Sosialisasikan Manfaat Nuklir, Bapeten Gandeng Wartawan dan Blogger
A
A
A
JAKARTA - Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) terus berupaya menghapus stigma negatif masyarakat terhadap teknologi nuklir.
Selain mengawasi pemanfaatan nuklir, Bapeten juga memperkenalkan dan mengedukasi teknologi nuklir secara lengkap.
“Kami ingin memberi informasi seluas-luasnya tentang efek positif nuklir. Animo dari teman-teman media, blogger dan vlogger cukup besar dan kita berharap masyarakat bisa mengenal lebih dekat apa itu nuklir,” kata Kepala Biro Hukum dan Organisasi (BHO) Bapeten, Taruniyati Handayani di Jakarta.
Taruniyati Handayani menegaskan teknologi nuklir bukan hanya memiliki efek negatif, namun ada hal positif yang perlu disampaikan kepada publik. Selama ini, kata dia, nuklir sangat akrab dengan bom atau sesuatu yang negatif. Padahal, nuklir bisa dimanfaatkan dalam hal positif seperti mengawasi dan melindungi masyarakat. Contohnya CT scan dalam dunia kesehatan.
“Ada dua pesan Presiden Jokowi soal nuklir ini. Pertama, Pak Presiden berpesan kepada Kementerian Perhubungan agar memasang Radiation Portal Monitoring (RPM) di pelabuhan dan objek-objek vital. Kedua, Pak Jokowi meminta kepada kementerian dan lembaga yang memakai zat radio aktif agar meminta izin kepada Bapeten sebagai lembaga pengawas,” tuturnya.
Taruniyati mencontohkan, meskipun lembaga pemerintah, ternyata ada sekitar 20 body scanner di lapas yang berada di bawah Kemenkumham itu mengandung zat radioaktif. Mereka tidak thau kalau harus minta izin ke Bapeten.
“Karena itu kami mengundang teman-teman media, untuk mengenal dan menyuarakan informasi mengenai radioaktif ini. Kami juga terus bersosialisasi untuk mengenalkan nuklir ini seluas-luasnya,” katanya sambil mengajak puluhan awak media, blogger dan vlogger ke objek pengawasan vital yaitu reaktor nuklir di kawasan Serpong, Rabu (26/9/2018).
Dia mengakui Indonesia belum memiliki reaktor nuklir. Namun, untuk eksperimen penelitian sudah punya bahkan mencapai tiga unit. Dalam waktu dekat Kemenkopolhukam dan Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) akan memotori untuk membuat alat untuk mendeteksi zat radioaktif yang dikenal sebagai RPM di bawah pengawasan Bapeten.
Selain mengawasi pemanfaatan nuklir, Bapeten juga memperkenalkan dan mengedukasi teknologi nuklir secara lengkap.
“Kami ingin memberi informasi seluas-luasnya tentang efek positif nuklir. Animo dari teman-teman media, blogger dan vlogger cukup besar dan kita berharap masyarakat bisa mengenal lebih dekat apa itu nuklir,” kata Kepala Biro Hukum dan Organisasi (BHO) Bapeten, Taruniyati Handayani di Jakarta.
Taruniyati Handayani menegaskan teknologi nuklir bukan hanya memiliki efek negatif, namun ada hal positif yang perlu disampaikan kepada publik. Selama ini, kata dia, nuklir sangat akrab dengan bom atau sesuatu yang negatif. Padahal, nuklir bisa dimanfaatkan dalam hal positif seperti mengawasi dan melindungi masyarakat. Contohnya CT scan dalam dunia kesehatan.
“Ada dua pesan Presiden Jokowi soal nuklir ini. Pertama, Pak Presiden berpesan kepada Kementerian Perhubungan agar memasang Radiation Portal Monitoring (RPM) di pelabuhan dan objek-objek vital. Kedua, Pak Jokowi meminta kepada kementerian dan lembaga yang memakai zat radio aktif agar meminta izin kepada Bapeten sebagai lembaga pengawas,” tuturnya.
Taruniyati mencontohkan, meskipun lembaga pemerintah, ternyata ada sekitar 20 body scanner di lapas yang berada di bawah Kemenkumham itu mengandung zat radioaktif. Mereka tidak thau kalau harus minta izin ke Bapeten.
“Karena itu kami mengundang teman-teman media, untuk mengenal dan menyuarakan informasi mengenai radioaktif ini. Kami juga terus bersosialisasi untuk mengenalkan nuklir ini seluas-luasnya,” katanya sambil mengajak puluhan awak media, blogger dan vlogger ke objek pengawasan vital yaitu reaktor nuklir di kawasan Serpong, Rabu (26/9/2018).
Dia mengakui Indonesia belum memiliki reaktor nuklir. Namun, untuk eksperimen penelitian sudah punya bahkan mencapai tiga unit. Dalam waktu dekat Kemenkopolhukam dan Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) akan memotori untuk membuat alat untuk mendeteksi zat radioaktif yang dikenal sebagai RPM di bawah pengawasan Bapeten.
(dam)