Di Rumah Prabowo, Kwik Kian Gie Ungkap Dicuekin Mega dan Jokowi
A
A
A
JAKARTA - Ekonom sekaligus Kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Kwik Kian Gie telah melakukan pertemuan dengan Pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Usai pertemuan, Kwik Kian Gie mengakui pernah menulis sebuah buku yang berisikan pemikirannya di bidang ekonomi pada tahun 2004 silam.
"Booklet, buku kecil yang judulnya platform presiden," ujar Kwik usai pertemuan di Rumah Prabowo, Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (17/9/2018) malam.
Dia berharap saat itu, pasangan calon dalam Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2004 silam yang terpilih bisa memerhatikan bukunya itu. Namun, tidak ada pasangan calon dalam Pilpres 2004 silam itu yang merespons, termasuk Megawati Soekarnoputri-Hasyim Muzadi.
"Tidak ada respons sama sekali, tidak ada perhatian sama sekali dari siapapun juga," tutur mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional era Presiden Megawati Soekarnoputri itu.
Kemudian, dia mengaku kembali menulis sebuah buku pada tahun 2009. Namun, hasilnya nihil. "Bukunya masih ada semua, jadi kalau anda berminat masih ada semua, tidak ada respons sama sekali," kata mantan Menteri Koordinator bidang Ekonomi, Keuangan dan Industri era Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu.
Lalu pada tahun 2014 lalu, Kwik mengaku ingin memperbarui bukunya tersebut dengan keadaan saat itu. "Tapi ketika saya baca yang tahun 2009 itu masih relevan. Jadi tidak jadi," katanya.
Dia melanjutkan bahwa sejauh ini Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak pernah mengajaknya berdiskusi mengenai persoalan ekonomi. "Sekarang khusus mengenai Pak Jokowi, apa pernah mengajak saya bicara, tidak," ucapnya.
Dia pun mengaku pernah menyerahkan pemikirannya di bidang ekonomi dalam bentuk hard copy maupun soft copy kepada Presiden Jokowi. "Satu kata pun tidak ada reaksi, tidak ada sambutan apa-apa," tandasnya.
Maka itu, Kwik merasa senang dipanggil Prabowo Subianto untuk memberikan pemikirannya di bidang ekonomi. "Ternyata Pak Prabowo mempunyai perhatian yang begitu besar dan intensif, dibaca satu persatu kuning-kuning, ini saya diajak diskusi," jelasnya.
Kwik mengaku sudah bersahabat lama dengan Prabowo. "Bahkan saya sahabat ayahnya Pak Prabowo, Prof Sumitro Djojohadikusumo almarhum, beda usia jauh, cuma merasa dekat selalu oleh karena satu alumni Rotterdam. Jadi kalau ini sudah lama dekat sudah lama diskusi," katanya.
"Booklet, buku kecil yang judulnya platform presiden," ujar Kwik usai pertemuan di Rumah Prabowo, Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (17/9/2018) malam.
Dia berharap saat itu, pasangan calon dalam Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2004 silam yang terpilih bisa memerhatikan bukunya itu. Namun, tidak ada pasangan calon dalam Pilpres 2004 silam itu yang merespons, termasuk Megawati Soekarnoputri-Hasyim Muzadi.
"Tidak ada respons sama sekali, tidak ada perhatian sama sekali dari siapapun juga," tutur mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional era Presiden Megawati Soekarnoputri itu.
Kemudian, dia mengaku kembali menulis sebuah buku pada tahun 2009. Namun, hasilnya nihil. "Bukunya masih ada semua, jadi kalau anda berminat masih ada semua, tidak ada respons sama sekali," kata mantan Menteri Koordinator bidang Ekonomi, Keuangan dan Industri era Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu.
Lalu pada tahun 2014 lalu, Kwik mengaku ingin memperbarui bukunya tersebut dengan keadaan saat itu. "Tapi ketika saya baca yang tahun 2009 itu masih relevan. Jadi tidak jadi," katanya.
Dia melanjutkan bahwa sejauh ini Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak pernah mengajaknya berdiskusi mengenai persoalan ekonomi. "Sekarang khusus mengenai Pak Jokowi, apa pernah mengajak saya bicara, tidak," ucapnya.
Dia pun mengaku pernah menyerahkan pemikirannya di bidang ekonomi dalam bentuk hard copy maupun soft copy kepada Presiden Jokowi. "Satu kata pun tidak ada reaksi, tidak ada sambutan apa-apa," tandasnya.
Maka itu, Kwik merasa senang dipanggil Prabowo Subianto untuk memberikan pemikirannya di bidang ekonomi. "Ternyata Pak Prabowo mempunyai perhatian yang begitu besar dan intensif, dibaca satu persatu kuning-kuning, ini saya diajak diskusi," jelasnya.
Kwik mengaku sudah bersahabat lama dengan Prabowo. "Bahkan saya sahabat ayahnya Pak Prabowo, Prof Sumitro Djojohadikusumo almarhum, beda usia jauh, cuma merasa dekat selalu oleh karena satu alumni Rotterdam. Jadi kalau ini sudah lama dekat sudah lama diskusi," katanya.
(kri)