KJRI Jeddah Buka Orientasi Petugas Haji
A
A
A
JAKARTA - Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Jeddah, Muhammad Heri Syarifuddin membuka acara orientasi petugas haji pendukung Panitia Pelaksanaan Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, di Kantor Urusan Haji (KUH) Jeddah, Arab Saudi, Sabtu, 14 Juli 2018.
Heri mengingatkan para petugas haji agar meniatkan semua ini untuk ibadah kepada Allah SWT. "Semua ini kita niatkan ibadah, bukan untuk yang lainnya, apalagi untuk mengejar honor," ujar Heri.
Di depan ratusan petugas haji, Heri menjelaskan ada lima hal yang harus diketahui oleh setiap petugas haji. Pertama, harus mengenal siapa jamaah haji.
"Kalau tidak mengenal siapa mereka, bagaimana bisa melayani dengan baik. Tahun ini ada 221 ribu jamaah haji," ucap Heri.
Heri melanjutkan, lebih dari 98% jamaah haji tahun ini adalah new comer atau pendatang baru. Mereka baru pertama kali beribadah haji. "Atau bahkan baru pertama ke luar negeri," terang Heri.
Selain itu, para jamaah haji juga mayoritas berusia di atas 60 tahun dan memiliki risiko tinggi. "Hampir 70 % berusia senior di atas 60 tahun dan mempunyai tingkat risiko tinggi, baik dalam hal kesehatan maupun pengetahuan," papar Heri.
Kedua, lanjut Heri, petugas harus mengetahui apa yang akan dilakukan jamaah haji."Petugas mesti mengetahui mana yang rukun, wajib dan mendasar. Boleh jadi, mereka akan bertanya kepada petugas, " ujarnya.
Ketiga, petugas harus mengenal aturan dan adat yang berlaku di Arab Saudi. Heri menginginkan, kejadian tahun lalu tidak terjadi lagi tahun ini.
"Tahun lalu ada jamaah, ketika turun dari pesawat ketua rombongan menyampaikan agar lembar pertama paspor disobek. Maka disobek halaman pertama yang ada fotonya. Ini benar-benar terjadi," ujar Heri.
Heri menjelaskan, hal itu terjadi mungkin saja karena ketidaktahuan aturan yang ada. Contoh lainnya, adanya larangan membawa obat dan rokok yang berlebihan, tapi dilanggar oleh jamaah.
"Ini juga kadang ada mukimin yang titip rokok, akhirnya ditahan imigrasi," papar Heri.
Untuk prakiraan cuaca, kata dia, tahun ini cuaca Arab Saudi cukup panas. Wukuf di Arafah sekitar 20 Agustus. Cuaca saat itu berkisar antara 48-50 derajat celcius. "Maka kita harus mempersiapkan, " ucapnya.
Keempat, petugas haji harus mengetahui wewenang tanggung jawab masing-masing. Kalau ada masalah, harus memahami dan mengetahui kepada siapa harus melapor.
Kelima, Heri menekankan bahwa menjadi petugas haji adalah pekerjaan mulia. Maka niat harus senantiasa diluruskan. "Harus semangat menyambut dan melayani tamu-tamu Allah,"kata Heri.
Hal lain yang penting untuk diingat, masih kata Heri, petugas haji adalah membawa nama bangsa Indonesia. "Jaga nama baik Indonesia. Bapak dan ibu disini adalah duta Indonesia,"ujar dia.
Selain memperhatikan lima hal di atas, Heri juga mengingatkan kepada para petugas untuk tidak melakukan hal lain diluar pekerjaannya. "Apalagi melakukan bisnis, minta bayaran, minta tips. Saya ada laporan tentang hal ini," papar Heri.
Pada akhir sambutan, Konjen menyemangati para peserta yang hadir, jika semua dilakukan dengan tulus, maka akan mendapat pahala dari Allah SWT.
Acara orientasi ini dimulai pada pukul 08.30 Waktu Arab Saudi dengan pembacaan ayat suci Al Quran oleh salah mahasiswa Universitas Qassim, Saeful Anwar yang turut menjadi petugas haji pada tahun ini.
Sebelum Konjen menyampaikan sambutan, Kepala Teknis Haji 1, Ahmad Dumyati Bashori memaparkan jumlah petugas haji dari PPIH Arab Saudi pada tahun ini.
