Layanan Bus ke Masjidilharam Gratis Beroperasi 24 Nonstop
A
A
A
MEKKAH - Kementerian Agama (Kemenag) melalui Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi menyediakan 394 bus gratis bagi jamaah haji asal Indonesia agar bisa bepergian nyaman ke Masjidilharam.
Bus yang diberi nama Shalat Lima Waktu (Shalawat) tersebut sudah siap melayani jamaah dengan 11 rute yang dilalui. Layanan transportasi ini melayani jamaah haji Indonesia yang menempati pemondokan atau hotel di wilayah dengan radius lebih dari 1,5 kilometer (km) dari Masjidil Haram secara cuma-cuma.
“Tahun ini ada 372 Bus Shalawat. 372 bus tersebut dalam posisi siap beroperasi. Apabila ada kendala, pemerintah Indonesia juga sudah menyiapkan bus cadangan. Total bus aktif dan bus cadangan berjumlah 394,” ujar Kepala Seksi Transportasi Daker Mekkah Asep Subhana di Mekkah, Arab Saudi, kemarin.
Menurutnya, jamaah yang lokasi pemondokannya kurang dari 1,5 km dari Masjidil Haram tidak akan mendapatkan akses Bus Shalawat. Sebab hotel yang mereka tempati tidak dilewati rute Bus Shalawat.
“Karena hitungannya dengan radius itu, cukup dengan berjalan kaki apabila ingin ke Masjidil Haram,” kata Kepala Kantor Daerah Kerja (Daker) Mekkah Endang Jumali. Meski begitu, ada zona pemondokan dengan jarak kurang dari 1,5 km yang tetap dilayani Bus Shalawat. Wilayah itu meliputi Jarwal, Misfalah, Rea Bakhsy.
Terminal akhir dari Bus Shalawat ini ada di belakang Zamzam Tower, yang lokasinya cukup dekat dengan Masjidil Haram. Sehingga dapat dengan mudah diakses jamaah. Dari terminal tersebut, jamaah akan diarahkan menuju pintu masuk terdekat. “Untuk perjalanan pulang dari Masjidil Haram ke hotel, jamaah juga tinggal naik Bus Shalawat ini,” ujar Endang.
Ada sejumlah hal yang perlu diketahui jamaah haji mengenai bus ini. Berdasarkan informasi dari Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) bahwa Bus Shalawat memiliki 11 rute yang menghubungkan rute di Masjidil Haram dengan area pemondokan.
Sebelas rute di seluruh Mekkah tersebut menjadi jalur utamanya. Nantinya masing-masing bus akan datang menjemput di halte yang telah disediakan tiap lima menit. Dengan demikian, jamaah tak perlu khawatir, bila ingin beribadah di Masjidilharam selama berada di Tanah Suci. “Bahkan jika hanya satu orang yang menunggu di halte, akan kita antar sampai Masjidilharam,” imbuh Asep.
Dia mengimbau agar para jemaah mengingat warna stiker dan nomor Bus Shalawat. Jangan sampai tertukar. Sebab apabila tertukar, jemaah bisa nyasar ke area pemondokan lainnya. “Bus Shalawat ini beroperasi 24 jam. Bagi jamaah haji yang ingin ke Masjidil Haram di tengah malam pun bisa mengakses bus ini,” kata Asep Subhana.
Untuk menghadirkan layanan Bus Shalawat ini, PPIH Arab Saudi berkerjasama dengan naqabah ammalisayarah atau instansi transportasi Arab Saudi.
Jamaah tidak perlu mengkhawatirkan kondisi bus tersebut karena semua dalam kondisi prima dan AC yang cukup dingin.
Untuk mempermudah jamaah haji mengenali rute Bus Shalawat sesuai dengan hotel tempat mereka menginap, Kemenag juga telah menyiapkan tanda berupa warna stiker bus selain nomor rute.
Stiker rute akan memuat warna, nomor rute, dan jurusan masing-masing rute yang dicetak dalam dua ukuran. Stiker besar akan ditempelkan pada setiap Bus Shalawat, dan stiker ukuran kecil (ukuran kartu nama) akan dibagikan kepada jamaah dan dapat dipasang di tas paspor masing-masing.
Jamaah akan dapat lebih mudah menyesuaikan warna stiker yang terpasang di tas dengan bus sesuai rute mereka.
"Layanan transportasi Bus Shalawat beroperasi selama 24 jam. Layanan transportasi shalawat menggunakan armada jenis citybus dengan usia produksi paling tua juga tahun 2013," kata Direktur Layanan Haji Luar Negeri, Sri Ilham Lubis di Jakarta seperti dikutip dari okezone.com kemarin.
Untuk lebih memberi kenyamanan kepada jamaah, Kemenag meningkatkan kualitas armada bus pada musim haji tahun ini, terutama pada layanan transportasi antarkota perhajian.
