Gaya Komunikasi Ngabalin Dinilai Bisa Jadi Bumerang bagi Jokowi
A
A
A
JAKARTA - Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV Kantor Staf Presiden Ali Mochtar Ngabalin kena tegur Ombudman Republik Indonesia (ORI) karena dianggap terlalu frontal dalam membela Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Pengamat politik Manilka Research, Herzaky M Putra menilai, gaya komunikasi politik Ngabalin yang kerap menggunakan kata-kata sarkastis bisa menjadi bumerang bagi Jokowi.
Menurut dia, bagaimana pun Ngabalin merupakan staf KSP yang dianggap lingkaran dekat Jokowi. Berdasarkan sikap Ngabalin ini, publik bisa memiliki persepsi kalau Jokowi dan tim bakal menggunakan segala cara, termasuk menggunakan Aparat Sipil Negar (ASN) yang sebenarnya tidak pantas secara etika dan melanggar hukum, untuk memenangkan Pilpres 2019.
"Tentunya persepsi negatif ini perlu dihindari oleh Jokowi, mengingat pertarungan pada Pilpres 2019 bakal berlangsung sangat ketat dan tidak boleh ada sedikit pun celah yang bisa dieksploitasi lawan politiknya," kata Zaky kepada SINDOnews, Senin (3/9/2018).
Zaky mengatakan, secara personal, gaya Ngabalin pas dalam konteks komunikasi publik jika Jokowi memerlukan juru bicara yang membelanya secara keras dalam menghadapi berbagai serangan lawan politik.
Hanya, sambung dia, sebaiknya hal ini dilakukan oleh orang yang berposisi sebagai fungsionaris partai ataupun anggota parlemen pengusung Jokowi.
Dari segi kepatutan dan komunikasi publik, kata dia, sikap jubir ala Ngabalin akan lebih bisa diterima publik jika bertitel pengurus partai atau anggota dewan. (Baca juga: Ngabalin Masuk Istana, Moeldoko: Tugasnya sebagai Tenaga Ahli )
Staf KSP apalagi seorang Komisaris BUMN, lanjut Zaky, sebaiknya berfokus untuk menjelaskan kebijakan-kebijakan pemerintah, capai-capaian positif pemerintah. Bukan menyerang lawan politik pemerintah.
"Untuk itu, diharapkan Jokowi bisa segera mengambil langkah tegas, untuk menertibkan Ngabalin," kata Zaky.
Pengamat politik Manilka Research, Herzaky M Putra menilai, gaya komunikasi politik Ngabalin yang kerap menggunakan kata-kata sarkastis bisa menjadi bumerang bagi Jokowi.
Menurut dia, bagaimana pun Ngabalin merupakan staf KSP yang dianggap lingkaran dekat Jokowi. Berdasarkan sikap Ngabalin ini, publik bisa memiliki persepsi kalau Jokowi dan tim bakal menggunakan segala cara, termasuk menggunakan Aparat Sipil Negar (ASN) yang sebenarnya tidak pantas secara etika dan melanggar hukum, untuk memenangkan Pilpres 2019.
"Tentunya persepsi negatif ini perlu dihindari oleh Jokowi, mengingat pertarungan pada Pilpres 2019 bakal berlangsung sangat ketat dan tidak boleh ada sedikit pun celah yang bisa dieksploitasi lawan politiknya," kata Zaky kepada SINDOnews, Senin (3/9/2018).
Zaky mengatakan, secara personal, gaya Ngabalin pas dalam konteks komunikasi publik jika Jokowi memerlukan juru bicara yang membelanya secara keras dalam menghadapi berbagai serangan lawan politik.
Hanya, sambung dia, sebaiknya hal ini dilakukan oleh orang yang berposisi sebagai fungsionaris partai ataupun anggota parlemen pengusung Jokowi.
Dari segi kepatutan dan komunikasi publik, kata dia, sikap jubir ala Ngabalin akan lebih bisa diterima publik jika bertitel pengurus partai atau anggota dewan. (Baca juga: Ngabalin Masuk Istana, Moeldoko: Tugasnya sebagai Tenaga Ahli )
Staf KSP apalagi seorang Komisaris BUMN, lanjut Zaky, sebaiknya berfokus untuk menjelaskan kebijakan-kebijakan pemerintah, capai-capaian positif pemerintah. Bukan menyerang lawan politik pemerintah.
"Untuk itu, diharapkan Jokowi bisa segera mengambil langkah tegas, untuk menertibkan Ngabalin," kata Zaky.
(dam)