Bus Salawat Setop Beroperasi Tanggal 16 September
A
A
A
MEKKAH - Bus salawat hingga saat ini masih melayani para jamaah saat berada di Kota Mekkah. Bus ini akan menghentikan operasinya pada 16 September mendatang.
“Bus Salawat terakhir beroperasi tanggal 16 September bersamaan dengan kloter terakhir yang ke Madinah. Layanan bus salawat akan berakhir setelah jamaah haji seluruhnya meninggalkan Mekkah,” ujar Kepala Bidang Transportasi Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Subhan Cholid di Mekkah, Senin (10/9/2018).
Subhan Cholid menjelaskan jumlah Bus Salawat yang beroperasi disesuaikan dengan jumlah jamaah haji Indonesia yang berada di Kota Mekkah. Rasio Bus Salawat yang beroperasi satu bus untuk 450 jamaah.
Dia menjelaskan kondisi ini berbanding terbalik dengan saat fase kedatangan jamaah di Kota Mekkah. Di mana pada saat itu, setiap 450 jamaah atau satu kelompok terbang (kloter) yang tiba di Mekkah, pihak transportasi akan menambah satu bus salawat untuk beroperasi di jalur-jalur sesuai dengan hotel tempat tinggal jamaah.
Begitu juga pada fase pemulangan jamaah ke Tanah Air dan pendorongan jamaah dari Mekkah ke Madinah ini, setiap 450 jamaah atau satu kloter meninggalkan Mekkah maka satu Bus Salawat akan dihentikan.
“Jadi penghentian operasi bus salawat juga akan akan bertahap menyesuiakan jumlah jamaah di Mekkah,” tutur pria asli Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah ini.
Berdasarkan pantauan, Senin (10/9/2018), bus salawat nomor 7 yang melayani trayek Terminal Syib Amir-Syisyah, hanya diisi beberapa jamaah saja. Tampak banyak kursi bus yang kosong. Padahal, sebelum dan pascafase pelaksanaan wukuf di Arafah, mabit di Muzdalifah, dan Mina (Armuzna), setiap bus salawat selalu dipadati jamaah yang akan maupun pulang dari Masjidilharam.
“Bus Salawat terakhir beroperasi tanggal 16 September bersamaan dengan kloter terakhir yang ke Madinah. Layanan bus salawat akan berakhir setelah jamaah haji seluruhnya meninggalkan Mekkah,” ujar Kepala Bidang Transportasi Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Subhan Cholid di Mekkah, Senin (10/9/2018).
Subhan Cholid menjelaskan jumlah Bus Salawat yang beroperasi disesuaikan dengan jumlah jamaah haji Indonesia yang berada di Kota Mekkah. Rasio Bus Salawat yang beroperasi satu bus untuk 450 jamaah.
Dia menjelaskan kondisi ini berbanding terbalik dengan saat fase kedatangan jamaah di Kota Mekkah. Di mana pada saat itu, setiap 450 jamaah atau satu kelompok terbang (kloter) yang tiba di Mekkah, pihak transportasi akan menambah satu bus salawat untuk beroperasi di jalur-jalur sesuai dengan hotel tempat tinggal jamaah.
Begitu juga pada fase pemulangan jamaah ke Tanah Air dan pendorongan jamaah dari Mekkah ke Madinah ini, setiap 450 jamaah atau satu kloter meninggalkan Mekkah maka satu Bus Salawat akan dihentikan.
“Jadi penghentian operasi bus salawat juga akan akan bertahap menyesuiakan jumlah jamaah di Mekkah,” tutur pria asli Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah ini.
Berdasarkan pantauan, Senin (10/9/2018), bus salawat nomor 7 yang melayani trayek Terminal Syib Amir-Syisyah, hanya diisi beberapa jamaah saja. Tampak banyak kursi bus yang kosong. Padahal, sebelum dan pascafase pelaksanaan wukuf di Arafah, mabit di Muzdalifah, dan Mina (Armuzna), setiap bus salawat selalu dipadati jamaah yang akan maupun pulang dari Masjidilharam.
(dam)