Cegah Paham Radikal lewat Program Duta Damai Dunia Maya
A
A
A
JAKARTA - Duta damai dunia maya dinilai sebagai program efektif dalam menangkal paham radikal terorisme di dunia maya. Bahkan keberhasilan program duta damai dunia maya ini telah mendapat pengakuan dunia internasional.
Duta damai dunia maya adalah salah satu program pencegahan lunak (soft approach) yang dilakukan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dalam penanggulangan terorisme.
“Saat menghadiri pertemuan Arab-Amerika yang dihadiri 50 negara di Arab Saudi dan di depan Presiden AS Donald Trump, saya paparkan program soft approach ini termasuk duta damai dunia maya. Dari situ saya diundang ke Gedung Putih untuk menjelaskan lebih detail. Di situ saya jelaskan bahwa untuk menanggulangi terorisme tidak cukup dengan hard approach (penangkapan-red), tapi cara-cara lunak terbukti lebih efektif dan Indonesia telah membuktikan,” tutur Kepala BNPT Komisaris Jenderal Polisi Suhardi Alius saat menutup Pelatihan Duta Damai Dunia Maya Provinsi Banten di Tangerang, Rabu 25 April 2018, seperti dalam keterangan tertulis.
Tidak hanya itu, Suhardi juga mengaku diundang ke berbagai negara untuk menjelaskan tentang cara-cara lunak BNPT mencegah dan menanggulangi terorisme. Bahkan dalam waktu dekat ini, Suhardi juga diundang ke Yordania untuk mempresentasikan program soft approach tersebut.
Dia juga pernah diundang berbicara tentang penanganan kelompok teroris Boko Haram di Nigeria. Di situ juga dipaparkan untuk menangani kekerasan itu, tidak harus dengan kekerasan, tapi juga dengan cara-cara damai dan lunak.
“Meski lembaga BNPT masih terbilang kecil, tapi kami telah berhasil menjangkau dunia. Bahkan dunia mengakui keberhasilan Indonesia dalam penanganan terorisme dengan soft approach ini. Makanya duta damai dunia maya ini akan terus saya bawa ke forum internasional karena inovasinya luar biasa,” tandas Suhardi.
Terkait pelaksanaan pelatihan duta damai dunia maya ini, mantan Kepala Badan Reserse Kriminal Polri menjelaskan, pelatihan wilayah Banten ini merupakan kegiatan lanjutan.
Sejak 2016 sampai 2017, BNPT telah menggelar pelatihan duta damai dunia maya di 10 provinsi yaitu Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Barat, Kalimantan Selatan, dan Nusa Tenggara Barat.
Dengan keterbatasan anggaran, tahun ini kegiatan ini dilaksanakan di tiga provinsi. Banten mengawali, diikuti Kalimantan Timur, dan Sulawesi Utara. Suhardi berharap dengan dikumpulkannya duta damai dunia maya ini, mereka bisa menyebarkan konten positif dan damai di dunia maya untuk membangun nasionalisme generasi muda.
“Duta damai dunia maya sebagai modal bagi BNPT untuk menjaga dunia maya dan dunia nyata dari radikalisme,” tuturnya.
Dia menjelaskan, dalam fenomena sekarang ini, kelompok teroris sangat fasih dan cerdas memanfaatkan internet untuk propaganda, maupun rekrutmen. Kalau dahulu, propaganda radikalisme dilakukan melalui hubungan kekeluargaan, pertemanan, lembaga keagaman dan dengan cara tertutup. Baiat juga dilakukan secara langsung.
Tapi saat ini, kata dia, fenomena baru telah terjadi dengan menjadikan media online, website untuk melakukan propaganda dan rekrutmen. Artinya, pola rekrutmen berubah, pembaitan tidak langsung melalui media.
Salah satu contohnya, kata Suhardi, rencana bom ke Istana yang berhasil dicegah oleh Detasemen Khusus (Densus) 88. Pelakunya dibaiat secara online, bahkan juga dinikahkan secara online.
Dia tidak bisa membayangkan bila bom itu benar-benar meledak saat pergantian jam jaga Paspampres. “Ini pentingnya keberadaan duta damai dunia maya yang mempunyai tanggung jawab moral memberikan daya tahan kepada anak muda dari propaganda radikal terorisme melalui internet,” ungkapnya.
