Modernisasi Alutsista Polairud Harus Tekan Kejahatan

Rabu, 05 Desember 2018 - 13:54 WIB
Modernisasi Alutsista...
Modernisasi Alutsista Polairud Harus Tekan Kejahatan
A A A
JAKARTA - Korps Kepolisian Air dan Udara (Korpolairud) Baharkam Polri menambah 25 alat utama sistem senjata (alutsista) di hari jadinya yang ke-68 tahun.

Seluruh armada diresmikan langsung Kapolri Jenderal Tito Karnavian di Pangkalan Polairud, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Armada tersebut terdiri atas 23 kapal, di antaranya 1 unit kapal patroli lepas pantai dengan panjang 73 meter, 5 unit kapal patroli 48 meter, 2 unit kapal patroli 45 meter, dan 15 unit kapal pemburu cepat 15 meter.

Sedangkan armada kepolisian udara terdapat penambahan 1 pesawat CN295 dan 1 unit helikopter helibel-412. Anggota Komisi III DPR Ahmad Sahroni mendukung modernisasi alutsista di Polairud untuk menjaga keamanan perairan, udara, dan perbatasan Indonesia.

Bahkan lebih jauh, modernisasi alutsista harus mampu menekan kejahatan di wilayah perairan Indonesia. Apalagi, pelaku kejahatan terus mempercanggih modusnya dan alat yang digunakan. Mereka memanfaatkan banyaknya celah berupa dermaga kecil atau biasa disebut jalur tikus.

“Dengan modernisasi alutsista, termasuk penambahan armada, diharapkannya dapat memaksimalkan pengawasan kejahatan di perairan Indonesia,” ujar politikus Partai NasDem ini.

Sahroni menekankan pentingnya sinergitas antara stakeholder di perairan diantaranya dengan Bakamla, TNI AL, dan Bea Cukai.

Selain penyelundupan berbagai sumber daya alam Indonesia ke luar negeri, kejahatan lain yang harus mendapat perhatian serius adalah penyelundupan narkoba, senjata, hingga pengiriman TKI ilegal.

“Di samping illegal fishing, illegal logging, penyelundupan berbagai hasil laut, bahan bakar ilegal, dan TKI ilegal, Polairud harus mewaspadai narkoba dan senjata,” tegas Sahroni yang kembali maju menjadi caleg DPR dari Dapil Jakarta III ini. Kapolri berharap armada baru tersebut bisa menekan kejahatan di wilayah perbatasan Indonesia.

Kehadiran armada baru ditekankannya sangat diperlukan untuk mendukung mobilitas Polairud karena wilayah Indonesia yang sangat luas berupa kepulauan dan 60% adalah perairan. “Peran di cross border membantu memberantas illegal fishing, smuggling, penyelundupan, human trafficking, serta kejahatan umum konvensional seperti perompakan,” ungkap Kapolri. (M Yamin)
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0893 seconds (0.1#10.140)