PDIP: Buat Apa Elektabilitas bila Pernah Memukul Rakyat

Senin, 09 Juli 2018 - 13:00 WIB
PDIP: Buat Apa Elektabilitas...
PDIP: Buat Apa Elektabilitas bila Pernah Memukul Rakyat
A A A
JAKARTA - Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menggelar workshop kaderisasi dan kepemimpinan partai yang bertema Kaderisasi PDI Perjuangan Memenangkan Hati Rakyat.
Kegiatan ini menghadirkan pemateri dari kalangan kepala daerah berprestasi, akademisi dan para pegiat media sosial.

Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto menuturkan, workshop bertujuan untuk mengambil intisari dari berbagai keberhasilan para kepala daerah yang juga dijadikan sebagai model di dalam pembumian Pancasila.

"Di dalam menjalankan Dasa Prasetya Partai sekaligus sebagai langkah persiapan di dalam memenangkan pemilu legislatif dan pemilu presiden," tutur Hasto dalam sambutannya, di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Senin (9/7/2018).

Hasto meyakini, seluruh kepala daerah dan wakil kepala daerah yang terpilih telah melalui proses sekolah kaderisasi partai. Mereka akan menjadi pejuang-pejuang kepartaian dan pejuang-pejuang rakyat.

"Sehingga pemilihan legislatif akan linier dengan pilkada serentak," kata Hasto.

Bagi PDIP, kata Hasto, pencalonan kepala daerah tidak semata mempertimbangkan elektabilitas. "Buat apa elektabilitas jika track record memiliki pengalaman memukul rakyat," tandasnya.

Dia mengatakan partainya tidak mengingiinkan elektabilitas tinggi, namun tidak memiliki kesetiaan dalam menjalankan pemerintahan untuk rakyat.

"Bagi PDIP tolok ukur di dalam pilkada akan ditentukan berapa banyak kader partai yang menjadi kepala daerah dan wakil daerah tersebut. Itu ukuran paling autentik di dalam proses kaderisasi itu sendiri," tandasnya.

Hadir sebagai narasumber atau pemateri dalam acara workshop antara lain Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo, Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti, Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta, Bupati Flores Timur Antonius Hubertus, Bupati Tulang Bawang Winarti, pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Pangi Syarwi Chaniago dan pegiat media sosial Boni Triana dan Eko Kuntadhi.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1533 seconds (0.1#10.140)