Ini Daftar 16 Anak Muda Potensial Calon Pemimpin Nasional 2024
A
A
A
YOGYAKARTA - Sebanyak 16 tokoh muda potensial mencuat namanya di era digital masuk dalam radar calon pemimpin nasional 2024. Nama-nama capres milenial ini muncul dari riset Jaringan Muda Produktif Indonesia (JMPI).
Secara khusus JMPI merilis hasil riset mereka ini di Yogyakarta, Minggu (28/10/2018). Nama-nama tokoh muda memiliki keahlian masing-masing dan sudah sering muncul di berbagai pemberitaan di tanah air.
Mereka adalah Ustad Abdul Somad, Dahnil Azhar Simanjuntak, Yaqut Cholil Choumas, Agus Harimurti Yudhoyono, Ahmad Hanafi Rais, Anindra Ardiansyah Bakrie, Raja Sapta Oktohari, M Romahurmudzy. Ada juga nama Grace Natalie, Najwa Shihab, Nadiem Makarim, Fadly Amran, Adnan Purichta Ichsan, Dimas Okky Nugroho, Emil Elistianto Dardak serta Sabrang Mowo Damar Panuluh.
Jurus Bicara JMPI Subkhi Ridho MA PhD (can) menyebut di usianya yang 90 Sumpah Pemuda, bangsa ini menghadapi tahun-tahun politik yang penuh dengan cobaan dan tantangan yang sangat luar biasa.
Problem kesejahteraan dan pemerataan serta keadilan sosial masih menjadi isu utama. Penegakan hukum masih kurang konsisten. Begitu juga dengan reformasi birokrasi dan pelayanan publik juga masih terus berjuang untuk menjadi yang lebih baik.
"Itu semua terjadi lantaran masih kuatnya oligarki dan dominasi serta kesenjangan sosial ekonomi politik," jelas Subkhi didampingi dosen Fisip UAJY Dr Lukas Ispandriarno serta Ridha Kusnawati selaku pegiat digital creative.
Berkaitan dengan itu, maka proses regenerasi politik perlu kiranya saat ini anak muda menyuarakan dan mendesakan ide-ide perbaikan serta aksi-aksi inovatif yang mampu menggugah kesadaran untuk bergerak sekaligus mendorong agenda-agenda politik, ekonomi dan budaya secara lebih transformatif.
Regenerasi dan kaderisasi nasional dibutuhkan supaya sistem perpolitikan Indonesia tidak oligarki dan hanya didominasi oleh kalangan generasi tua. Apalagi sekarang ini Indonesia sudah menikmati bonus demografi, ditandai jumlah generasi milenal saat ini hampir menyentuh angka 90 juta orang
"JMPI mencoba menawarkan sejumlah nilai dan kriteria atau indikator, serta nama pemimpin-pemimpin anak muda potensial yang mampu membawa semangat baru," tambahnya.
Ridho menyebut era digital memang memberikan kesempatan bagi kalangan muda tampil memimpin Indonesia. Menurutnya ini adalah momentum yang luar biasa di saat sitausi poilitik yang panas. Cukup mengkhawatirkan apabila kaum muda tidak melakukan kegiatan yang produktif,” katanya.
16 nama yang ditawarkan tersebut, lanjut dia, merupakan anak muda potensial yang mampu membawa semangat baru, sehingga Indonesia bisa menjadi lebih baik, lebih guyub, dan lebih responsif terhadap kemajuan, bukan sebagai penonton namun sebagai pemain utama atau pemimpin.
Sementara itu Dr Lukas Suryanto Ispandriarna MA mengapresiasi hasil riset tersebut yang menunjukkan optimisme bangsa Indonesia ke depan. Perpaduan komponen yang menarik itu bisa menghasilkan pemimpin ke depan.
Secara khusus JMPI merilis hasil riset mereka ini di Yogyakarta, Minggu (28/10/2018). Nama-nama tokoh muda memiliki keahlian masing-masing dan sudah sering muncul di berbagai pemberitaan di tanah air.
Mereka adalah Ustad Abdul Somad, Dahnil Azhar Simanjuntak, Yaqut Cholil Choumas, Agus Harimurti Yudhoyono, Ahmad Hanafi Rais, Anindra Ardiansyah Bakrie, Raja Sapta Oktohari, M Romahurmudzy. Ada juga nama Grace Natalie, Najwa Shihab, Nadiem Makarim, Fadly Amran, Adnan Purichta Ichsan, Dimas Okky Nugroho, Emil Elistianto Dardak serta Sabrang Mowo Damar Panuluh.
Jurus Bicara JMPI Subkhi Ridho MA PhD (can) menyebut di usianya yang 90 Sumpah Pemuda, bangsa ini menghadapi tahun-tahun politik yang penuh dengan cobaan dan tantangan yang sangat luar biasa.
Problem kesejahteraan dan pemerataan serta keadilan sosial masih menjadi isu utama. Penegakan hukum masih kurang konsisten. Begitu juga dengan reformasi birokrasi dan pelayanan publik juga masih terus berjuang untuk menjadi yang lebih baik.
"Itu semua terjadi lantaran masih kuatnya oligarki dan dominasi serta kesenjangan sosial ekonomi politik," jelas Subkhi didampingi dosen Fisip UAJY Dr Lukas Ispandriarno serta Ridha Kusnawati selaku pegiat digital creative.
Berkaitan dengan itu, maka proses regenerasi politik perlu kiranya saat ini anak muda menyuarakan dan mendesakan ide-ide perbaikan serta aksi-aksi inovatif yang mampu menggugah kesadaran untuk bergerak sekaligus mendorong agenda-agenda politik, ekonomi dan budaya secara lebih transformatif.
Regenerasi dan kaderisasi nasional dibutuhkan supaya sistem perpolitikan Indonesia tidak oligarki dan hanya didominasi oleh kalangan generasi tua. Apalagi sekarang ini Indonesia sudah menikmati bonus demografi, ditandai jumlah generasi milenal saat ini hampir menyentuh angka 90 juta orang
"JMPI mencoba menawarkan sejumlah nilai dan kriteria atau indikator, serta nama pemimpin-pemimpin anak muda potensial yang mampu membawa semangat baru," tambahnya.
Ridho menyebut era digital memang memberikan kesempatan bagi kalangan muda tampil memimpin Indonesia. Menurutnya ini adalah momentum yang luar biasa di saat sitausi poilitik yang panas. Cukup mengkhawatirkan apabila kaum muda tidak melakukan kegiatan yang produktif,” katanya.
16 nama yang ditawarkan tersebut, lanjut dia, merupakan anak muda potensial yang mampu membawa semangat baru, sehingga Indonesia bisa menjadi lebih baik, lebih guyub, dan lebih responsif terhadap kemajuan, bukan sebagai penonton namun sebagai pemain utama atau pemimpin.
Sementara itu Dr Lukas Suryanto Ispandriarna MA mengapresiasi hasil riset tersebut yang menunjukkan optimisme bangsa Indonesia ke depan. Perpaduan komponen yang menarik itu bisa menghasilkan pemimpin ke depan.
(maf)