15 Negara Tertarik Program Keluarga Harapan
A
A
A
JAKARTA - Sebanyak 15 negara tertarik dengan keberhasilan Indonesia melaksanakan Program Keluarga Harapan (PKH) atau Conditional Cash Transfer (CCT) untuk penanggulangan kemiskinan.
Ketertarikan itu salah satunya di wujudkan dengan kedatangan 20 orang delegasi dari Nigeria ke Kementerian Sosial (Kemensos) untuk mempelajari PKH. Assistant Project Accountant Negeria Cash Transfer Office Adam Ibraheem Salisu menjelaskan, kunjungan kerja ini dimaksudkan untuk bertukar informasi terkait CCT di negaranya maupun di Indonesia.
“Keberhasilan Indonesia dalam menurunkan angka kemiskinan menarik kami untuk mempelajari bagaimana program ini berjalan,” katanya di kantor Kemensos, Jakarta, kemarin.
Nigeria sebagai negara yang baru menerapkan CCT, kata dia, harus banyak belajar dari berbagai negara di antaranya seperti Indonesia yang menerapkan sejak 2007. “Usia CCT kami baru dua tahun. Untuk itu, pemerintah kami mengirimkan sejumlah tim ke negara-negara yang mempunyai pengalaman menerapkan CCT seperti Indonesia,” kata Adam.
Selain Indonesia dan Nigeria, negara yang telah menerapkan program pengentasan kemiskinan ini adalah Brasil dan Kenya. “Indonesia sebagai negara besar mempunyai infrastruktur CCT sangat bagus dan sistem yang baik,” kata nya.
Adam mengakui penerapan PKH mempunyai banyak kelebihan seperti adanya tim sangat kuat dan mendapatkan dukungan kebijakan dari pemerintah. “Kita akan memperbaiki kekurangan penerapan CCT di Nigeria setelah belajar dari Indonesia dan sejumlah negara.
Kelebihan yang dipunyai Indonesia akan coba dikolaborasikan dengan penerapan CCT di negara kami mengingat adanya perbedaan sistem,” katanya. Dalam kesempatan sama, Direktur Jaminan Sosial Keluarga Direktorat Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos Nur Pujianto mengapresiasi kunjungan delegasi Nigeria.
“Kita jelaskan semua mengenai penerapan PKH kepada delegasi Nigeria,” ujarnya. Nur Pujianto mencontohkan salah satu keberhasilan PKH adalah dengan adanya kontrol dan bimbingan ketat pada keluarga penerima manfaat (KPM) yang dilakukan pendamping PKH dan pekerja sosial (peksos) supervisor.
“Dalam melakukan pengawasan dan bimbingan kepada KPM, kita lakukan berjenjang dan mereka bertanggung jawab langsung pada Kementerian Sosial,” katanya. Pada kesempatan itu, Nur Pujianto menjelaskan, bagaimana PKH bekerja dan capaiannya dalam menurunkan angka kemiskinan di Indonesia seperti pencairan dana PKH tahap III yang mencapai 99,6%.
“Komitmen kami sangat kuat untuk mengentaskan kemiskinan. Hal itu mendorong pemerintah meningkatkan anggaran PKH tahun depan,” ujar Nur. Sebelumnya sebanyak 14 negara telah melakukan studi keberhasilan PKH.
Mereka antara lain, Malaysia, Filipina,Timor Leste, Myanmar, Fiji, Papua Nugini, Vietnam, Mongolia, Korea, Laos, Pakistan, Uzbekistan, dan Azerb aijan. Dalam kesempatan itu, Sayed Mahmood, delegasi dari Pakistan, menanyakan tentang pemutakhiran data PKH dan pihak yang melakukannya.
