Anggota DPR Ramai-ramai Pindah Parpol

Rabu, 18 Juli 2018 - 11:35 WIB
Anggota DPR Ramai-ramai Pindah Parpol
Anggota DPR Ramai-ramai Pindah Parpol
A A A
JAKARTA - Pendaftaran bakal calon anggota legislatif (Bacaleg) yang berakhir tadi malam menyisakan cerita menarik. Belasan anggota DPR memutuskan kembali mencalonkan diri sebagai wakil rakyat melalui partai politik berbeda.

Setidaknya ada 16 anggota DPR RI yang kembali mencalonkan diri melalui partai politik berbeda. Sebagian besar wakil rakyat tersebut pindah dari partai asal ke Partai NasDem. Dikabarkan adanya janji pembiayaan kampanye dalam jumlah besar menjadi salah satu alasan para anggota DPR tersebut rela berpindah ke partai politik berlambang bulan dan matahari tersebut.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP Partai NasDem Johnny G Plate mengatakan, NasDem mendaftarkan sekitar 575 orang untuk caleg DPR RI. Di antaranya, banyak politisi kawakan seperti mantan menteri, mantan gubernur, mantan Anggota DPR dan juga mantan pimpinan partai.

Mantan Menteri ada Rahmat Gobel dan Hayono Isman yang juga mantan politisi Demokrat. Lalu, mantan Gubernur Sumatera Utara Tengku Erry, mantan Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek dan mantan Gubernur Sulawesi Selatan Sahrul Yasin Limpo. "Hampir semua incumbent NasDem ikut lagi kecuali yang sudah meninggal, beberapa kan sudah meninggal masih ada beberapa kan sudah meninggal dan belum di-PAW (direposisi)," kata Johnny di Gedung DPR, Jakarta, kemarin.

Menurut Johnny, untuk dari partai lain yang bergabung di antaranya, Lucky Hakim, Krisna Mukti, Okky Asokawati, Roberth Rouw, Rufinus Hutahuruk dan lainnya. Mereka semua sudah masuk daftar caleg yang didaftarkan oleh NasDem ke Komisi Pemilihan Umum (KPU). "Yang sudah definitif saya tidak hapal persisnya, pasti ada banyak Anggoya DPR, sekitar 50-an orang termasuk NasDem (NasDem punya 36 Anggota DPR)," ungkapnya.

"Kami menampilkan tokoh-tokoh yamg kami perkirakan punya kompetensi yang memadai memahami betul keperluan Indonesia, ya integritasnya yang saat ini menjadi isu besar kami pehatikan isu-isu integritas calon, elektabilitasnya bagaimana, percuma juga orang-orang hebat kalau nggak terpilih," tambahnya.

Berdasarkan pengamatan kasus di atas, fenomena pindahnya kader parpol ini diakibatkan oleh dua faktor yakni, tingginya cost politic serta problem di internal parpol tersebut di mana ada perbedaan pendapat sehingga menyebabkan perpecahan di internal partai.

Hal ini dibenarkan oleh Anggota DPR dari Fraksi Hanura sekaligus mantan Wasekjen Hanura Dadang Rusdiana. "Berbondong-bondongnya kader Hanura ke NasDem ya disitu ada Arif Suditomo, Fauzi Amro, saya, Rufinus Hotmaulana Hutahuruk dan Dossy. Pertama kan ada konflik internal di Hanura yang sampai sekarang belum selesai. PTUN (Pengadilan Tata Usaha Negara) memutuskan kubu Sudding yang menang, kubu kita, kemudian itu tidak dieksekusi oleh Kemenkumham, itu kan menjadi konflik, dan bagi kita ketenangan batin dan kenyamanan itu segalanya dibandingkan dengan jabatan. Kita lebih baik hijrah, daripada kita terus menerus berada pada pusaran konflik," kata Dadang di Gedung DPR, Jakarta, kemarin.

Menurut Dadang, apa yang ditawarkan NasDem yakni politik tanpa mahar itu menarik baginya dan beberapa kawan-kawannya. Tapi, dia membantah bahwa dirinya diberikan sejumlah uang untuk pindah partai. Hanya saja, mendapat dukungan saat kampanye nanti.

"Buktinya pilkada pilkada, luar biasa, partai yang menanggung, calon nggak bayar mahar. Partai lain kan bayar Rp20 miliar, berapa miliar kan bayar, NasDem nggak bayar. Kita kan ngitung itu, bayar saksi mahal kan, 100 ribu konstituen aja, dua dapil, bisa 5000 TPS, bayangin," jelasnya.

Dadang mengaku, sesungguhnya dirinya ingin tetap di Hanura jika Hanura tetap tenang dan solid saat di bawah kepemimpinan Wiranto. Tapi kalau begini, tentu dirinya dan beberapa teman di Hanura tidak mampu bertahan. "Politisi itu kan dipilih masyarakat, punya kedudukan kuat di masyarakat, tapi kalau tiba-tiba kita misalkan di DPP, sebagai petinggi partai dianggap nggak punya peran apa-apa, digoblok-goblokin siapa yang tahan kan. Kan itu jadi masalah," tandasnya.

Kemudian, Ketua DPP Partai Gerindra Ahmad Riza Patria mengatakan, Gerindra saat ini memiliki 73 Anggota DPR tapi, tidak semuanya mencalonkan kembali, ada sekitar 4 orang yang pindah partai dan 2 orang tidak mencalonkan kembali sebagai Anggota DPR. "Di Maluku ada Amri Tuasikal yak maju kembali. Karena tidak berpartai lagi. Kemudian ada juga yang pindah partai. Jadi, dari semua incumbent hampir semuanya maju," kata Riza di Gedung DPR.

Dia menjelaskan, 4 orang Anggota DPR RI itu yakni Sri Wulah dapil Jateng, Sjachrani Mataja dapil Kalimantan, Roberth Rouw dari Papua dan Rita dari dapil Riau. Sejauh ini, 4 nama itu yang pindah partai namun, Riza tidak menyebut akan pindah ke partai mana. "Itu perkembangan kemarin. Nggak tahu kalau hati ini berubah kembali. Karena kita daftar baru hari ini," ujarnya.

Adapun strategi menggaet artis sebagai caleg, Riza mengaku, Gerindra tidak memiliki strategi seperti itu apalagi sampai memburu artis sebagai caleg. Gerindra ingin itu mengalir begitu saja karena, Gerindra lebih mengedepankan kader internal untuk maju bersama dan memahami ideologi partai. "Jadi semua mengalir seperti biasa. Siapapun boleh mendaftar dan kita seleksi di internal yang diyakini yang terbaik bisa memperoleh suara untuk kepentingan dirinya dan kepentingan partai. Itu yang kami terima," pungkasnya. (Kiswondari)
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9267 seconds (0.1#10.140)