Sekjen PPP Lihat Koalisi Prabowo Subianto Belum Solid
A
A
A
JAKARTA - Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arsul Sani melihat koalisi pendukung Prabowo Subianto belum solid. Sementara kubunya sebagai pendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi) diklaim sudah semakin solid.
Buktinya, sembilan sekretaris jenderal (Sekjen) partai politik pendukung Presiden Jokowi menyambangi Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat, kemarin untuk berkonsultasi tentang pendaftaran pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres).
Adapun sembilan sekjen itu berasal dari Partai Perindo, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Golkar, PPP, Partai Hanura, Partai Nasdem, PKPI, Partai Solidaritas Indonesia (PSI), dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
“Yang belum solid kan di tempat mereka (koalisi Prabowo, red), kalau di tempat kami, bagaimana enggak solid? Wong datang ke KPU bareng-bareng, ketawa-ketawa,” ujar Asrul Sani di Jakarta, Selasa (7/8/2018).
Selain itu, kata dia, koalisi partai pendukung Presiden Jokowi sudah mulai merancang waktu pendaftaran capres-cawapres dan mematangkan strategi pemenangan. Dia melanjutkan, Presiden Jokowi tidak lama lagi akan mengumumkan nama cawapres pilihannya dan semua partai koalisi akan solid mendukungnya.
“Yang di sebelah (koalisi Prabowo) kan serius-serius mimiknya. Itu tanda check list yang belum selesai banyak, gitu lho,” jelas anggota Komisi III DPR ini.
Kata dia, nama cawapres pendamping Presiden Jokowi sudah disepakati, sehingga menunggu momen yang tepat untuk mengumumkannya. “Nama cawapres Pak Jokowi bukannya belum selesai dibahas, tapi belum diumumkan,” paparnya.
Sekadar diketahui, hingga kini Prabowo belum memutuskan cawapres untuk mendampinginya di Pilpres 2019. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menginginkan Prabowo memilih cawapres dari rekomendasi Ijtima ulama.
Adapun rekomendasi Ijtima ulama mendorong Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al-Jufri atau Ustaz Abdul Somad sebagai Cawapres pendamping Prabowo. Sementara Partai Demokrat disebut mengajukan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Kemudian, Partai Amanat Nasional (PAN) menolak AHY atau Salim Segaf menjadi cawapres pendamping Prabowo. PAN memilih Ustaz Abdul Somad sebagai jalan tengahnya.
Buktinya, sembilan sekretaris jenderal (Sekjen) partai politik pendukung Presiden Jokowi menyambangi Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat, kemarin untuk berkonsultasi tentang pendaftaran pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres).
Adapun sembilan sekjen itu berasal dari Partai Perindo, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Golkar, PPP, Partai Hanura, Partai Nasdem, PKPI, Partai Solidaritas Indonesia (PSI), dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
“Yang belum solid kan di tempat mereka (koalisi Prabowo, red), kalau di tempat kami, bagaimana enggak solid? Wong datang ke KPU bareng-bareng, ketawa-ketawa,” ujar Asrul Sani di Jakarta, Selasa (7/8/2018).
Selain itu, kata dia, koalisi partai pendukung Presiden Jokowi sudah mulai merancang waktu pendaftaran capres-cawapres dan mematangkan strategi pemenangan. Dia melanjutkan, Presiden Jokowi tidak lama lagi akan mengumumkan nama cawapres pilihannya dan semua partai koalisi akan solid mendukungnya.
“Yang di sebelah (koalisi Prabowo) kan serius-serius mimiknya. Itu tanda check list yang belum selesai banyak, gitu lho,” jelas anggota Komisi III DPR ini.
Kata dia, nama cawapres pendamping Presiden Jokowi sudah disepakati, sehingga menunggu momen yang tepat untuk mengumumkannya. “Nama cawapres Pak Jokowi bukannya belum selesai dibahas, tapi belum diumumkan,” paparnya.
Sekadar diketahui, hingga kini Prabowo belum memutuskan cawapres untuk mendampinginya di Pilpres 2019. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menginginkan Prabowo memilih cawapres dari rekomendasi Ijtima ulama.
Adapun rekomendasi Ijtima ulama mendorong Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al-Jufri atau Ustaz Abdul Somad sebagai Cawapres pendamping Prabowo. Sementara Partai Demokrat disebut mengajukan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Kemudian, Partai Amanat Nasional (PAN) menolak AHY atau Salim Segaf menjadi cawapres pendamping Prabowo. PAN memilih Ustaz Abdul Somad sebagai jalan tengahnya.
(kri)