Pensiun, Gatot Nurmantyo Ingin Curahkan Waktu untuk Keluarga
A
A
A
JAKARTA - Setelah kurun waktu 36 tahun mengabdikan diri di Tentara Nasional Indonesia (TNI), Jenderal TNI Gatot Nurmantyo memasuki masa purna tugas atau pensiun per 31 Maret 2018. Dengan dedikasi penuh Gatot Nurmantyo yang lahir di Tegal 13 Maret 1960 telah berhasil menjadi pucuk pimpinan sebagai Panglima TNI hingga Desember 2017 lalu.
“Puji syukur Alhamdulillah saya panjatkan kehadirat Allah SWT bahwa saya telah menjalankan rangkaian tugas sebagai seorang prajurit TNI Angkatan Darat sejak awal pengabdian saya pada tahun 1982 hingga tahun ini,” ujar Gatot dalam rilisnya yang diterima SINDOnews, Minggu (1/4/2018).
Dia menuturkan, pada awalnya dulu dirinya memilih menjadi prajurit TNI hanya semata sebagai jalan lain agar adik-adiknya tetap bersekolah. "Namun syukur karena kehendak Allah SWT dengan segala kekurangan dan keterbatasan yang saya miliki, dengan tekad dan kemauan keras dan tentu disertai doa restu orang tua yang tiada henti, saya diberikan kesempatan meniti karier sebagai Prajurit TNI dengan selamat hingga mencapai anak tangga tertinggi,” tutur Gatot.
Gatot mengatakan, melepas fungsinya sebagai tentara tak berarti sama sekali menganggur, melainkan tetap akan mengabdi demi masa depan yang lebih baik bagi negara dan bangsa Indonesia. Hal itu sebagai perwujudan kecintaannya pada Indonesia yang sudah terlanjur mendarah-daging dalam dirinya.
“Mengabdi kepada nusa-bangsa tak selalu berarti harus memanggul senjata, dan mulai hari ini saya memiliki hak dan kewajiban yang sama sebagai anak bangsa, anggota masyarakat sipil dan warga negara RI lainnya, termasuk untuk memiliki hak memilih, juga hak dipilih saat pemilu mendatang.”
“Hal tersebut saya tunjukkan juga sebagai suri tauladan bagi tentara aktif untuk tidak berpolitik praktis sebelum memasuki purna tugas,” imbuhnya.
Dimasa purna tugas, Gatot mengaku, sementara ini ingin fokus mencurahkan waktu untuk keluarga. Baginya dapat menunaikan tugas terakhir menjadi Panglima TNI membuatnya sangat bersyukur.
"Saya tak akan pernah berhenti memanjatkan syukur kepada Tuhan YME, Allah SWT yang menurut saya merupakan satu-satunya sumber kekuatan dan penunjuk arah dalam menjalankan semua tugas ketentaraan," ucap dia.
Gatot juga tak lupa mengucapkan terima kasih yang mendalam kepada segenap lapisan masyarakat dan pihak khususnya jajaran TNI AD yang selama ini telah memberikan dukungan berupa apa pun, termasuk berupa kritik yang konstruktif. Ucapan terima kasih juga tak lupa disampaikan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Terima kasih kepada Presiden RI Bapak Joko Widodo sebagai pimpinan yang baik dan memberi kepercayaan kepada saya,” tutup Gatot.
Seperti ketahui, Presiden Jokowi yang melantik Gatot sebagai Panglima TNI pada 2015, menggantikan Jenderal Moeldoko yang memasuki masa pensiun.
Awal karirnya di militer ditempuh dengan berbagai posisi di antaranya, Komandan Peleton MO 81 Kompi Bantuan Batalyon Infanteri 315/Garuda; Komandan Kompi Senapan B Batalyon Infanteri 320/Badak Putih; Komandan Kompi Senapan C Batalyon Infanteri 310/Kidang Kancana; Kepala Urusan Dalam Detasemen Latihan Tempur; ADC Panglima Kodam III/Siliwangi; PS Kepala Seksi-2/Operasi Korem 174/Anim Ti Waninggap; Komandan Batalyon Infanteri 731/Kabaresi; Komandan Kodim 1707/Merauke; Komandan Kodim 1701/Jayapura; Sekretaris Pribadi Wakil Kepala Staf Angkatan Darat; Komandan Brigade Infanteri 1/PIK Jaya Sakti; Asisten Operasi Kepala Staf Kodam Jaya; Komandan Resimen Induk Daerah Militer Jaya.
