Wakili Kalangan Milenial, AHY Harus Punya Program Konkret
A
A
A
JAKARTA - Partai Demokrat terus mendorong agar Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bisa maju sebagai calon wakil presiden (Cawapres) pendamping Prabowo Subianto di Pilpres 2019 mendatang.
Wakil Ketua Umum Demokrat, Syarief Hasan meyakini, AHY bakal diperhitungkan Prabowo, karena elektabilitasnya tertinggi dibanding kandidat lain.
Pengamat komunikasi politik dari Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing mengamini keyakinan Demokrat, dari sisi AHY sebagai representasi milenial dan kecakapan intelektual AHY yang dianggap tidak bisa diragukan.
"Tetapi yang tidak kalah penting, pasangan ini harus menawarkan program yang bisa menyentuh kebutuhan masyakat milenial. Sosoknya sudah representasi milenal, sekaligus programnya harus bisa menjawab persoalan-persoalan masyakat, utamanya kaum milenial," kata Emrus saat dihubungi di Jakarta, Kamis (2/8/2018).
Dia mencontohkan, program pembangunan ekonomi kreatif dengan pendekatan milenial atau sistem pertanian yang berbasis teknologi IT. Dengan teknologi komputer, para petani bisa mengetahui kapan waktu pemupukan tanaman, kapan tanaman membutuhkan air, dan lain-lain.
"Di bidang pendidikan bisa menggunakan sistem belajar mengajar jarak jauh melalui skype. Misalnya, mata kuliah tertentu dosennya mengajar dari eropa, mahasiswanya ada di Samosir ada di Papua," sambungnya.
Selain gebrakan program, Emrus menyarankan Prabowo dan AHY untuk memberi kritik membangun kepada pemerintah Jokowi. "Dengan kelebihan dan kehebatan Pak Jokowi memimpin pemerintah, saya pikir masih ada kelemahan-kelemahan," sambung dia.
Pengamat politik dari Universitas Paramadina yang juga founder Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI), Hendri Satrio, menyampaikan hal senada.
AHY kata Hendri, harus mulai menyampaikan kritik-kritik yang solutif bagi pemerintahan Jokowi. Ini dilakukan AHY untuk dapat mendongkrak suara Prabowo di Pilpres.
"Bisa bicara tentang utang luar negeri, bicaralah tentang tenaga kerja asing, biacaralah tentang cara-cara menurunkan harga-harga pokok atau penguatan rupiah," kata Hendri.
Wakil Ketua Umum Demokrat, Syarief Hasan meyakini, AHY bakal diperhitungkan Prabowo, karena elektabilitasnya tertinggi dibanding kandidat lain.
Pengamat komunikasi politik dari Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing mengamini keyakinan Demokrat, dari sisi AHY sebagai representasi milenial dan kecakapan intelektual AHY yang dianggap tidak bisa diragukan.
"Tetapi yang tidak kalah penting, pasangan ini harus menawarkan program yang bisa menyentuh kebutuhan masyakat milenial. Sosoknya sudah representasi milenal, sekaligus programnya harus bisa menjawab persoalan-persoalan masyakat, utamanya kaum milenial," kata Emrus saat dihubungi di Jakarta, Kamis (2/8/2018).
Dia mencontohkan, program pembangunan ekonomi kreatif dengan pendekatan milenial atau sistem pertanian yang berbasis teknologi IT. Dengan teknologi komputer, para petani bisa mengetahui kapan waktu pemupukan tanaman, kapan tanaman membutuhkan air, dan lain-lain.
"Di bidang pendidikan bisa menggunakan sistem belajar mengajar jarak jauh melalui skype. Misalnya, mata kuliah tertentu dosennya mengajar dari eropa, mahasiswanya ada di Samosir ada di Papua," sambungnya.
Selain gebrakan program, Emrus menyarankan Prabowo dan AHY untuk memberi kritik membangun kepada pemerintah Jokowi. "Dengan kelebihan dan kehebatan Pak Jokowi memimpin pemerintah, saya pikir masih ada kelemahan-kelemahan," sambung dia.
Pengamat politik dari Universitas Paramadina yang juga founder Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI), Hendri Satrio, menyampaikan hal senada.
AHY kata Hendri, harus mulai menyampaikan kritik-kritik yang solutif bagi pemerintahan Jokowi. Ini dilakukan AHY untuk dapat mendongkrak suara Prabowo di Pilpres.
"Bisa bicara tentang utang luar negeri, bicaralah tentang tenaga kerja asing, biacaralah tentang cara-cara menurunkan harga-harga pokok atau penguatan rupiah," kata Hendri.
(maf)