BNN Gencarkan Sosialisasi Bahaya Narkoba
A
A
A
JAKARTA - Badan Narkotika Nasional (BNN) gencar menyosialisasikan bahaya narkoba dengan tujuan meningkatkan wawasan dan menekan jumlah penyalahgunaannya.
Salah satu targetnya adalah ibu-ibu muda. Kepala BNN Komjen Pol Heru Winarko mengatakan, peredaran narkoba sedang mengancam kehidupan bangsa. Pasalnya, ada 71 jenis narkoba telah beredar di Indonesia.
Karena itu, dia mengimbau masyarakat, khususnya para ibu muda, untuk selalu mengawasi perilaku anak-anaknya. Mereka juga harus mengetahui jenis narkoba yang beredar di masyarakat agar terhindar dari ancaman bahaya narkoba. ”Selain melakukan tindakan, kami juga gencar melakukan sosialisasi ke berbagai kalangan salah satunya ibu-ibu muda. Mereka harus mengetahui jenis-jenis narkoba dan mengajak anak-anaknya untuk tidak mencoba atau mengonsumsi,” kata Heru saat menerima kunjungan Redaksi KORAN SINDO di Kantor BNN, Cawang, Jakarta Timur, kemarin.
Heru menyebutkan, penyalahgunaan narkoba sudah masuk ke berbagai kalangan masyarakat mulai dari pejabat publik, artis, masyarakat biasa, bahkan anak-anak. Oleh karena itu, pemerintah mengimbau dan mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk berkomitmen dan menyatakan perang terhadap narkoba.
”Kita terus mengimbau kepada masyarakat agar terus memperhatikan perkembangan anaknya. Bila ditemukan perilaku perubahan sikap, jangan dibiarkan, karena siapa tahu anak sudah terpengaruh narkoba,” kata jenderal bintang tiga ini.
Menurut dia, BNN terus berkoordinasi dan menjalin kerja sama dengan seluruh instansi pemerintah dan swasta, komunitas masyarakat, termasuk media massa, agar perkembangan narkoba bisa dicegah dan bersama-sama menumpas peredarannya. Salah satunya membentuk desa atau kampung bebas narkoba khususnya di wilayah perbatasan yang kerap dijadikan jalur perlintasan para bandar atau kurir.
Tujuannya untuk mempersempit ruang gerak pengguna dan para pengedar narkoba. Selain masyarakat, sosialisasi pencegahan bahaya narkoba juga diberikan kepada seluruh pegawai BNN. Dengan harapan mereka bisa menjadi penggerak di keluarga dan tempat tinggalnya.
Deputi Pencegahan BNN Irjen Pol Ali Johardi mengungkapkan, sosialisasi dan pencegahan narkoba juga dilakukan melalui media sosial (medsos) berupa Instagram, Twitter, Facebook, dan lainnya. Menurut dia, peran medsos untuk menyosialisasikan maupun mengampanyekan bahaya narkoba ke masyarakat cukup besar, mengingat anak-anak sekarang sudah mengenal internet. (M Yamin)
Salah satu targetnya adalah ibu-ibu muda. Kepala BNN Komjen Pol Heru Winarko mengatakan, peredaran narkoba sedang mengancam kehidupan bangsa. Pasalnya, ada 71 jenis narkoba telah beredar di Indonesia.
Karena itu, dia mengimbau masyarakat, khususnya para ibu muda, untuk selalu mengawasi perilaku anak-anaknya. Mereka juga harus mengetahui jenis narkoba yang beredar di masyarakat agar terhindar dari ancaman bahaya narkoba. ”Selain melakukan tindakan, kami juga gencar melakukan sosialisasi ke berbagai kalangan salah satunya ibu-ibu muda. Mereka harus mengetahui jenis-jenis narkoba dan mengajak anak-anaknya untuk tidak mencoba atau mengonsumsi,” kata Heru saat menerima kunjungan Redaksi KORAN SINDO di Kantor BNN, Cawang, Jakarta Timur, kemarin.
Heru menyebutkan, penyalahgunaan narkoba sudah masuk ke berbagai kalangan masyarakat mulai dari pejabat publik, artis, masyarakat biasa, bahkan anak-anak. Oleh karena itu, pemerintah mengimbau dan mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk berkomitmen dan menyatakan perang terhadap narkoba.
”Kita terus mengimbau kepada masyarakat agar terus memperhatikan perkembangan anaknya. Bila ditemukan perilaku perubahan sikap, jangan dibiarkan, karena siapa tahu anak sudah terpengaruh narkoba,” kata jenderal bintang tiga ini.
Menurut dia, BNN terus berkoordinasi dan menjalin kerja sama dengan seluruh instansi pemerintah dan swasta, komunitas masyarakat, termasuk media massa, agar perkembangan narkoba bisa dicegah dan bersama-sama menumpas peredarannya. Salah satunya membentuk desa atau kampung bebas narkoba khususnya di wilayah perbatasan yang kerap dijadikan jalur perlintasan para bandar atau kurir.
Tujuannya untuk mempersempit ruang gerak pengguna dan para pengedar narkoba. Selain masyarakat, sosialisasi pencegahan bahaya narkoba juga diberikan kepada seluruh pegawai BNN. Dengan harapan mereka bisa menjadi penggerak di keluarga dan tempat tinggalnya.
Deputi Pencegahan BNN Irjen Pol Ali Johardi mengungkapkan, sosialisasi dan pencegahan narkoba juga dilakukan melalui media sosial (medsos) berupa Instagram, Twitter, Facebook, dan lainnya. Menurut dia, peran medsos untuk menyosialisasikan maupun mengampanyekan bahaya narkoba ke masyarakat cukup besar, mengingat anak-anak sekarang sudah mengenal internet. (M Yamin)
(nfl)