Pelebaran Jalan Menunjang Perekonomian Warga Desa Gemaharjo
A
A
A
PACITAN - Masyarakat Desa Gemaharjo, Kecamatan Tegalombo, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, kini tengah menyambung harapan. Dengan adanya program Padat Karya Tunai (PKT) berupa pembangunan dan pelebaran jalan desa, akses menuju pasar di Kabupaten Ponorogo semakin dekat. Hal tersebut mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi masyarakat Desa Gemaharjo.
"Dengan adanya program padat karya tunai pelebaran jalan sepanjang 350 meter ini, maka akan menembus sampai ke Kabupaten Ponorogo, di mana di sana ada pasar desa sehingga jalan ini membuka akses pertumbuhan ekonomi," kata Kepala Desa Gemaharjo, Wahyu Pudjiono, saat ditemui di desanya, Selasa (26/6/2018).
Wahyu menjelaskan, pembangunan pelebaran jalan tersebut menggunakan anggaran Dana Desa Rp23 juta. Pengerjaan dilakukan sekitar 50 orang dengan upah Rp65.000 per hari.
“Pada tahun ini kami mendapat anggaran Dana Desa Rp801 juta. Sebanyak Rp603 juta dialokasikan untuk program PKT. Sebesar Rp187 juta kami alokasikan untuk upah tenaga kerja. Kami juga gunakan Dana Desa untuk inovasi desa, yaitu posyandu disabilitas dan yang tidak punya BPJS mendapat biaya kesehatan gratis,” sambungnya.
Salah satu warga di Desa Gemaharjo, Hadi, merasakan betul manfaat dari program PKT ini. Sebagai petani, biasanya setelah musim tanam ia menganggur menunggu musim panen. Di sela-sela itu, kini ia bisa mengikuti ikut program PKT.
"Sehari dapat Rp65.000, jadi tidak menganggur lagi. Awalnya jalan ini perkebunan. Dengan dibuat jalan ini, transportasi lancar, mengangkat hasil tani juga lancar. Kalau dulu bawa hasil tani harus di panggul dan jalan kaki, sekarang bisa menggunakan mobil pickup atau motor," terangnya sambil tersenyum.
Mayoritas warga Desa Gemaharjo yang bekerja sebagai petani sangat terbantu dengan akses pelebaran jalan. Tidak hanya membuka akses jalan tani, melainkan juga menyambung koneksi ke pasar desa. Selain hasil tani, masyarakat Desa Gemaharjo memiliki produk unggulan ternak sapi dan pengrajin batu bata/bata merah.
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Eko Putro Sandjojo, mengapresiasi program pelebaran jalan ini. Ia pun terus mengingatkan agar pengerjaan proyek Dana Desa tidak boleh menggunakan kontraktor.
"Bahwa semua pekerjaan dana desa wajib dilakukan dengan swakelola dan 30% untuk upah pekerja. Jadi uangnya berputar di desa sehingga pendapatan naik dan ekonomi desa berkembang," ujar Menteri Eko saat mengunjungi Desa Gemaharjo.
Menteri Eko berharap, komoditas di desa ini dikembangkan melalui program Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (Prukades) dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dengan penyertaan modal BUMDes sebesar Rp50 juta.
"Tahun depan sebesar Rp73-80 triliun rencana Dana Desa akan dinaikkan. Tolong Dana Desa manfaatkan benar-benar. Dan akan ada bantuan sebesar Rp1-2 miliar untuk 500 desa percontohan dari Kemendes PDTT," katanya.
"Dengan adanya program padat karya tunai pelebaran jalan sepanjang 350 meter ini, maka akan menembus sampai ke Kabupaten Ponorogo, di mana di sana ada pasar desa sehingga jalan ini membuka akses pertumbuhan ekonomi," kata Kepala Desa Gemaharjo, Wahyu Pudjiono, saat ditemui di desanya, Selasa (26/6/2018).
Wahyu menjelaskan, pembangunan pelebaran jalan tersebut menggunakan anggaran Dana Desa Rp23 juta. Pengerjaan dilakukan sekitar 50 orang dengan upah Rp65.000 per hari.
“Pada tahun ini kami mendapat anggaran Dana Desa Rp801 juta. Sebanyak Rp603 juta dialokasikan untuk program PKT. Sebesar Rp187 juta kami alokasikan untuk upah tenaga kerja. Kami juga gunakan Dana Desa untuk inovasi desa, yaitu posyandu disabilitas dan yang tidak punya BPJS mendapat biaya kesehatan gratis,” sambungnya.
Salah satu warga di Desa Gemaharjo, Hadi, merasakan betul manfaat dari program PKT ini. Sebagai petani, biasanya setelah musim tanam ia menganggur menunggu musim panen. Di sela-sela itu, kini ia bisa mengikuti ikut program PKT.
"Sehari dapat Rp65.000, jadi tidak menganggur lagi. Awalnya jalan ini perkebunan. Dengan dibuat jalan ini, transportasi lancar, mengangkat hasil tani juga lancar. Kalau dulu bawa hasil tani harus di panggul dan jalan kaki, sekarang bisa menggunakan mobil pickup atau motor," terangnya sambil tersenyum.
Mayoritas warga Desa Gemaharjo yang bekerja sebagai petani sangat terbantu dengan akses pelebaran jalan. Tidak hanya membuka akses jalan tani, melainkan juga menyambung koneksi ke pasar desa. Selain hasil tani, masyarakat Desa Gemaharjo memiliki produk unggulan ternak sapi dan pengrajin batu bata/bata merah.
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Eko Putro Sandjojo, mengapresiasi program pelebaran jalan ini. Ia pun terus mengingatkan agar pengerjaan proyek Dana Desa tidak boleh menggunakan kontraktor.
"Bahwa semua pekerjaan dana desa wajib dilakukan dengan swakelola dan 30% untuk upah pekerja. Jadi uangnya berputar di desa sehingga pendapatan naik dan ekonomi desa berkembang," ujar Menteri Eko saat mengunjungi Desa Gemaharjo.
Menteri Eko berharap, komoditas di desa ini dikembangkan melalui program Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (Prukades) dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dengan penyertaan modal BUMDes sebesar Rp50 juta.
"Tahun depan sebesar Rp73-80 triliun rencana Dana Desa akan dinaikkan. Tolong Dana Desa manfaatkan benar-benar. Dan akan ada bantuan sebesar Rp1-2 miliar untuk 500 desa percontohan dari Kemendes PDTT," katanya.
(poe)