"Petugas haji mukimin berjumlah 665, tenaga kesehatan 169 dan mahasiswa Timur Tengah, yaitu dari Mesir, Sudan, Jordan, Lebanon, Yaman, dan Pakistan, berjumlah 125 orang," katanya.
Heri mengingatkan para petugas haji agar meniatkan semua ini untuk ibadah kepada Allah SWT. "Semua ini kita niatkan ibadah, bukan untuk yang lainnya, apalagi untuk mengejar honor," ujar Heri.
Di depan ratusan petugas haji, Heri menjelaskan ada lima hal yang harus diketahui oleh setiap petugas haji. Pertama, harus mengenal siapa jamaah haji.
"Kalau tidak mengenal siapa mereka, bagaimana bisa melayani dengan baik. Tahun ini ada 221 ribu jamaah haji," ucap Heri.
Heri melanjutkan, lebih dari 98% jamaah haji tahun ini adalah new comer atau pendatang baru. Mereka baru pertama kali beribadah haji. "Atau bahkan baru pertama ke luar negeri," terang Heri.
Selain itu, para jamaah haji juga mayoritas berusia di atas 60 tahun dan memiliki risiko tinggi. "Hampir 70 % berusia senior di atas 60 tahun dan mempunyai tingkat risiko tinggi, baik dalam hal kesehatan maupun pengetahuan," papar Heri.
Kedua, lanjut Heri, petugas harus mengetahui apa yang akan dilakukan jamaah haji."Petugas mesti mengetahui mana yang rukun, wajib dan mendasar. Boleh jadi, mereka akan bertanya kepada petugas, " ujarnya.
Ketiga, petugas harus mengenal aturan dan adat yang berlaku di Arab Saudi. Heri menginginkan, kejadian tahun lalu tidak terjadi lagi tahun ini.
"Tahun lalu ada jamaah, ketika turun dari pesawat ketua rombongan menyampaikan agar lembar pertama paspor disobek. Maka disobek halaman pertama yang ada fotonya. Ini benar-benar terjadi," ujar Heri.
Heri menjelaskan, hal itu terjadi mungkin saja karena ketidaktahuan aturan yang ada. Contoh lainnya, adanya larangan membawa obat dan rokok yang berlebihan, tapi dilanggar oleh jamaah.
"Ini juga kadang ada mukimin yang titip rokok, akhirnya ditahan imigrasi," papar Heri.
Untuk prakiraan cuaca, kata dia, tahun ini cuaca Arab Saudi cukup panas. Wukuf di Arafah sekitar 20 Agustus. Cuaca saat itu berkisar antara 48-50 derajat celcius. "Maka kita harus mempersiapkan, " ucapnya.
Keempat, petugas haji harus mengetahui wewenang tanggung jawab masing-masing. Kalau ada masalah, harus memahami dan mengetahui kepada siapa harus melapor.
Kelima, Heri menekankan bahwa menjadi petugas haji adalah pekerjaan mulia. Maka niat harus senantiasa diluruskan. "Harus semangat menyambut dan melayani tamu-tamu Allah,"kata Heri.
Hal lain yang penting untuk diingat, masih kata Heri, petugas haji adalah membawa nama bangsa Indonesia. "Jaga nama baik Indonesia. Bapak dan ibu disini adalah duta Indonesia,"ujar dia.
Selain memperhatikan lima hal di atas, Heri juga mengingatkan kepada para petugas untuk tidak melakukan hal lain diluar pekerjaannya. "Apalagi melakukan bisnis, minta bayaran, minta tips. Saya ada laporan tentang hal ini," papar Heri.
Pada akhir sambutan, Konjen menyemangati para peserta yang hadir, jika semua dilakukan dengan tulus, maka akan mendapat pahala dari Allah SWT.
Acara orientasi ini dimulai pada pukul 08.30 Waktu Arab Saudi dengan pembacaan ayat suci Al Quran oleh salah mahasiswa Universitas Qassim, Saeful Anwar yang turut menjadi petugas haji pada tahun ini.
Sebelum Konjen menyampaikan sambutan, Kepala Teknis Haji 1, Ahmad Dumyati Bashori memaparkan jumlah petugas haji dari PPIH Arab Saudi pada tahun ini.
"Petugas haji mukimin berjumlah 665, tenaga kesehatan 169 dan mahasiswa Timur Tengah, yaitu dari Mesir, Sudan, Jordan, Lebanon, Yaman, dan Pakistan, berjumlah 125 orang," katanya.
(dam)