Gerindra Kantongi Cawapres Prabowo

Kamis, 17 Mei 2018 - 11:57 WIB
Gerindra Kantongi Cawapres Prabowo
Gerindra Kantongi Cawapres Prabowo
A A A
JAKARTA - Partai Gerindra masih menyeleksi calon wakil presiden (cawapres) pendamping Prabowo Subianto untuk Pemilu Presiden (Pilpres) 2019 mendatang.

Dari sejumlah nama yang masuk radar, sekarang ada sekitar 3-4 nama cawapres, baik itu dari unsur partai maupun nonpartai. Nama-nama yang digadang-gadang untuk mendampingi mantan Danjen Kopassus ini diantaranya Ahmad Heryawan, Agus Harimurti, Anies Baswedan, Gatot Nurmantyo hingga Muhaimin Iskandar.

Nama-nama tersebut selalu menjadi favorit untuk mendampingi Prabowo dalam berbagai jajak pendapat yang dilakukan beberapa lembaga survei. Saat ini Gerindra sebagai partai politik yang telah resmi mendeklarasikan Prabowo sebagai calon presiden tengah melakukan penjajakan koalisi dengan parpol lain untuk mengusung ketua umum partai mereka.

“Saudara-saudara semua tahu bahwa diperlukan minimal 112 kursi DPR RI yang mem berikan sokongan, dukung an pencalonan kepada Pak Prabowo karena kita 73 berarti kurang 39. Konsentrasi kita sekarang ini adalah itu,” kata Sekre taris Jenderal (Sekjen) Partai Gerindra Ahmad Muzani kepada wartawan di Gedung DPR, Jakarta, kemarin.

Dia menjelaskan, dari komunikasi Gerindra dengan sejumlah parpol lain, rata-rata me reka se tuju mengusung Prabowo asalkan ketua umum mereka digandeng sebagai cawapres. Menurutnya permintaan tersebut wajar dan Gerindra benar-benar mempertimbangkan karena sadar harus berkoalisi dengan parpol lain agar bisa memenuhi presidential thershold 20%.

Kendati demikian, siapa pun nanti cawapres Prabowo, dia harus mampu menambah kekuatan elektoral. “Tapi di sisi lain kita juga melakukan pertimbangan-pertimbangan lain karena wakil presiden juga faktor yang juga menyebabkan kemenangan,” jelasnya.

Karena itu, lanjut Muzani, Gerindra meminta partai-partai calon koalisi untuk memikirkan bersama-sama sebelum menentukan nama cawapres pendamping Prabowo. Menurutnya sejauh ini nama-namanya sudah mengerucut dari partai maupun nonpartai. Namun Muzani enggan mengungkap partai mana saja dan nama cawapresnya.

“Ya pokoknya jari saya lima ini kebanyakan. Ini ada orang-orang hebat masuk, tokoh-tokoh yang begitu kira-kira. Pokoknya partai yang bersedia mencalonkan Pak Prabowo,” tuturnya. Mengenai nama yang akan dipilih, menurut Muzani, keputusan utama nantinya akan ditetapkan dalam kebersamaan koalisi yang diputuskan oleh para ketua umum partai.

Dan calon itu adalah orang yang dapat diterima oleh semua pihak dan bisa memenangkan Prabowo. “Mudah-mudah sebelum Agustus (diputuskan). Sabar dikit,” sebutnya.

Sementara itu Ketua Umum DPP Partai Gerindra yang juga capres yang diusung Gerindra, Prabowo Subianto, mengatakan, proses demokrasi Gerindra dengan sejumlah parpol berjalan dengan baik, komunikasi juga masih terus berjalan dengan semua pihak guna mencari yang terbaik.

“Demokrasi yang baik, rakyat membutuhkan pilihan yang baik. Jadi ya kita jalankan aja yang terbaik. Yang terbaik untuk rakyat itu yang akan kita lakukan,” kata Prabowo di Gedung DPR.

Mengenai cawapres, Prabowo mengaku bahwa nama cawapres belum diputuskan dan masih terus didiskusikan secara bersama-sama. Karena yang namanya proses demokrasi tidak bisa serta-merta mengambil keputusan, harus ada pertemuan, diakui, dan menyampaikan pandangannya.

“Yang penting kita harus cari yang terbaik. Itu saja. Semua baik, kita semua anak bangsa. Pokoknya kita maju dengan gagasan, dengan alternatif. Saya kira demikian. Nama nanti lah,” tandasnya.

Sebelumnya PKS mendesak Partai Gerindra untuk segera menentukan cawapres pendam ping Prabowo Subianto untuk Pilpres 2019 mendatang. Karena, menurut PKS, peta koalisi pilpres sudah sangat jelas di mana ada dua magnet koalisi, yakni Prabowo dan Joko Widodo (Jokowi).

Wakil Ketua Majelis Syura PKS Hidayat Nur Wahid (HNW) menjelaskan bahwa PKS bukan mengultimatum atau pun mendikte Gerindra. Desakan pemilihan cawapres itu merupakan aspirasi dari arus bawah.

Selama ini PKS memahami sikap politik Gerindra, begitu juga PKS memiliki sikap politik yang penting untuk dipahami oleh semua pihak. Untuk bisa mengusung pasangan calon di pilpres dibutuhkan syarat presidential threshold 20% di mana tidak ada satu pun parpol yang bisa maju tanpa koalisi. Tapi dalam waktu dekat akan ada pertemuan antara Prabowo dan elite PKS.

“Pak Prabowo waktu itu menjanjikan akan bertemu lagi dengan PKS dan kita menunggu realisasi apa yang dikomitmeni oleh Prabowo,” kata HNW di Gedung DPR, Jakarta (4/5). (Kiswondari)
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5422 seconds (0.1#10.140)