Kasubdit Validasi dan Terminasi Slamet Santoso menjelaskan, saat ini pendamping yang melakukan pemutakhiran data untuk kemudian diinput pada SIM PKH. Delegasi keempat belas negara tersebut juga diajak bertatap muka langsung dengan keluarga penerima manfaat di DKI Jakarta. (Binti Mufarida)
Ketertarikan itu salah satunya di wujudkan dengan kedatangan 20 orang delegasi dari Nigeria ke Kementerian Sosial (Kemensos) untuk mempelajari PKH. Assistant Project Accountant Negeria Cash Transfer Office Adam Ibraheem Salisu menjelaskan, kunjungan kerja ini dimaksudkan untuk bertukar informasi terkait CCT di negaranya maupun di Indonesia.
“Keberhasilan Indonesia dalam menurunkan angka kemiskinan menarik kami untuk mempelajari bagaimana program ini berjalan,” katanya di kantor Kemensos, Jakarta, kemarin.
Nigeria sebagai negara yang baru menerapkan CCT, kata dia, harus banyak belajar dari berbagai negara di antaranya seperti Indonesia yang menerapkan sejak 2007. “Usia CCT kami baru dua tahun. Untuk itu, pemerintah kami mengirimkan sejumlah tim ke negara-negara yang mempunyai pengalaman menerapkan CCT seperti Indonesia,” kata Adam.
Selain Indonesia dan Nigeria, negara yang telah menerapkan program pengentasan kemiskinan ini adalah Brasil dan Kenya. “Indonesia sebagai negara besar mempunyai infrastruktur CCT sangat bagus dan sistem yang baik,” kata nya.
Adam mengakui penerapan PKH mempunyai banyak kelebihan seperti adanya tim sangat kuat dan mendapatkan dukungan kebijakan dari pemerintah. “Kita akan memperbaiki kekurangan penerapan CCT di Nigeria setelah belajar dari Indonesia dan sejumlah negara.
Kelebihan yang dipunyai Indonesia akan coba dikolaborasikan dengan penerapan CCT di negara kami mengingat adanya perbedaan sistem,” katanya. Dalam kesempatan sama, Direktur Jaminan Sosial Keluarga Direktorat Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos Nur Pujianto mengapresiasi kunjungan delegasi Nigeria.
“Kita jelaskan semua mengenai penerapan PKH kepada delegasi Nigeria,” ujarnya. Nur Pujianto mencontohkan salah satu keberhasilan PKH adalah dengan adanya kontrol dan bimbingan ketat pada keluarga penerima manfaat (KPM) yang dilakukan pendamping PKH dan pekerja sosial (peksos) supervisor.
“Dalam melakukan pengawasan dan bimbingan kepada KPM, kita lakukan berjenjang dan mereka bertanggung jawab langsung pada Kementerian Sosial,” katanya. Pada kesempatan itu, Nur Pujianto menjelaskan, bagaimana PKH bekerja dan capaiannya dalam menurunkan angka kemiskinan di Indonesia seperti pencairan dana PKH tahap III yang mencapai 99,6%.
“Komitmen kami sangat kuat untuk mengentaskan kemiskinan. Hal itu mendorong pemerintah meningkatkan anggaran PKH tahun depan,” ujar Nur. Sebelumnya sebanyak 14 negara telah melakukan studi keberhasilan PKH.
Mereka antara lain, Malaysia, Filipina,Timor Leste, Myanmar, Fiji, Papua Nugini, Vietnam, Mongolia, Korea, Laos, Pakistan, Uzbekistan, dan Azerb aijan. Dalam kesempatan itu, Sayed Mahmood, delegasi dari Pakistan, menanyakan tentang pemutakhiran data PKH dan pihak yang melakukannya.
Kasubdit Validasi dan Terminasi Slamet Santoso menjelaskan, saat ini pendamping yang melakukan pemutakhiran data untuk kemudian diinput pada SIM PKH. Delegasi keempat belas negara tersebut juga diajak bertatap muka langsung dengan keluarga penerima manfaat di DKI Jakarta. (Binti Mufarida)
(nfl)