Battle of Surabaya Berjaya di Amsterdam Internatonal Film Festival
A
A
A
Film November 10th (Battle of Surabaya) karya Mohammad Suyanto, Hery Soelistio, dan Adi Djayusman memenangkan kategori “Best Animation or Animated Sequence” di ajang Amsterdam International Filmmaker Festival.
Film yang diproduksi tahun 2015 tersebut dinominasikan untuk tiga kategori, yaitu best sound, best film, dan best animation.
Film ini mengisahkan pengalaman Musa, seorang penyemir sepatu berusia 13 tahun, yang berkenalan dengan Yumna, seorang Jepang. Yumna akhirnya mengetahui peran penting Musa dalam perang melawan Jepang, dan harus menentukan sikapnya.
Berdasarkan keterangan tertulis yang diterima Sindonews pada Senin (20/08/2018), piala kemenangan film animasi tersebut diterima oleh Wakil Kepala Perwakilan RI di Den Haag, Fikry Cassidy, mewakili rumah produksi MSV Pictures yang tidak dapat hadir.
Dalam komentar singkatnya, Wakil Kepala Perwakilan RI di Den Haag menyampaikan salam dan terima kasih dari Sutradara Aryanto Yuniawan kepada semua pihak yang mendukung pembuatan film tersebut dan pihak Amsterdam Film Festival atas penghargaan tersebut.
Diharapkan pesan yang menjiwai film ini dapat menjangkau dan menyentuh penonton di berbagai belahan dunia dan membawa perdamaian.
"Kami berharap kemenangan ini menjadi pemicu bagi para sineas Indonesia untuk terus berkarya dan meningkatkan kualitas karya-karya mereka di masa datang," kata Fikry.
Dengan kemenangan di IFF Amsterdam tahun ini, film tersebut telah berhasil menggondol 24 penghargaan internasional, antara lain dari Hollywood International Moving Pictures Film Festival 2018, The Golden Nike Awards Film Festival 2018 – London, European Cinematography Award 2018 – Warsawa, dan Alternative Film Festival 2018 – Toronto, Canada.
Battle of Surabaya dalam festival di Amsterdam berhasil mengalahkan nominasi lainnya, yakni “After Meteor’s Trail”, “The Visiting Tank”, dan “This Means War! Use it up”.
Film yang diproduksi tahun 2015 tersebut dinominasikan untuk tiga kategori, yaitu best sound, best film, dan best animation.
Film ini mengisahkan pengalaman Musa, seorang penyemir sepatu berusia 13 tahun, yang berkenalan dengan Yumna, seorang Jepang. Yumna akhirnya mengetahui peran penting Musa dalam perang melawan Jepang, dan harus menentukan sikapnya.
Berdasarkan keterangan tertulis yang diterima Sindonews pada Senin (20/08/2018), piala kemenangan film animasi tersebut diterima oleh Wakil Kepala Perwakilan RI di Den Haag, Fikry Cassidy, mewakili rumah produksi MSV Pictures yang tidak dapat hadir.
Dalam komentar singkatnya, Wakil Kepala Perwakilan RI di Den Haag menyampaikan salam dan terima kasih dari Sutradara Aryanto Yuniawan kepada semua pihak yang mendukung pembuatan film tersebut dan pihak Amsterdam Film Festival atas penghargaan tersebut.
Diharapkan pesan yang menjiwai film ini dapat menjangkau dan menyentuh penonton di berbagai belahan dunia dan membawa perdamaian.
"Kami berharap kemenangan ini menjadi pemicu bagi para sineas Indonesia untuk terus berkarya dan meningkatkan kualitas karya-karya mereka di masa datang," kata Fikry.
Dengan kemenangan di IFF Amsterdam tahun ini, film tersebut telah berhasil menggondol 24 penghargaan internasional, antara lain dari Hollywood International Moving Pictures Film Festival 2018, The Golden Nike Awards Film Festival 2018 – London, European Cinematography Award 2018 – Warsawa, dan Alternative Film Festival 2018 – Toronto, Canada.
Battle of Surabaya dalam festival di Amsterdam berhasil mengalahkan nominasi lainnya, yakni “After Meteor’s Trail”, “The Visiting Tank”, dan “This Means War! Use it up”.
(akn)