Hadapi Terorisme, Pasukan Elit TNI Digembleng Perang Gerilya dan Kota
A
A
A
JAKARTA - Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu mengganti alat utama sistem persenjataan (Alutsista) milik Korps Marinir TNI AL yang sudah tidak layak. Termasuk memperbaiki sarana dan prasarana milik pasukan elit tersebut.
"Kedatangan saya ke sini untuk mengecek kesiapan baik personel, asrama, maupun alutsistanya. Di mana kekurangan-kekurangannya, kita akan berusaha memenuhinya," ujarnya di Bumi Marinir, Cilandak, Jakarta Selatan, Kamis (3/5/2018).
Ryamizard menyebut, salah satunya adalah tank buatan Polandia yang usianya kini sudah di atas 40 tahun. Mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) ini menyarankan, agar alutsista yang sudah tua tidak perlu digunakan lagi.
"Pasti akan dipenuhi tidak boleh setengah-setengah seperti tank buatan Polandia yang sudah 40 tahun. Usia alutsista 50 ke atas tidak usah lagi (dipakai) ya," tegasnya.
Dalam kesempatan itu, mantan Pangkostrad ini juga mengaku akan meningkatkan kemampuan para prajurit marinir dengan latihan perang gerilya dan perang kota. Hal ini penting guna membendung ancaman terorisme yang berasal dari Filipina.
"Ancaman kita salah satunya adalah terorisme. Kita sekarang menghadapi hadapi teroris generasi ketiga. Generasi pertama yang meledakkan Gedung WTC, di Amerika. Generasi kedua ISIS dan yang ketiga yaitu pejuang-pejuang yang kembali ke negaranya dan membentuk negara Islam," katanya.
Ryamizard menyebut, saat ini muncul organisasi Islamic State Indonesia, Islamic State Filipina dan Islamic State Malaysia. Organisasi tersebut diduga kuat akan membuat kekacauan. Untuk itu, pihaknya telah berkoordinasi dengan pemerintah Filipina.
"Patroli laut dan udara sudah dilakukan bersama-sama. Tinggal darat, saya akan laksanakan setelah Lebaran, saya minta siapkan 1 kompi, 1 kompi dan 10 sniper. Saya Latih di perbatasan bagaimana perang gerilya di Kalimantan. Ada dari Kopassus, Kostrad, Marinir, Paskhas. Enggak usah lama-lama, orang-orangya sudah terlatih kok," katanya.
Ryamizard menegaskan, saat ini wilayah yang paling aman bagi teroris itu di Filipina selatan. Ada banyak jumlah pemberontak karena didukung warga setempat. Akibatnya pemerintah sulit mengatasinya begitu juga dengan tentara.
"Kita sudah kerja sama trilateral dengan tiga negara untuk membendung teroris. Saya juga buat Our Eyes untuk melihat situasi apa di sana. Kita ajak, kalau enggak mau kita hancurkan saja. Di sana kan perang kota, perang gerilya, prajurit harus paham itu," tegasnya.
Dankormar Mayjen TNI (Mar) Bambang Suswantono mengapresiasi kehadiran Menhan Ryamizard Ryacudu ke Markas Marinir, Cilandak. "Kami warga Korps Marinir menyambut baik dan mengucapkan terima kasih atas arahan dan bimbingan kepada kami semua dalam menjalankan tugas," ucapnya singkat.
"Kedatangan saya ke sini untuk mengecek kesiapan baik personel, asrama, maupun alutsistanya. Di mana kekurangan-kekurangannya, kita akan berusaha memenuhinya," ujarnya di Bumi Marinir, Cilandak, Jakarta Selatan, Kamis (3/5/2018).
Ryamizard menyebut, salah satunya adalah tank buatan Polandia yang usianya kini sudah di atas 40 tahun. Mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) ini menyarankan, agar alutsista yang sudah tua tidak perlu digunakan lagi.
"Pasti akan dipenuhi tidak boleh setengah-setengah seperti tank buatan Polandia yang sudah 40 tahun. Usia alutsista 50 ke atas tidak usah lagi (dipakai) ya," tegasnya.
Dalam kesempatan itu, mantan Pangkostrad ini juga mengaku akan meningkatkan kemampuan para prajurit marinir dengan latihan perang gerilya dan perang kota. Hal ini penting guna membendung ancaman terorisme yang berasal dari Filipina.
"Ancaman kita salah satunya adalah terorisme. Kita sekarang menghadapi hadapi teroris generasi ketiga. Generasi pertama yang meledakkan Gedung WTC, di Amerika. Generasi kedua ISIS dan yang ketiga yaitu pejuang-pejuang yang kembali ke negaranya dan membentuk negara Islam," katanya.
Ryamizard menyebut, saat ini muncul organisasi Islamic State Indonesia, Islamic State Filipina dan Islamic State Malaysia. Organisasi tersebut diduga kuat akan membuat kekacauan. Untuk itu, pihaknya telah berkoordinasi dengan pemerintah Filipina.
"Patroli laut dan udara sudah dilakukan bersama-sama. Tinggal darat, saya akan laksanakan setelah Lebaran, saya minta siapkan 1 kompi, 1 kompi dan 10 sniper. Saya Latih di perbatasan bagaimana perang gerilya di Kalimantan. Ada dari Kopassus, Kostrad, Marinir, Paskhas. Enggak usah lama-lama, orang-orangya sudah terlatih kok," katanya.
Ryamizard menegaskan, saat ini wilayah yang paling aman bagi teroris itu di Filipina selatan. Ada banyak jumlah pemberontak karena didukung warga setempat. Akibatnya pemerintah sulit mengatasinya begitu juga dengan tentara.
"Kita sudah kerja sama trilateral dengan tiga negara untuk membendung teroris. Saya juga buat Our Eyes untuk melihat situasi apa di sana. Kita ajak, kalau enggak mau kita hancurkan saja. Di sana kan perang kota, perang gerilya, prajurit harus paham itu," tegasnya.
Dankormar Mayjen TNI (Mar) Bambang Suswantono mengapresiasi kehadiran Menhan Ryamizard Ryacudu ke Markas Marinir, Cilandak. "Kami warga Korps Marinir menyambut baik dan mengucapkan terima kasih atas arahan dan bimbingan kepada kami semua dalam menjalankan tugas," ucapnya singkat.
(pur)