. Selain itu untuk menarik wisata asing berkunjung ke Indonesia juga ditampilkan foto-foto tempat wisata di Indonesia seperti Raja Ampat, Bali, Pulau Komodo, dan Danau Toba.
Sebelumnya Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani yang datang pada saat pembukaan mewakili Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa kerja sama kebudayaan di Festival Janadriyah merupakan cara terbaik untuk mengenal satu sama lain.
Kerja sama kebudayaan adalah sebuah dialog peradaban. ”Partisipasi Indonesia tidak akan terlaksana jika tidak ada dukungan dan sambutan baik dari Kerajaan Arab Saudi. Mudah-mudahan rakyat Arab Saudi bisa mengenal Indonesia lebih baik dan hubungan Indonesia-Arab Saudi semakin kuat di masa mendatang,” katanya.
Di bawah koordinasi Kemendikbud serta KBRI di Riyadh, sebanyak 180 delegasi Indonesia akan menampilkan keanekaragaman budaya Indonesia, termasuk pencak silat dan film karya anak bangsa.
Pung Purwanto
Laporan Wartawan KORAN SINDO & SINDOnews
Riyadh, Arab Saudi
(nfl)