Hari Antinarkotika, Ansor Serukan Jihad Melawan Narkoba

Selasa, 26 Juni 2018 - 21:49 WIB
Hari Antinarkotika, Ansor Serukan Jihad Melawan Narkoba
Hari Antinarkotika, Ansor Serukan Jihad Melawan Narkoba
A A A
JAKARTA - Pada tahun 2020-2030, Indonesia akan mendapatkan bonus demografi. Tahun 2020-2030 akan menjadi tahun emas bagi Indonesia mengingat jumlah usia angkatan kerja (15-64 tahun) diperkirakan akan mencapai 70%.Sementara sisanya, yakni 30% angkatan tidak produktif (65 tahun ke atas dan 14 tahun ke bawah).Bonus demografi akan memberikan keuntungan bagi Indonesia karena sumber daya manusia (SDM) yang melimpah. Tetapi bisa juga menjadi malapetaka manakala jumlah SDM yang secara kuantitas tersebut melimpah, tetapi tidak diimbangi dengan peningkatan kualitas SDM.
"Apalagi di waktu bersamaan, Indonesia dihantui dengan derasnya peredaran Narkoba yang kian masif," kata Kepala Badan Ansor Anti Narkoba (BAANAR) Nasional Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda (GP) Ansor, Saleh Ramli dalam siaran persnya, Selasa (26/6/2018).

Saleh merujuk temuan Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia yang dirilis tahun 2017, disebutkan bahwa sekitar 1,77% penduduk Indonesia--setara dengan 3,3 juta jumlah penduduk Indonesia--terjerumus penyalahgunaan narkoba dan mengakibatkan kerugian Rp84,7 triliun.

Saleh mengatakan, fakta tersebut harus direspons, apalagi dalam momentum peringatan Hari Antinarkotika Internasional pada 26 Juni 2018.
"Usia produktif harus mempunyai performa yang baik sebab jika tidak,akan merugikan masa depan Indonesia," katanya.

Untuk mengatasi hal tersebut di atas, Saleh menjelaskan BAANAR telah melakukan sosialisasi dan aksi melalui sistem kaderisasi di internal GP ANSOR sebagai sebuah ikhtiar memberantas penyalahgunaan narkoba.

Dia menjelaskan, sosialisasi dilakukan secara masif karena alarm bahaya narkoba sudah berbunyi darurat. Langkah-langkah yang diambil BAANAR sebagai upaya pemberantasan penyalahgunaan Narkoba tentu tidak bisa dilepaskan dari semangat zaman.

"Kerap kita mendengar kata hijrah dan jihad dalam kehidupan sehari-hari. Kata ini coba kita kontekskan dengan semangat pemberantasan penyalahgunaan narkoba, yang tentunya akan membawa dampak positif. Jihad melawan narkoba dan hijrah untuk hidup yang lebih sehat tanpa narkoba," tuturnya.

Dia mengatakan, langkah ini akan terus dikampanyekan baik dalam kehidupan sehari-hari maupun di dunia sosial media. Kader Ansor yang berjumlah tidak kurang lima juta orang di Indonesia menjadi modal sosial yang besar untuk terus mengkampanyekan pemberantasan penyalahgunaan Narkoba.

"Dengan SDM Ansor yang melimpah, akan kita kerahkan untuk kampanyekan pemberantasan penyalahgunaan narkoba melaui kegiatan yang sesuai kebutuhan masyarakat, menyenangkan, dan memberikan harapan tentang masa depan bagi kaum muda Indonesia," tuturnya.

Di sisi lain, sambung dia, kampanye di media sosial akan terus dilakukan. Sebab berdasarkan beberapa literasi terungkap modus pengedaran obat-obatan terlarang kian canggih, salah satunya memanfaatkan kemajuan tekhnologi dan informasi.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6542 seconds (0.1#10.140)