OPM Bantai 31 Pekerja, PKS Sebut Biadab

Selasa, 04 Desember 2018 - 19:38 WIB
OPM Bantai 31 Pekerja,...
OPM Bantai 31 Pekerja, PKS Sebut Biadab
A A A
JAKARTA - Pembantaian 31 pekerja PT Istaka Karya yang tengah membangun jembatan Habema-Mugi, Kabupaten Nduga, Papua oleh kelompok bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) memicu kemarahan Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPR RI Jazuli Juwaini. Sebab, kata Jazuli, para pekerja yang dibantai OPM itu tidak bersalah.

"Biadab warga negara tak bersalah dieksekusi sparatis Papua dalam jumlah begitu banyak. Apa salah mereka? Negara tidak boleh tinggal diam, kejar mereka dan mintakan pertanggung jawaban yang setimpal," ujar Jazuli dalam keterangan tertulisnya, Selasa (4/12/2018).

Legislator asal Banten ini pun mendukung langkah tegas aparat keamanan TNI dan Polri melakukan upaya pemulihan keamanan, termasuk menyelamatkan para pekerja yang mungkin masih disandera oleh kelompok sparatis. Dia juga mendukung penuh upaya aparat TNI dan Polri untuk mengejar kelompok separatis pelaku pembunuhan keji itu sampai mereka menyerah.

"Tindak mereka dengan tegas. Nyawa warga negara begitu murah di tangan mereka. Lakukan dengan protap pemberantasan terorisme karena nyatanya mereka terkategori teroris yang menyebarkan teror yang meluas, dengan jumlah korban begitu banyak, mereka juga kerap menyasar aparat dan menyerang objek strategis publik," ujarnya.

Bahkan, lanjut Anggota Komisi I DPR ini, kelompok bersenjata itu selama ini juga punya motif politik serta mengacaukan keamanan negara khususnya di Papua.

Dia pun memiliki alasan kuat menyebut kelompok bersenjata itu sebagai teroris. Yakni, berdasarkan Undang-Undang (UU) Nomor 5 Tahun 2018 Tentang Pemberantasan Terorisme, definisi terorisme adalah perbuatan yang menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan yang menimbulkan suasana teror.

Atau rasa takut secara meluas, yang dapat menimbulkan korban yang bersifat massal, dan atau menimbulkan kerusakan atau kehancuran terhadap objek vital yang strategis, Iingkungan hidup, fasilitas publik, atau fasilitas internasional dengan motif ideologi, politik, atau gangguan keamanan.

Maka itu, kata dia, Negara tidak boleh kalah melawan aksi-aksi terorisme seperti kelompok bersenjata itu, apalagi korbannya jelas-jelas warga sipil yang tidak bersalah. "Bayangkan para pekerja ini adalah pejuang dan tulang punggung keluarganya. Harus meninggalkan anak, istri dan keluarga tercinta untuk mencari nafkah di Papua," katanya.

Sehingga, menurut dia, pemerintah harus semakin meningkatkan jaminan keamanan bagi warga negara di Papua. Dia pun mengungkapkan belasungka yang mendalam kepada keluarga korban dan meminta pemerintah menjamin keberlangsungan penghidupan mereka.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1595 seconds (0.1#10.140)