Duta damai dunia maya adalah salah satu program pencegahan lunak (soft approach) yang dilakukan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dalam penanggulangan terorisme.
“Saat menghadiri pertemuan Arab-Amerika yang dihadiri 50 negara di Arab Saudi dan di depan Presiden AS Donald Trump, saya paparkan program soft approach ini termasuk duta damai dunia maya. Dari situ saya diundang ke Gedung Putih untuk menjelaskan lebih detail. Di situ saya jelaskan bahwa untuk menanggulangi terorisme tidak cukup dengan hard approach (penangkapan-red), tapi cara-cara lunak terbukti lebih efektif dan Indonesia telah membuktikan,” tutur Kepala BNPT Komisaris Jenderal Polisi Suhardi Alius saat menutup Pelatihan Duta Damai Dunia Maya Provinsi Banten di Tangerang, Rabu 25 April 2018, seperti dalam keterangan tertulis.
Tidak hanya itu, Suhardi juga mengaku diundang ke berbagai negara untuk menjelaskan tentang cara-cara lunak BNPT mencegah dan menanggulangi terorisme. Bahkan dalam waktu dekat ini, Suhardi juga diundang ke Yordania untuk mempresentasikan program soft approach tersebut.
Dia juga pernah diundang berbicara tentang penanganan kelompok teroris Boko Haram di Nigeria. Di situ juga dipaparkan untuk menangani kekerasan itu, tidak harus dengan kekerasan, tapi juga dengan cara-cara damai dan lunak.
“Meski lembaga BNPT masih terbilang kecil, tapi kami telah berhasil menjangkau dunia. Bahkan dunia mengakui keberhasilan Indonesia dalam penanganan terorisme dengan soft approach ini. Makanya duta damai dunia maya ini akan terus saya bawa ke forum internasional karena inovasinya luar biasa,” tandas Suhardi.
Terkait pelaksanaan pelatihan duta damai dunia maya ini, mantan Kepala Badan Reserse Kriminal Polri menjelaskan, pelatihan wilayah Banten ini merupakan kegiatan lanjutan.
Sejak 2016 sampai 2017, BNPT telah menggelar pelatihan duta damai dunia maya di 10 provinsi yaitu Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Barat, Kalimantan Selatan, dan Nusa Tenggara Barat.
Dengan keterbatasan anggaran, tahun ini kegiatan ini dilaksanakan di tiga provinsi. Banten mengawali, diikuti Kalimantan Timur, dan Sulawesi Utara. Suhardi berharap dengan dikumpulkannya duta damai dunia maya ini, mereka bisa menyebarkan konten positif dan damai di dunia maya untuk membangun nasionalisme generasi muda.
“Duta damai dunia maya sebagai modal bagi BNPT untuk menjaga dunia maya dan dunia nyata dari radikalisme,” tuturnya.
Dia menjelaskan, dalam fenomena sekarang ini, kelompok teroris sangat fasih dan cerdas memanfaatkan internet untuk propaganda, maupun rekrutmen. Kalau dahulu, propaganda radikalisme dilakukan melalui hubungan kekeluargaan, pertemanan, lembaga keagaman dan dengan cara tertutup. Baiat juga dilakukan secara langsung.
Tapi saat ini, kata dia, fenomena baru telah terjadi dengan menjadikan media online, website untuk melakukan propaganda dan rekrutmen. Artinya, pola rekrutmen berubah, pembaitan tidak langsung melalui media.
Salah satu contohnya, kata Suhardi, rencana bom ke Istana yang berhasil dicegah oleh Detasemen Khusus (Densus) 88. Pelakunya dibaiat secara online, bahkan juga dinikahkan secara online.
Dia tidak bisa membayangkan bila bom itu benar-benar meledak saat pergantian jam jaga Paspampres. “Ini pentingnya keberadaan duta damai dunia maya yang mempunyai tanggung jawab moral memberikan daya tahan kepada anak muda dari propaganda radikal terorisme melalui internet,” ungkapnya.
(dam)