Layanan transportasi antarkota meliputi rute bandara Madinah ke hotel, Madinah ke Makkah, Makkah ke Bandara Jeddah, Makkah ke Madinah, dan Madinah ke bandara Madinah. "Layanan transportasi antarkota ini akan menggunakan armada dengan usia produksi paling lama tahun 2013," terang Sri Ilham.Armada ini jauh lebih bagus dibanding tahun lalu yang menggunakan bus dengan tahun produksi maksimal 2009. "Namun, khusus layanan transportasi Armina tetap menjadi tanggung jawab pemerintah Arab Saudi," tuturnya. (Sudarsono)
Bus yang diberi nama Shalat Lima Waktu (Shalawat) tersebut sudah siap melayani jamaah dengan 11 rute yang dilalui. Layanan transportasi ini melayani jamaah haji Indonesia yang menempati pemondokan atau hotel di wilayah dengan radius lebih dari 1,5 kilometer (km) dari Masjidil Haram secara cuma-cuma.
“Tahun ini ada 372 Bus Shalawat. 372 bus tersebut dalam posisi siap beroperasi. Apabila ada kendala, pemerintah Indonesia juga sudah menyiapkan bus cadangan. Total bus aktif dan bus cadangan berjumlah 394,” ujar Kepala Seksi Transportasi Daker Mekkah Asep Subhana di Mekkah, Arab Saudi, kemarin.
Menurutnya, jamaah yang lokasi pemondokannya kurang dari 1,5 km dari Masjidil Haram tidak akan mendapatkan akses Bus Shalawat. Sebab hotel yang mereka tempati tidak dilewati rute Bus Shalawat.
“Karena hitungannya dengan radius itu, cukup dengan berjalan kaki apabila ingin ke Masjidil Haram,” kata Kepala Kantor Daerah Kerja (Daker) Mekkah Endang Jumali. Meski begitu, ada zona pemondokan dengan jarak kurang dari 1,5 km yang tetap dilayani Bus Shalawat. Wilayah itu meliputi Jarwal, Misfalah, Rea Bakhsy.
Terminal akhir dari Bus Shalawat ini ada di belakang Zamzam Tower, yang lokasinya cukup dekat dengan Masjidil Haram. Sehingga dapat dengan mudah diakses jamaah. Dari terminal tersebut, jamaah akan diarahkan menuju pintu masuk terdekat. “Untuk perjalanan pulang dari Masjidil Haram ke hotel, jamaah juga tinggal naik Bus Shalawat ini,” ujar Endang.
Ada sejumlah hal yang perlu diketahui jamaah haji mengenai bus ini. Berdasarkan informasi dari Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) bahwa Bus Shalawat memiliki 11 rute yang menghubungkan rute di Masjidil Haram dengan area pemondokan.
Sebelas rute di seluruh Mekkah tersebut menjadi jalur utamanya. Nantinya masing-masing bus akan datang menjemput di halte yang telah disediakan tiap lima menit. Dengan demikian, jamaah tak perlu khawatir, bila ingin beribadah di Masjidilharam selama berada di Tanah Suci. “Bahkan jika hanya satu orang yang menunggu di halte, akan kita antar sampai Masjidilharam,” imbuh Asep.
Dia mengimbau agar para jemaah mengingat warna stiker dan nomor Bus Shalawat. Jangan sampai tertukar. Sebab apabila tertukar, jemaah bisa nyasar ke area pemondokan lainnya. “Bus Shalawat ini beroperasi 24 jam. Bagi jamaah haji yang ingin ke Masjidil Haram di tengah malam pun bisa mengakses bus ini,” kata Asep Subhana.
Untuk menghadirkan layanan Bus Shalawat ini, PPIH Arab Saudi berkerjasama dengan naqabah ammalisayarah atau instansi transportasi Arab Saudi.
Jamaah tidak perlu mengkhawatirkan kondisi bus tersebut karena semua dalam kondisi prima dan AC yang cukup dingin.
Untuk mempermudah jamaah haji mengenali rute Bus Shalawat sesuai dengan hotel tempat mereka menginap, Kemenag juga telah menyiapkan tanda berupa warna stiker bus selain nomor rute.
Stiker rute akan memuat warna, nomor rute, dan jurusan masing-masing rute yang dicetak dalam dua ukuran. Stiker besar akan ditempelkan pada setiap Bus Shalawat, dan stiker ukuran kecil (ukuran kartu nama) akan dibagikan kepada jamaah dan dapat dipasang di tas paspor masing-masing.
Jamaah akan dapat lebih mudah menyesuaikan warna stiker yang terpasang di tas dengan bus sesuai rute mereka.
"Layanan transportasi Bus Shalawat beroperasi selama 24 jam. Layanan transportasi shalawat menggunakan armada jenis citybus dengan usia produksi paling tua juga tahun 2013," kata Direktur Layanan Haji Luar Negeri, Sri Ilham Lubis di Jakarta seperti dikutip dari okezone.com kemarin.
Untuk lebih memberi kenyamanan kepada jamaah, Kemenag meningkatkan kualitas armada bus pada musim haji tahun ini, terutama pada layanan transportasi antarkota perhajian.
Layanan transportasi antarkota meliputi rute bandara Madinah ke hotel, Madinah ke Makkah, Makkah ke Bandara Jeddah, Makkah ke Madinah, dan Madinah ke bandara Madinah. "Layanan transportasi antarkota ini akan menggunakan armada dengan usia produksi paling lama tahun 2013," terang Sri Ilham.Armada ini jauh lebih bagus dibanding tahun lalu yang menggunakan bus dengan tahun produksi maksimal 2009. "Namun, khusus layanan transportasi Armina tetap menjadi tanggung jawab pemerintah Arab Saudi," tuturnya. (Sudarsono)
(nfl)