Karya Seniman Gusmen Heriadi Akan Dipamerkan di Ciptadana Art

Kamis, 22 November 2018 - 18:06 WIB
Karya Seniman Gusmen...
Karya Seniman Gusmen Heriadi Akan Dipamerkan di Ciptadana Art
A A A
JAKARTA - Tahun ini Ciptadana Art Program kembali hadir dan menampilkan karya-karya dari seniman asal Sumatera Barat yang kini menetap dan berkarya di Yogyakarta, Gusmen Heriadi. Gusmen Heriadi lahir pada tahun 1974 di Pariaman, Sumatera Barat dan lulus dari Institut Seni Indonesia (ISI) pada tahun 2005.

Sebagian besar objek yang diangkat oleh Gusmen di dalam karya-karyanya merupakan wujud metafora dari perasaan dan perdebatan mengenai isu budaya dan tradisi dalam kehidupan modern bermasyarakat.

Sebagian besar karya yang diciptakan adalah bukti nyata dari beragam impian, tanggapan perihal kehidupan dan pandangan filosofis sang seniman.
Pemikiran filosofis dan kritis yang banyak ditampilkan dalam karya-karyanya merupakan hasil dari perkembangan kultur dan budaya disertai kebiasaan sehari-hari dan pengaruh dari luasnya pergaulan seni dan proses pembelajarannya.

Kurator seni pameran Ciptadana Art program Emmo Italiander menjelaskan, pihaknya kerap menampilkan dari tahun ke tahun, Ciptadana Art program kembali hadir dalam mempromosikan dialog yang menjembatani komunitas bisnis di Indonesia dan dunia seni yang dinamis.

"Gusmen kerap menampilkan karyanya dalam dua dekade terakhir dan kami sangat antusias untuk dapat menampilkan karya-karya sang seniman di dalam program kami tahun ini," kata Emmo melalui siaran pers, Kamis (22/11/2018).

Emmo menjelaskan, dalam karyanya saat ini, Gusmen Heriadi mengeksplorasi kebanggaan akan 'identitas' manusia dan bagaimana kebanggaan tersebut berdampak pada lingkungan dan kehidupan makhluk lainnya melalui pendefinisian dari segi 'esensi' dan'status'. Sang seniman mengilustrasikan 'esensi' sebagai sesuatu yang mendefinisikan manusia dan semua makhluk hidup di sekitarnya.

"Apa saja kah hal yang membentuk kita? apa yang memisahkan kita? apa yang kita bagikan? Dan tentu saja, apa yang kita abaikan?

Sikap dan rasa hormat terhadap semua makhluk hidup harus sama, tapi sebagaimana dinyatakan oleh para babi penguasa dalam ‘Animal Farm’ karangan penulis ternama George Orwell, 'Semua hewan memang setara, tapi beberapa lebih setara daripada yang lainnya'," ungkapnya.

Di dunia kita, 'esensi manusia' adalah segalanya, saat semua makhluk lain dianggap sebagai barang komoditas atau konsumsi. Kurangnya rasa hormat dapat membahayakan masa depan semua makhluk di muka bumi.

'Status' sejatinya berhubungan dengan penempatan individu dalam hubungannya dengan individu lain di sekitarnya, terutama terkait dengan posisi sosial maupun profesional dan terkait dengan keadaan dan situasi.

Bagi sebagian besar manusia, status menggambarkan posisi mereka di dalam komunitas dan kehidupan bermasyarakat, baik berupa keberhasilan, pencapaian, ataupun kepemilikan.

Bagi hewan, status sifatnya lebih kritis karena menentukan posisi mereka pada rantai evolusi dan kesintasan; terancam, dihargai atau bahkan rentan. Dalam upaya meraih status yang seringkali dilakukan dengan segala cara, manusia bisa keliru menerapkan nilai menurut persepsi merupakan nilai sejati, sehingga mengorbankan dan menguras sumber daya yang berharga.

"DeepSkin-SkinDeep" yang ditampilkan oleh Ciptadana Art Program tahun ini memberi kesempatan bagi para pecinta seni di Indonesia untuk berbagi pikiran, ide, dan impian dengan seniman Gusmen Heriadi.

Pameran dibuka untuk umum mulai Kamis 22 November 2018 hingga Jumat 14 Desember 2018 setiap hari dari jam 9 pagi sampai jam 5 sore bertempat di Ciptadana Art Space lantai 5 Gedung Ciptadana Center.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8258 seconds (0.1#10.140)