Cegah Stunting, Kemenko PMK Nilai Perlu Sinkronisasi Kebijakan

Senin, 03 Desember 2018 - 13:45 WIB
Cegah Stunting, Kemenko PMK Nilai Perlu Sinkronisasi Kebijakan
Cegah Stunting, Kemenko PMK Nilai Perlu Sinkronisasi Kebijakan
A A A
JAKARTA - Upaya koordinasi dan sinkronisasi kebijakan diperlukan untuk mempercepat upaya menurunkan angka prevalensi stunting pada anak. Demikian kesimpulan dari diskusi 'Koordinasi, Sinkronisasi, dan Pengendalian Aksi Cegah Stunting' yang diselenggarakan oleh Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK).Diskusi diikuti oleh Tim Pengerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dari 7 Provinsi, Dinas, Lembaga, dan organisasi daerah dari 23 Kabupaten prioritas untuk intervensi stunting baru-baru ini.Deputi Bidang Peningkatan Kesehatan Kemenko PMK, Sigit Priohutomo menjelaskan, koordinasi, sinkronisasi dan pengendalian cegah stunting dibutuhkan untuk mendorong pencapaian sasaran agenda pembangunan nasional yang menjadi target nawacita pemerintah.Kata Sigit, pendekatan multisektor untuk melakukan konvergensi program pencegahan stunting harus dilakukan di semua tingkatan sejalan dengan strategi nasional pencegahan stunting.
"Kami berharap agar Kabupaten Prioritas yang hadir dapat memastikan sumber daya diarahkan dan dialokasikan untuk mendukung dan membiayai kegiatan-kegiatan prioritas, terutama meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan gizi pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (Ibu Hamil dan anak usia 0-2 Tahun)," kata Sigit melalui siaran pers, Senin (3/12/2018).

Sementara itu, Dokter Spesialis Obgyn, Dwiana Ocviyanti yang menjadi salah satu pembicara menekankan, asupan nutrisi yang baik dan seimbang seperti protein hewani dan suplemen gizi mikro (vitamin dan mineral) bagi calon ibu dan ibu hamil, serta pengecekan prakehamilan merupakan salah satu cara untuk mencegah terjadinya Stunting pada anak.

Pembicara lain, Dokter Spesialis Anak, Damayanti Rusli Sjarif menyatakan, penyebab stunting yang paling utama adalah karena asupan nutrisi yang tidak optimal dan kebutuhan nutrisi yang meningkat akibat kondisi kesehatan sub-optimal yang disebabkan oleh penyakit pada balita.

"Sangat penting untuk terus dilakukan pemantauan status gizi balita di fasilitas kesehatan dan penguatan kapasitas tenaga kesehatan di puskesmas dan rumah sakit agar dapat menerapkan sistem rujukan yang baik," ujarnya.

Damayanti merekomendasikan untuk pencegahan stunting yang spesifik dapat menggunakan Pangan Olahan untuk Keperluan Medis Khusus bagi balita yang mengalami gizi kurang, gizi buruk, prematuritas, dan alergi makanan.

Dalam program yang dilakukan di Kabupaten Pandeglang Banten, Damayanti mencontohkan, pemerintah daerah setempat berkomitmen untuk melakukan upaya pencegahan stunting terintegrasi.

"Penguatan regulasi untuk pencegahan stunting dibutuhkan untuk meningkatkan koordinasi diantara pemangku kepentingan yang terkait," kata Damayanti.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7313 seconds (0.1#10.140)