Santri Bisa Jadi Pionir Kampanye Perdamaian

Kamis, 25 Oktober 2018 - 17:15 WIB
Santri Bisa Jadi Pionir Kampanye Perdamaian
Santri Bisa Jadi Pionir Kampanye Perdamaian
A A A
JAKARTA - Di era milinenial saat ini, para santri tidak hanya dituntut untuk memperkokoh ahklak.Santri juga dituntut mengembangkan ilmu pengetahuan umum dan wawasan kebangsaan dalam upaya untuk menjaga persatuan dan melindungi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari ancaman radikalisme dan terorisme.Dengan memperdalam ilmu pengetahuan umum dan wawasan kebangsaan, para santri juga harus bisa menjalankan berbagai kewajiban-kewajiban ikut menyejahterakan bangsa ini secara utuh.
“Di sinilah kematangan yang harus bisa dicapai oleh para santri, mulai dari kematangan spiritual, sosial, intelektual dan kematangan-kematangan lainnya termasuk kematangan untuk bisa berbeda di dalam bermazhab, maupun berbeda dalam kehidupan. Kematangan yang dimiliki santri itulah sehingga nantinya mampu untuk menciptakan NKRI yang lebih kokoh,” tutur Ketua Umum Ikatan Dai Indonesia (Ikadi) Prof Dr Ahmad Satori Ismail, di Jakarta, Rabu 24 Oktober 2018.

Dalam memeringati Hari Santri Nasional, pada era milenial ini para santri juga harus bisa mengembangkan diri dalam meneruskan estafet perjuangan jihad santri di masa lalu.Apalagi, salah satu yang berperan dalam membangun bangsa ini adalah para ulama.“Para ulama inilah yang kemudian membina para santri yang dengan tulus ikhlas dan mau berjuang. Dari sinilah diharapkan para para santri itu bisa menghayati perjuangan para pendahulunya dan dapat menjadi penerus perjuangan mereka untuk menjaga NKRI ini dari berbagai macam rong-rongan seperti radikalisme, terorisme ataupun rong-rongan separatisme dan sebagainya,” tutur anggota Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini.Dengan berkembangnya teknologi informasi yang sangat pesat saat ini, kata dia, para santri juga dituntut untuk mampu mengembangkan wawasan Islam yang moderat dan kebangsaan dalam rangka membangun NKRI.
Di era saat ini, lanjut dia, sudah menjadi keharusan bagi santri untuk mengikuti perkembangan di bidang tekhnologi informatika. Jika tidak, para santri akan mengalami ketertinggalan.“Di era sekarang ini tentunya suatu hal wajib dilakukan para santri bahwa para santri harus bisa menguasai teknologi informasi dan lain sebagainya," tuturnya.Oleh karena itu, kata dia, pengelola pesantren atau orang-orang yang menjadi tenaga pendidik di pesantren untuk bisa menyiapkan agar para santri "lebih melek" dalam masalah teknologi ataupun informatika.Dia menilai pesantren sekarang tidak seperti pesantren tradisional pada zaman dahulu yang saat itu tidak mengajarkan pengetahuan umum.“Para santri di hampir semua pesantren sekarang ini sudah mengenalkan dan memasukkan mata pelajaran yang berstandar nasional, yaitu baik mulai dari tingkat pendidikan Ibtidaiyah, Tsanawiyah dan juga Aliyah sekarang itu sudah masuk pelajaran-pelajaran umum seperti yang diajarkan di sekolah pada umumnya,” tuturnya.Dengan mampu menguasai teknologi informasi dan pengetahuan umum, kata dia, para santri tidak hanya melakukan kegiatan di lingkungan pesantren dan masjid-masjid.“Para santri harus bisa berkiprah di dalam memperbaiki semua aspek bidang yang ada di negara ini baik dari aspek pendidikan, sosial, ekonomi, politik dan sebagainya. Jadi para santri mulai saat ini harus bisa ikut bersama-sama membangun bangsa ini dari berbagai aspek itu,” tuturnya.
Terkait maraknya berita bohong (hoaks) dan ujaran kebencian yang marak di media sosial, kata dia, para santri juga harus bisa menjadi garda terdepan dalam mengampanyekan perdamaian, melawan permusuhan, fitnah dan ujaran kebencian yang dapat merusak persatuan.

Para santri dikatakannya juga harus menjadi pioner untuk menyampaikan perdamaian negara, dan menyuarakan perdamaian di lingkungan masyarakat."Berdasrkan pendidikan-pendidikan yang diajarkan dalam Alquran dan Assunah itu, kita ini harus menjadi orang terbaik, berbicara hanya yang baik, tidak boleh berbicara menyakitkan orang lain,” tuturnyaOleh karena itu, sambung dia, para santri harus bisa menjadi pionir dalam mengampanyekan perdamaian. Misalnya, melalui media sosial, para santri harus bisa melawan hoaks dan ujaran kebencian untuk menjaga perdamaian negeri ini.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.2661 seconds (0.1#10.140)