Pertemuan Pengurus Almisbat dan Ansor Bahas Sejumlah Masalah
A
A
A
JAKARTA - Berbagai persoalan kebangsaan jadi tema dominan dalam dialog antara sejumlah Pengurus Nasional Aliansi Masyarakat Sipil untuk Indonesia Hebat (Almisbat) dengan Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) di Jakarta, Senin 5 November 2018, malam.
Seperti diketahui, GP Ansor belakangan jadi sorotan pasca insiden pembakaran bendera Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) oleh anggota Barisan Serbaguna (Banser) pada perayaan Hari Santri Nasional (HSN) di Garut beberapa waktu lalu.
"Almisbat dan GP Ansor ada di garis perjuangan yang sama dalam banyak hal, terutama yang berkaitan dengan isu demokrasi, toleransi, dan NKRI, " kata Ketua Umum Almisbat, Hendrik Sirait melalui siaran pers, Selasa (6/11/2018).
Garis perjuangan itu, tambah Hendrik, telah final dan menjadi marwah setiap pengurus dan jaringan Almisbat di seluruh Indonesia. Di tengah situasi ini, tambahnya, banyak kalangan seperti terjebak dalam ketakutan dan memilih jadi mayoritas diam.
Pada kesempatan dialog itu, Hendrik juga menyampaikan apresiasi kepada GP Ansor yang selama ini komitmen menjaga keIndonesiaan. "Kami sangat menghargai komitmen GP Ansor terhadap kebangsaan dan kenegaraan," ucapnya.
"Oleh karena itu Almisbat tidak akan pernah membiarkan GP Ansor sendirian dalam perjuangan ini. You'll never walk alone," tegas Hendrik, sosok yang pernah jadi korban penculikan dan tahanan politik semasa rezim Orde Baru berkuasa.
Ketua Umum GP Ansor, Yaqut Cholil Qoumas atau akrab disapa Gus Yaqut, pada kesempatan itu menegaskan bahwa GP Ansor selalu siap mengawal kebangsaan dan NKRI dalam kondisi apapun.
"Kami berpegang teguh pada amanah dari para Kyai kami yang dulu ikut berjuang mendirikan negara ini, " ujarnya.
Terkait pembakaran bendera HTI di Garut, tambahnya, itu merupakan respons spontanitas akibat provokasi yang sistematis dilakukan oleh pihak-pihak yang memanfaatkan perayaan HSN.
"Kami sebetulnya sudah mengetahui akan adanya provokasi tersebut sehingga mengeluarkan protap untuk mengantisipasinya," tambahnya.
Namun menurutnya, perhatian penting mestinya bukan pada soal pembakaran itu semata, melainkan pada upaya semua elemen bangsa untuk melawan opini dan gerakan untuk meruntuhkan NKRI dengan masyarakatnya yang majemuk.
Karena itu Gus Yaqut menyambut baik dukungan dan prospek kerja sama dengan Almisbat untuk merawat keberagaman untuk tetap tegaknya NKRI.
"Peran dan dukungan dari elemen masyarakat sipil seperti Almisbat sangat penting. Meskipun GP Ansor memiliki jutaan anggota, namun perjuangan ini mestinya jadi concern kita sebagai anak bangsa," kata Gus Yaqut.
Seperti diketahui, GP Ansor belakangan jadi sorotan pasca insiden pembakaran bendera Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) oleh anggota Barisan Serbaguna (Banser) pada perayaan Hari Santri Nasional (HSN) di Garut beberapa waktu lalu.
"Almisbat dan GP Ansor ada di garis perjuangan yang sama dalam banyak hal, terutama yang berkaitan dengan isu demokrasi, toleransi, dan NKRI, " kata Ketua Umum Almisbat, Hendrik Sirait melalui siaran pers, Selasa (6/11/2018).
Garis perjuangan itu, tambah Hendrik, telah final dan menjadi marwah setiap pengurus dan jaringan Almisbat di seluruh Indonesia. Di tengah situasi ini, tambahnya, banyak kalangan seperti terjebak dalam ketakutan dan memilih jadi mayoritas diam.
Pada kesempatan dialog itu, Hendrik juga menyampaikan apresiasi kepada GP Ansor yang selama ini komitmen menjaga keIndonesiaan. "Kami sangat menghargai komitmen GP Ansor terhadap kebangsaan dan kenegaraan," ucapnya.
"Oleh karena itu Almisbat tidak akan pernah membiarkan GP Ansor sendirian dalam perjuangan ini. You'll never walk alone," tegas Hendrik, sosok yang pernah jadi korban penculikan dan tahanan politik semasa rezim Orde Baru berkuasa.
Ketua Umum GP Ansor, Yaqut Cholil Qoumas atau akrab disapa Gus Yaqut, pada kesempatan itu menegaskan bahwa GP Ansor selalu siap mengawal kebangsaan dan NKRI dalam kondisi apapun.
"Kami berpegang teguh pada amanah dari para Kyai kami yang dulu ikut berjuang mendirikan negara ini, " ujarnya.
Terkait pembakaran bendera HTI di Garut, tambahnya, itu merupakan respons spontanitas akibat provokasi yang sistematis dilakukan oleh pihak-pihak yang memanfaatkan perayaan HSN.
"Kami sebetulnya sudah mengetahui akan adanya provokasi tersebut sehingga mengeluarkan protap untuk mengantisipasinya," tambahnya.
Namun menurutnya, perhatian penting mestinya bukan pada soal pembakaran itu semata, melainkan pada upaya semua elemen bangsa untuk melawan opini dan gerakan untuk meruntuhkan NKRI dengan masyarakatnya yang majemuk.
Karena itu Gus Yaqut menyambut baik dukungan dan prospek kerja sama dengan Almisbat untuk merawat keberagaman untuk tetap tegaknya NKRI.
"Peran dan dukungan dari elemen masyarakat sipil seperti Almisbat sangat penting. Meskipun GP Ansor memiliki jutaan anggota, namun perjuangan ini mestinya jadi concern kita sebagai anak bangsa," kata Gus Yaqut.
(maf)