Dua Hari, Tim Jelajah Desa Gelontorkan Bantuan Rp2,5 Miliar
A
A
A
PASAMAN - Tim Jelajah Desa, Silaturahmi ke Nagari dan Ramadan Berbagi di Sumatera Barat menggelontorkan bantuan Rp2,5 miliar. Pada hari kedua, Minggu 10 Juni 2018, tim mengakhiri perjalanan di Lubuk Sikaping, Kabupaten Pasaman. Rangkaian kegiatan hari kedua ditutup dengan dialog bersama pendamping desa, tenaga ahli dan pendamping lokal desa se-kabupaten Pasaman.
Di hari kedua Jelajah Desa, rombongan menuju Katiagan, berjarak sekitar 120 Km dari Simpang Ampek. Perjalanan memakan waktu sekitar 2 jam tersebut akan menempuh rute yang berat karena hanya bisa ditempuh kendaraan bergardan ganda.
Di lokasi ini, rombongan yang dipimpin Staf Khusus Kemendes PDTT, H Febby Datuk Bangso melihat langsung jembatan Katiagan yang dibangun dari Dana Desa. Rombongan juga berdialog dengan masyarakat setempat.
"Dulu untuk menghubungkan Jorong Katiagan dan Jorong Mandiangin butuh waktu sehari, biaya Rp200.000 sekali jalan," kata Kepala Jorong Mandiangin Lesfi Siska.
Ia menceritakan banyak persoalan yang dialami warga. Misalnya banyak warga setempat yang melahirkan di atas perahu.
Selesai di Katiagan, rombongan memutuskan untuk menunda rencana ziarah ke Sasak. Hal ini mengingat kondisi yang tak memungkinkan. "Jika kita ke Sasak, kasihan warga yang sudah menunggu di Sinuruik," kata H Febby Datuk Bangso, yang juga putra Sumatera Barat ini.
Di Nagari Sinuruik, tim Jelajah Desa berbagi dengan masyarakat Sinuruik, Kec Talamau, Kabupaten Pasaman Barat. Di Sinuruik, hasil inovasi desa dikembangkan sebuah kawasan untuk obyek wisata. Masyarakat menyebutnya Kampung Pelangi, yang diresmikan Febby Datuk Bangso, saat kunjungan tersebut.
Menariknya, di Kampung Pelangi yang sebenarnya masih bernama kampung Sinuruik, Nagari Sinuruik, ada kolam ikan larangan. Saat ini, setiap sore di kolam ikan yang airnya mengalir deras, banyak warga yang berenang dan bermain dengan ikan.
Sehari sebelumnya, tim Jelajah Desa menyalurkan dana Rp2,5 miliar. Sehari kemudian tim menyerahkan bantuan usaha ekonomi masyarakat Rp150 juta di Sinuruik, serta motor trail untuk pendamping desa di Mapattunggul Selatan. "Bantuan ini diberikan untuk mendorong percepatan pembangunan di desa sehingga memperkuat bangsa," kata Febby Datuk Bangso.
Bantuan yang diberikan beragam bentuk. Lembaga Penelitian dan Pengembangan Masyarakat (LPPM) Universitas Negeri Padang, mendapat bantuan Rp750 juta. Bantuan tersebut diperuntukkan bagi penelitian dan pengembangan. Badan Usaha Milik Nagari (Bumnag) Kanagarian Sungai Buluh Timur, Kabupaten Padangpariaman mendapatkan bantuan Rp50 juta ditambah paket Usaha Ekonomi Masyarakat (UEM) Rp150 juta.
Di Kanagarian Pakandangan, Kabupaten Padangpariaman, UEM mendapat bantuan Rp300 juta dan Bumnag Pakandangan Emas Rp50 juta. Saat buka puasa bersama dengan tenaga ahli, pendamping desa dan pendamping lokal desa Padangpariaman dan Kota Pariaman mendapat Rp1 miliar untuk budidaya kelapa di Padangpariaman serta bantuan UEM Rp90 juta untuk kelompok tani di Kota Pariaman.
Di hari kedua Jelajah Desa, rombongan menuju Katiagan, berjarak sekitar 120 Km dari Simpang Ampek. Perjalanan memakan waktu sekitar 2 jam tersebut akan menempuh rute yang berat karena hanya bisa ditempuh kendaraan bergardan ganda.
Di lokasi ini, rombongan yang dipimpin Staf Khusus Kemendes PDTT, H Febby Datuk Bangso melihat langsung jembatan Katiagan yang dibangun dari Dana Desa. Rombongan juga berdialog dengan masyarakat setempat.
"Dulu untuk menghubungkan Jorong Katiagan dan Jorong Mandiangin butuh waktu sehari, biaya Rp200.000 sekali jalan," kata Kepala Jorong Mandiangin Lesfi Siska.
Ia menceritakan banyak persoalan yang dialami warga. Misalnya banyak warga setempat yang melahirkan di atas perahu.
Selesai di Katiagan, rombongan memutuskan untuk menunda rencana ziarah ke Sasak. Hal ini mengingat kondisi yang tak memungkinkan. "Jika kita ke Sasak, kasihan warga yang sudah menunggu di Sinuruik," kata H Febby Datuk Bangso, yang juga putra Sumatera Barat ini.
Di Nagari Sinuruik, tim Jelajah Desa berbagi dengan masyarakat Sinuruik, Kec Talamau, Kabupaten Pasaman Barat. Di Sinuruik, hasil inovasi desa dikembangkan sebuah kawasan untuk obyek wisata. Masyarakat menyebutnya Kampung Pelangi, yang diresmikan Febby Datuk Bangso, saat kunjungan tersebut.
Menariknya, di Kampung Pelangi yang sebenarnya masih bernama kampung Sinuruik, Nagari Sinuruik, ada kolam ikan larangan. Saat ini, setiap sore di kolam ikan yang airnya mengalir deras, banyak warga yang berenang dan bermain dengan ikan.
Sehari sebelumnya, tim Jelajah Desa menyalurkan dana Rp2,5 miliar. Sehari kemudian tim menyerahkan bantuan usaha ekonomi masyarakat Rp150 juta di Sinuruik, serta motor trail untuk pendamping desa di Mapattunggul Selatan. "Bantuan ini diberikan untuk mendorong percepatan pembangunan di desa sehingga memperkuat bangsa," kata Febby Datuk Bangso.
Bantuan yang diberikan beragam bentuk. Lembaga Penelitian dan Pengembangan Masyarakat (LPPM) Universitas Negeri Padang, mendapat bantuan Rp750 juta. Bantuan tersebut diperuntukkan bagi penelitian dan pengembangan. Badan Usaha Milik Nagari (Bumnag) Kanagarian Sungai Buluh Timur, Kabupaten Padangpariaman mendapatkan bantuan Rp50 juta ditambah paket Usaha Ekonomi Masyarakat (UEM) Rp150 juta.
Di Kanagarian Pakandangan, Kabupaten Padangpariaman, UEM mendapat bantuan Rp300 juta dan Bumnag Pakandangan Emas Rp50 juta. Saat buka puasa bersama dengan tenaga ahli, pendamping desa dan pendamping lokal desa Padangpariaman dan Kota Pariaman mendapat Rp1 miliar untuk budidaya kelapa di Padangpariaman serta bantuan UEM Rp90 juta untuk kelompok tani di Kota Pariaman.
(poe)