PPIH Bentuk Tim Penyisir di Armina

Sabtu, 04 Agustus 2018 - 07:31 WIB
PPIH Bentuk Tim Penyisir di Armina
PPIH Bentuk Tim Penyisir di Armina
A A A
MEKKAH - Jamaah haji secara bertahap terus memasuki Kota Suci Mekkah. Setelah melaksanakan umrah dan tawaf qudum, mereka akan bersiap menghadapi puncak haji, yaitu berwukuf di Arafah, mabit di Muzdalifah, dan melontar jumrah di Mina (Armina).

Tiga prosesi yang bakal berlangsung sejak 19-24 Agustus tersebut akan menjadi perhatian utama Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi. Direktur Jenderal Penyelenggara Haji dan Umrah (Dirjen P.HU) Nizar Ali menjelaskan, pada tahun lalu petugas haji mengalami kendala menyisir jamaah yang kelelahan pada jumrah aqabah setelah mabit di Muzdalifah. Banyak jamaah yang terduduk di bawah terik matahari.

Sementara tim kesehatan terpusat di tenda Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) menangani jamaah sakit. Nizar menjelaskan tahun ini akan ada tim penyisir jamaah. Mereka berasal dari personel Perlindungan Jamaah (Linjam) dan Kesehatan.

“Tim Pertolongan Pertama Pada Jamaah Haji (P3JH) juga akan turun,” kata Nizar saat memaparkan rencana menghadapi fase Armina di Kantor PPIH Arab Saudi Daerah Kerja (Daker) Mekkah, kemarin.

Saat ini para petugas fokus bertugas di Masjidilharam, Mekkah dan Masjid Nabawi, Madihan untuk memberikan bantuan kepada jamaah yang kelelahan dan mengalami gangguan kesehatan. Sedangkan pada puncak haji, mereka akan dikerahkan untuk menyisir jamaah selama prosesi Armina.

Mobilisasi petugas akan berbeda, di mana tidak lagi dikonsentrasikan pada satu titik, tapi dipecah-pecah dan disebar memantau jamaah. Petugas dari Daker Bandara, Mekkah, dan Madinah sama-sama dilibatkan. Mereka disebar ke sejumlah pos untuk lebih menjangkau jamaah kelelahan.

Petugas akan memberikan pertolongan kepada mereka. “Sekarang menjadi kesatuan. Armina tidak lagi dibebani kepada satu daerah kerja. Semuanya harus turun nanti,” tegas Nizar.

Katering selama Armina juga tidak berhenti. Petugas katering akan mengawasi produksi dan distribusi makanan jamaah. Hal ini merupakan komitmen pelayanan haji tahun ini untuk memberikan makan kepada jamaah sebanyak 40 kali. Dapur akan disiapkan di kawasan Arafah dan Mina.

Nizar mengatakan, pihaknya masih berdiskusi dengan Muassasah Muthawwafah atau lembaga swasta yang resmi ditunjuk pemerintah Arab Saudi untuk melayani jamaah yang datang dari luar negeri selama berada di Mekkah). Rencana penyelenggaraan ibadah di Armina disampaikan dalam forum tersebut.

Kepala Bidang Bimbingan Ibadah KH Ali Zawawi menjelaskan, timnya akan konsen pada jamaah yang uzur. Sebagian dari mereka akan melaksanakan safari wukuf. Jumlah jamaah yang akan mengikuti safari wukuf masih akan dibicarakan dengan tim kesehatan KKHI.

Pada puncak haji tahun lalu, pihaknya menggelar safari wukuf dengan membawa 11 bus. “Semuanya dimodifikasi agar jamaah uzur dapat berbaring di dalamnya,” kata Zawawi.

Selain itu, PPIH juga melaksanakan badal haji. Hal itu karena pemerintah berkewajiban mengganti ibadah haji (wukuf) jamaah yang meninggal sejak di embarkasi. Pada tahun lalu, pemerintah mengganti haji 380 jamaah yang meninggal hingga 9 Dzulhijjah.

Prosesi yang sama juga dilakukan terhadap jamaah uzur yang tidak memungkinkan mengikuti safari wukuf. Mereka adalah jamaah yang biasanya bergantung kepada sejumlah alat medis. “Itu sudah pasti akan badal haji. Teknisnya masih akan dibicarakan,” kata Zawawi.

Direktur KKHI Mekkah Nirwan Satria menjelaskan Armina merupakan prosesi yang banyak menghabiskan tenaga. Berdasarkan pengalaman tahun lalu, suhu panas ketika di sana mencapai 53 derajat celsius pada siang hari. Sedangkan tahun ini pihaknya memperkirakan suhu panas tak akan jauh berbeda, karena Arab Saudi sedang berada di musim panas.

Sementara itu Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan Indeks Kepuasan Jamaah Haji Indonesia (IKJHI) 2017 mendapat catatan minus dalam pelayanan Armina. Yang menjadi sorotan adalah pelayanan bus, tenda, dan katering. Pelayanan tenda di Armina merupakan indeks kepuasan terendah yaitu sebesar 75,55% atau turun 1,75 poin dibandingkan 2016.

Penurunan ini antara lain disebabkan oleh kesesuaian ukuran tenda dengan jumlah jamaah haji di dalamnya. Lainnya adalah cara pengaturan penempatan jamaah haji di tenda. Kenyamanan dan kebersihan tenda juga menjadi catatan.

Selain itu, indeks kepuasan pada layanan bus Armina sebesar 78,09% atau turun 1,76 poin dibanding 2016. Hal itu disebabkan faktor ketepatan waktu kedatangan, ketersediaan armada, dan pelayanan petugas bus. Sementara, indeks kepuasan untuk layanan katering Armina sebesar 81,45% atau turun 0,19 poin. BPS mencatat, secara keseluruhan IKJHI pelaksanaan haji 2017 adalah 84,85% atau tergolong dalam kategori memuaskan. (Sudarsono)
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5978 seconds (0.1#10.140)