Menag: Pramuka Harus Jadi Pelopor Gerakan Antiradikalisme

Kamis, 03 Mei 2018 - 15:09 WIB
Menag: Pramuka Harus...
Menag: Pramuka Harus Jadi Pelopor Gerakan Antiradikalisme
A A A
PEKANBARU - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin meminta pramuka pandega dari Perguruan Tinggi Keagamaan di bawah koordinasi Kementerian Agama menjadi pelopor gerakan antiradikalisme di Indonesia. Dengan kapasitas pengetahuan agama memadai, dipadu dengan nilai-nilai luhur kepramukaan, pandega dari Perguruan Tinggi Keagamaan diyakini mampu mengarusutamakan pandangan keagamaan moderat di tanah air.

“Badan Intelijen Negara (BIN) baru saja merilis data jika 39% mahasiswa Indonesia telah terpapar ide-ide radikalisme. Ironisnya, ada tiga perguruan tinggi yang terindikasi menjadi media penyebaran paham radikal tersebut sehingga harus diawasi secara khusus,” ujar Menteri Lukman saat menyampaikan sambutan dalam Pembukaan Perkemahan Wirakarya ke-XIV Perguruan Tinggi Keagamaan di Bumi Perkemahan Sultan Syarif Kasim, Pekanbaru, Riau, (Kamis 3/5/2018).

Dia menjelaskan, dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia telah dimasuki paham-paham transnasional yang bertujuan menganti dasar negara Pancasila dengan sistem kekhalifahan. Paham-paham ini kemudian melahirkan gerakan-gerakan radikal dan cara pandang keagamaan yang intoleran terhadap keberagaman. “Masuknya paham-paham ini harus diwaspadai karena akan mengerus nilai-nilai luhur bangsa yang selalu mengedepankan musyawarah dan sikap tepo sliro dalam menyikapi berbagai masalah bangsa,” katanya.

Lukman mengatakan, perkemahan wirakarya yang mempertemukan pramuka pandega Perguruan Tinggi Keagamaan dari seluruh Indonesia menjadi media efektif bagi mahasiswa untuk saling bertukar pikiran menyikapi berbagai perbedaan di tanah air. Apalagi dengan pemahaman keagamaan yang benar, maka pramuka dari perguruan tinggi kegamaan bakal mampu mengarusutamakan pandangan Islam moderat di Indonesia.

“Kami yakin perguruan tinggi keagamaan Islam di bawah Kementerian Agama menjadi garda terdepan dalam melawan penyebaran ideologi radikal yang berasal dari luar,” katanya.

Dia menegaskan, meluasnya pandangan keagamaan yang keras dan intoleran harus dilawan bersama. Ajakan yang waras tidak boleh mengalah harus dijadikan dasar dalam melawan berbagai persebaran pandangan keagamaan radikal baik di media sosial maupun dalam kehidupan sehari-hari.

“Agama bukanlah masalah yang harus diperdebatkan tetapi harus menjadi sumber-sumber inspirasi dalam memuliakan manusia dan kemanusiaan. Dan saya yakin Pramuka Pandega dari Perguruan tinggi keagamaan Islam mampu menjadi pelopor menyebarkan nilai-nilai moderasi tersebut,” ujarnya.
(pur)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3770 seconds (0.1#10.140)