Habib Umar Imbau untuk Jaga Persaudaraan dan Persatuan Bangsa
A
A
A
JAKARTA - Rencana kegiatan Reuni Akbar 212 di Monas, Jakarta Pusat, pada (2/12/2018) mendatang, mengundang respons beragam berbagai pihak. Al-Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz (Habib Umar) dari Majelis Al-Muwasholah Bain Ulama Al-Muslimin, Forum Siltarahim Antar Ulama pun memberikan respons terhadap Reuni Akbar tersebut.
Menurut Habib Umar, Reuni Akbar itu tak sejalan dengan nilai-nilai Islam.
"Berkenaan negeri ini saya harap selalu damai. Jaga persaudaraan, nikmat persatuan ini harus dijaga," jelas Habib Umar melalui siaran pers, Jumat (30/11/2018).
Habib Umar mengimbau umat Islam di Tanah Air untuk selalu bertakwa kepada Allah SWT dalam memandang segala sesuatu. "Hendaknya tidak tergesa-gesa terhadap apa yang tampak dari kejadian-kejadian secara dhahir saja. Tujuannya agar tidak terjerumus kedalam kehancuran dan keburukan sebagaimana telah terjadi hal tersebut atas orang dan bangsa lain," tuturnya.
Menurutnya, gerakan yang mengatasnamakan agama, akan mengakibatkan kehancuran umat dan juga merusak persatuan umat dan kesatuannya.
"Bahkan berakibat pada sedikit maupun banyak- hancurnya tradisi-tradisi umat, menghancurkan kesejahteraannya, kekuatannya, terjadinya pertumpahan darah, rusaknya kehormatan, hilangnya harta benda, dan kerusakan-kerusakan yang sangat besar sebagaimana sudah terlihat dan begitu nyata di hadapan kita," jelas ulama besar dari kota Trim, Hadramaut, Yaman ini.
Habib Umar pun memberikan contoh keteladanan Rasulullah SAW. Menurutnya, Nabi Muhammad tidak melakukan jihad kecuali setelah datang izin dari Allah SWT. Dan setelah mendapatkan izinpun Nabi berusaha mendamaikan sesama kaum muslimin.
"Beliau melakukan perdamaian dengan orang-orang musyrik yang telah memerangi kaum Muslimin. Juga membuat perjanjian damai dengan kelompok-kelompok lain dari orang-orang kafir," ujarnya.
Habib Umar pun kembali menegaskan sekaligus memberikan nasihat, bahwa hendaknya para ulama dan orang-orang yang bernisbat kepada syariat dan agama menjauhi pemahaman-pemahaman yang berdampak buruk terhadap hati, jiwa dan diri mereka.
Menurut Habib Umar, Reuni Akbar itu tak sejalan dengan nilai-nilai Islam.
"Berkenaan negeri ini saya harap selalu damai. Jaga persaudaraan, nikmat persatuan ini harus dijaga," jelas Habib Umar melalui siaran pers, Jumat (30/11/2018).
Habib Umar mengimbau umat Islam di Tanah Air untuk selalu bertakwa kepada Allah SWT dalam memandang segala sesuatu. "Hendaknya tidak tergesa-gesa terhadap apa yang tampak dari kejadian-kejadian secara dhahir saja. Tujuannya agar tidak terjerumus kedalam kehancuran dan keburukan sebagaimana telah terjadi hal tersebut atas orang dan bangsa lain," tuturnya.
Menurutnya, gerakan yang mengatasnamakan agama, akan mengakibatkan kehancuran umat dan juga merusak persatuan umat dan kesatuannya.
"Bahkan berakibat pada sedikit maupun banyak- hancurnya tradisi-tradisi umat, menghancurkan kesejahteraannya, kekuatannya, terjadinya pertumpahan darah, rusaknya kehormatan, hilangnya harta benda, dan kerusakan-kerusakan yang sangat besar sebagaimana sudah terlihat dan begitu nyata di hadapan kita," jelas ulama besar dari kota Trim, Hadramaut, Yaman ini.
Habib Umar pun memberikan contoh keteladanan Rasulullah SAW. Menurutnya, Nabi Muhammad tidak melakukan jihad kecuali setelah datang izin dari Allah SWT. Dan setelah mendapatkan izinpun Nabi berusaha mendamaikan sesama kaum muslimin.
"Beliau melakukan perdamaian dengan orang-orang musyrik yang telah memerangi kaum Muslimin. Juga membuat perjanjian damai dengan kelompok-kelompok lain dari orang-orang kafir," ujarnya.
Habib Umar pun kembali menegaskan sekaligus memberikan nasihat, bahwa hendaknya para ulama dan orang-orang yang bernisbat kepada syariat dan agama menjauhi pemahaman-pemahaman yang berdampak buruk terhadap hati, jiwa dan diri mereka.
(maf)