Lewat Buku, Mukti Ali Qusyairi Kupas Keislaman Jokowi
A
A
A
JAKARTA - Buku berjudul Ulama Bertutur tentang Jokowi: Jalinan Keislaman, Keumatan, dan Kebangsaan karya Mukti Ali Qusyairi diluncurkan di Jakarta, Kamis (20/12/2018).
Mukti membeberkan alasannya menulis buku tersebut. Salah satunya, kata dia, sampai saat ini hampir tidak ada buku yang mengupas tentang keislaman Jokowi.
Menurut dia, buku yang beredar selama ini lebih banyak mengungkap tentang biografi dan kebangsaan Jokowi.
Alasan lain Mukti menulis buku tersebut untuk menjawab keresahannya terhadap berbagai isu yang selalu menyelimuti Presiden Jokowi, antara lain dikaitkan PKI, keturunan China, anti-Islam dan belakangan muncul lagi pro-asing. Tiga isu itu mengemuka di media sosial.
"Kita perlu melakukan penelitian langsung tentang jejak-jejak religiusitas Pak Jokowi berdasarkan sumber tepat. Alhamdulillah saya berhasil mengakses informasi itu kepada para ulama yang pernah memberikan pengajian kepada Pak Jokowi, mengaji Alquran, hingga pengajian siraman rohani," ujar Mukti di JS Luwansa Hotel, Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan, Kamis (20/12/2018).
Dia menyebut beberapa narasumber yang diwawancarainya, yakni Nyai Dr Lilis Fatimah yang merupakanguru ngaji keluarga besar Jokowi, khususnya ibu dan adik-adik Jokowi.Adapula nama KH Abdul Qarib Ahmad yang merupakan guru ngaji Jokowi. Mukti juga mewawancarai alumni Pondok pesantren Situbondo, Ustaz Mudzakhir yang pernah memberikan privat Al Quran terhadap Jokowi, Kaesang dan Kahiyang, serta sahabat karib Jokowi semasa di Asosiasi Pengusaha Mebel Indonesia (Asmindo), Slamet Raharjo bersama teman-temannya.
Mukti mengaku tidak merasa khawatir buku yang ditulisnya akan mengudang prokontra di tengah masyarakat. Dia menegaskan yakin apa yang disuguhkannya berdasarkan data dan informas valid dari narasumber terpercaya.
"Saya kenapa berani menulis ini karena saya mendapatkan informasi valid. Tidak berasumsi apalagi hoaks. Narasumbernya ada, para ulama, keluarganya. Saya alhamdulillah bertemu langsung dengan Ibu Sudjiatmi Notomihardjo, ibunda Pak Jokowi, paman dan sebagainya," ungkapnya.
Mukti menghabiskan waktu sekitar delapan bulan dalam menyusun buku tersebut. "Ternyata Republika mau bekerja sama. Support penelitian ini sehingga saya melakukan penelitian. Alhamdulilah bisa, mudah-mudahan buku ini memberikan kontribusi dan pencerahan bagi masyarakat dan saya mendapatkan kisah-kisah menarik ketika bertemu dengan para ulama," tuturnya.
Mukti membeberkan alasannya menulis buku tersebut. Salah satunya, kata dia, sampai saat ini hampir tidak ada buku yang mengupas tentang keislaman Jokowi.
Menurut dia, buku yang beredar selama ini lebih banyak mengungkap tentang biografi dan kebangsaan Jokowi.
Alasan lain Mukti menulis buku tersebut untuk menjawab keresahannya terhadap berbagai isu yang selalu menyelimuti Presiden Jokowi, antara lain dikaitkan PKI, keturunan China, anti-Islam dan belakangan muncul lagi pro-asing. Tiga isu itu mengemuka di media sosial.
"Kita perlu melakukan penelitian langsung tentang jejak-jejak religiusitas Pak Jokowi berdasarkan sumber tepat. Alhamdulillah saya berhasil mengakses informasi itu kepada para ulama yang pernah memberikan pengajian kepada Pak Jokowi, mengaji Alquran, hingga pengajian siraman rohani," ujar Mukti di JS Luwansa Hotel, Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan, Kamis (20/12/2018).
Dia menyebut beberapa narasumber yang diwawancarainya, yakni Nyai Dr Lilis Fatimah yang merupakanguru ngaji keluarga besar Jokowi, khususnya ibu dan adik-adik Jokowi.Adapula nama KH Abdul Qarib Ahmad yang merupakan guru ngaji Jokowi. Mukti juga mewawancarai alumni Pondok pesantren Situbondo, Ustaz Mudzakhir yang pernah memberikan privat Al Quran terhadap Jokowi, Kaesang dan Kahiyang, serta sahabat karib Jokowi semasa di Asosiasi Pengusaha Mebel Indonesia (Asmindo), Slamet Raharjo bersama teman-temannya.
Mukti mengaku tidak merasa khawatir buku yang ditulisnya akan mengudang prokontra di tengah masyarakat. Dia menegaskan yakin apa yang disuguhkannya berdasarkan data dan informas valid dari narasumber terpercaya.
"Saya kenapa berani menulis ini karena saya mendapatkan informasi valid. Tidak berasumsi apalagi hoaks. Narasumbernya ada, para ulama, keluarganya. Saya alhamdulillah bertemu langsung dengan Ibu Sudjiatmi Notomihardjo, ibunda Pak Jokowi, paman dan sebagainya," ungkapnya.
Mukti menghabiskan waktu sekitar delapan bulan dalam menyusun buku tersebut. "Ternyata Republika mau bekerja sama. Support penelitian ini sehingga saya melakukan penelitian. Alhamdulilah bisa, mudah-mudahan buku ini memberikan kontribusi dan pencerahan bagi masyarakat dan saya mendapatkan kisah-kisah menarik ketika bertemu dengan para ulama," tuturnya.
(dam)