Kagumi Buya Syafii Maarif, Jokowi Ajak Milenial Optimistis

Senin, 12 November 2018 - 12:23 WIB
Kagumi Buya Syafii Maarif, Jokowi Ajak Milenial Optimistis
Kagumi Buya Syafii Maarif, Jokowi Ajak Milenial Optimistis
A A A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengakui mengagumi mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Buya Syafii Maarif yang meski usianya kini sudah 83 tahun, tapi tidak kenal lelah.

“Terus memberikan masukan kepada saya, langsung datang ke Istana atau lewat telepon. Semangat beliau masih seperti milenial,” puji Presiden Jokowi saat menerima peserta Kongres Indonesia Millenial Movement Tahun 2018 di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Senin (12/11/2018) pagi, seperti dikutip dari laman setkab.go.id.

Menurut dia, semangat milenial Buya Syafifi Maarif akan muncul apalagi jika berbicara masalah persatuan, masalah persaudaraan, dan bicara mengenai kemajuan Indonesia, memajukan Indonesia.
Harus disadari, kata dia, tantangan ke depan semakin berat. Apalagi dengan kondisi negara kita yang memang berbeda-beda dan berwarna-warni.
Revolusi Industri 4.0, kata Jokowi, telah membuat perubahan dunia berjalan sangat cepat sekali. Namun kecepatan perubahan ini, menurut Presiden, harus terus diwaspadai agar jangan sampai perubahan ini membawa masyarakat ke dalam intoleransi dan ekstremisme.

Dia berharapkan dengan adanya pertemuan seperti yang digelar Maarif Institute itu, semuanya bergerak bersama-sama untuk membawa negara ini ke dalam sebuah kemajuan, tetapi dengan cara-cara yang sejuk, cara-cara yang baik.

“Selalu saya sampaikan marilah kita hijrah dari ujaran kebencian ke ujaran kebenaran. Hijrah dari pesimisme ke optimisme. Hijrah dari pola-pola konsumtif ke pola-pola yang produktif. Hijrah dari kegaduhan-kegaduhan ke persatuan dan kerukunan. Karena itulah yang dibutuhkan,” tutur Presiden.

Jokowi juga menyampaikan keyakinannya, negara Indonesia akan menjadi empat besar ekonomi terkuat di dunia.

"Insya Allah di tahun 2045. Artinya, peserta Kongres Indonesia Millenial yang nanti menikmati, karena mereka yang akan memimpin negara ini di 2040-2045," tuturnya,

Namun, dia menuturkan, proses menuju ke sana itu tidak mudah, tidak ringan, penuh hambatan dan tantangan karena Indonesia adalah negara besar. Oleh sebab itu, lanjut dia, fondasi-fondasi menuju ke sana harus diperkuat.

“Infrastruktur, yang menjadi fondasi ini harus diperkuat. Pembangunan SDM juga harus fokus dan menjadi perhatian kita. Tanpa itu, jangan bermimpi kita bisa bersaing dan berkompetisi dengan negara lain,” tuturnya.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0475 seconds (0.1#10.140)