Golkar Akui Pilpres Lebih Berefek ke Parpol Asal Capres

Jum'at, 16 November 2018 - 20:44 WIB
Golkar Akui Pilpres...
Golkar Akui Pilpres Lebih Berefek ke Parpol Asal Capres
A A A
JAKARTA - Partai Golkar mengakui daya tarik pemilihan presiden dan wakil presiden (pilpres) lebih tinggi ketimbang pemilihan legislatif (pileg).

Oleh karena itu, tidak heran jika isu yang berkembang lebih terkait pencapresan. "Ketika Pileg disandingkan dengan Pilpres, maka fokus isu dan wacana yang berkembang lebih luas terkait calon presiden dan wakil presiden ketimbang isu caleg dan partai politik," kata Koordinator Bidang Pemenangan Pemilu Sumatera DPP Partai Golkar, Ahmad Doli Kurnia dalam keterangan tertulis yang diterima SINDOnews, Jumat (16/11/2018).

Dolli juga mengakui meski capres dan cawapres diusung oleh gabungan partai politik. Namun figur capres dan cawapres tidak bisa dilepaskan dari asal parpolnya.

"Asosiasi capres/cawapres terhadap partai politik asalnya tak terhindarkan. Itulah maka ada teori 'coat tail effect' dan fakta dari beberapa survei juga menunjukkan bahwa partai politik asal capres/cawapres terdampak positif dari pencalonannya," tuturnya.

Dia pun mengakui apa yang disampaikan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bisa jadi benar.

Seperti diketahui, melalui akun Twitternya, SBY menyebut tidak ada satu pun parpol (yang tak punya capres dalam pemilu serentak) tak utamakan partainya.

"Pernyataan yang disampaikan SBY itu bisa jadi benar," kata Dolli.

Dolli menegaskan Golkar sudah jauh-jauh hari sadar bahwa coat tail effect hanya berpengaruh kepada partai asal capres. Itulah alasan sebelumnya Golkar berusaha keras menjadikan ketua umumnya Airlangga Hartarto menjadi cawapres Jokowi.

Namun, kata dia, bagaimanapun keputusan politik sudah diambil. Tidak ada yang perlu disesali. Kami juga tak punya cukup waktu untuk mengeluh.

"The show must go on. Kita semua harus bertanggung jawab atas pilihan serta keputusan kita. Partai Golkar konsekuen dan tetap konsisten dengan keputusannya sebagai partai politik pertama yang mengusung kembali Pak Jokowi sebagai calon presiden untuk masa bakti yang kedua," katanya.

Dia mengakui efek pencalonan Jokowi terhadap elektoral Partai Golkar kecil. Namun dia menegaskan partainya memiliki strategi menghadapi hal itu.

Doli mengungkapkan, Bidang Pemenangan Pemilu telah mengkalkulasi dan memiliki beberapa skenario sejak pertama kali Golkar mencalonkanJokowi dan saat mendorong Airlangga sebagai cawapres.

"Kami sudah punya cara sendiri untuk memenangkan pileg sekaligus pilpres pada 17 April 2019 nanti," tuturnya.

Kendati demikian, Doli mengakui partainya mengambil pelajaran berharga dari sistem Pemilu di 2019 ini.

"Pengalaman kali ini menghasilkan evaluasi untuk ke depan dalam menghadapi Pemilu 2024. Kami sudah bertekad bahwa Partai Golkar harus memiliki calon presiden sendiri, dan akan kami matangkan pada munas yang akan datang," tuturnya.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1097 seconds (0.1#10.140)