Gerindra Sebut Banyak Lembaga Survei Ngeles Soal Hasil Pilkada
A
A
A
JAKARTA - Direktur Pusat Studi Sosial Politik Indonesia dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedillah Badrun mengatakan, saat Pilkada serentak 2018 ini, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Gerindra memiliki mesin politik cukup buruk.
Kedua partai besar itu hanya mampu memperoleh peringkat terendah pada Pilkada yang digelar di 171 daerah ini. (Baca juga: Mesin Politik Dua Parpol Ini di Pilkada 2018 Dinilai Terburuk )
Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani menyebut hal sebaliknya. Menurut Muzani, ada pengamat yang justru menilai mesin politik Gerindra maju.
Dia mencontohkan, beberapa hasil survei sebelum pilkada yang menyebutkan perolehan suara calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Tengah yang diusung Gerindra, yakni Sudirman Said-Ida Fauziah di kisaran 15%.
"Apa yang terjadi (suara Sudirman-Ida-red) di atas 40%, lalu apa kata para pengamat ooh itu karena mesin partai yang jalan, untuk mengeles bahwa survei mereka salah," kata Muzani di rumah dinasnya, Kemang, Jakarta Selatan, Minggu (01/07/2018).
Wakil Ketua MPR itu menilai lembaga survei tidak ingin disalahkan meski hasil surveinya meleset. "Kredibilitas intelektual tidak mau disalahkan, caranya mengatakan itu mesin parpol yang berjalan, " tuturnya.
Kedua partai besar itu hanya mampu memperoleh peringkat terendah pada Pilkada yang digelar di 171 daerah ini. (Baca juga: Mesin Politik Dua Parpol Ini di Pilkada 2018 Dinilai Terburuk )
Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani menyebut hal sebaliknya. Menurut Muzani, ada pengamat yang justru menilai mesin politik Gerindra maju.
Dia mencontohkan, beberapa hasil survei sebelum pilkada yang menyebutkan perolehan suara calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Tengah yang diusung Gerindra, yakni Sudirman Said-Ida Fauziah di kisaran 15%.
"Apa yang terjadi (suara Sudirman-Ida-red) di atas 40%, lalu apa kata para pengamat ooh itu karena mesin partai yang jalan, untuk mengeles bahwa survei mereka salah," kata Muzani di rumah dinasnya, Kemang, Jakarta Selatan, Minggu (01/07/2018).
Wakil Ketua MPR itu menilai lembaga survei tidak ingin disalahkan meski hasil surveinya meleset. "Kredibilitas intelektual tidak mau disalahkan, caranya mengatakan itu mesin parpol yang berjalan, " tuturnya.
(dam)