Selanjutnya, Gatot menjabat di beberapa posisi penting kemiliteran. Di antaranya Danrem 061/Suryakencana (2006-2007), Kasdivif 2/Kostrad (2007-2008), Dirlat Kodiklatad (2008-2009), Gubernur Akmil (2009-2010), Pangdam V/Brawijaya (2010-2011), Dankodiklat TNI AD (2011-2013), Pangkostrad (2013-2014), Kepala Staf TNI Angkatan Darat (2014-2015), dan Panglima Tentara Nasional Indonesia (2015-2017) serta Pati Mabes TNI AD (2017-2018) terakhir sebelum purna tugas.
“Puji syukur Alhamdulillah saya panjatkan kehadirat Allah SWT bahwa saya telah menjalankan rangkaian tugas sebagai seorang prajurit TNI Angkatan Darat sejak awal pengabdian saya pada tahun 1982 hingga tahun ini,” ujar Gatot dalam rilisnya yang diterima SINDOnews, Minggu (1/4/2018).
Dia menuturkan, pada awalnya dulu dirinya memilih menjadi prajurit TNI hanya semata sebagai jalan lain agar adik-adiknya tetap bersekolah. "Namun syukur karena kehendak Allah SWT dengan segala kekurangan dan keterbatasan yang saya miliki, dengan tekad dan kemauan keras dan tentu disertai doa restu orang tua yang tiada henti, saya diberikan kesempatan meniti karier sebagai Prajurit TNI dengan selamat hingga mencapai anak tangga tertinggi,” tutur Gatot.
Gatot mengatakan, melepas fungsinya sebagai tentara tak berarti sama sekali menganggur, melainkan tetap akan mengabdi demi masa depan yang lebih baik bagi negara dan bangsa Indonesia. Hal itu sebagai perwujudan kecintaannya pada Indonesia yang sudah terlanjur mendarah-daging dalam dirinya.
“Mengabdi kepada nusa-bangsa tak selalu berarti harus memanggul senjata, dan mulai hari ini saya memiliki hak dan kewajiban yang sama sebagai anak bangsa, anggota masyarakat sipil dan warga negara RI lainnya, termasuk untuk memiliki hak memilih, juga hak dipilih saat pemilu mendatang.”
“Hal tersebut saya tunjukkan juga sebagai suri tauladan bagi tentara aktif untuk tidak berpolitik praktis sebelum memasuki purna tugas,” imbuhnya.
Dimasa purna tugas, Gatot mengaku, sementara ini ingin fokus mencurahkan waktu untuk keluarga. Baginya dapat menunaikan tugas terakhir menjadi Panglima TNI membuatnya sangat bersyukur.
"Saya tak akan pernah berhenti memanjatkan syukur kepada Tuhan YME, Allah SWT yang menurut saya merupakan satu-satunya sumber kekuatan dan penunjuk arah dalam menjalankan semua tugas ketentaraan," ucap dia.
Gatot juga tak lupa mengucapkan terima kasih yang mendalam kepada segenap lapisan masyarakat dan pihak khususnya jajaran TNI AD yang selama ini telah memberikan dukungan berupa apa pun, termasuk berupa kritik yang konstruktif. Ucapan terima kasih juga tak lupa disampaikan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Terima kasih kepada Presiden RI Bapak Joko Widodo sebagai pimpinan yang baik dan memberi kepercayaan kepada saya,” tutup Gatot.
Seperti ketahui, Presiden Jokowi yang melantik Gatot sebagai Panglima TNI pada 2015, menggantikan Jenderal Moeldoko yang memasuki masa pensiun.
Awal karirnya di militer ditempuh dengan berbagai posisi di antaranya, Komandan Peleton MO 81 Kompi Bantuan Batalyon Infanteri 315/Garuda; Komandan Kompi Senapan B Batalyon Infanteri 320/Badak Putih; Komandan Kompi Senapan C Batalyon Infanteri 310/Kidang Kancana; Kepala Urusan Dalam Detasemen Latihan Tempur; ADC Panglima Kodam III/Siliwangi; PS Kepala Seksi-2/Operasi Korem 174/Anim Ti Waninggap; Komandan Batalyon Infanteri 731/Kabaresi; Komandan Kodim 1707/Merauke; Komandan Kodim 1701/Jayapura; Sekretaris Pribadi Wakil Kepala Staf Angkatan Darat; Komandan Brigade Infanteri 1/PIK Jaya Sakti; Asisten Operasi Kepala Staf Kodam Jaya; Komandan Resimen Induk Daerah Militer Jaya.
Selanjutnya, Gatot menjabat di beberapa posisi penting kemiliteran. Di antaranya Danrem 061/Suryakencana (2006-2007), Kasdivif 2/Kostrad (2007-2008), Dirlat Kodiklatad (2008-2009), Gubernur Akmil (2009-2010), Pangdam V/Brawijaya (2010-2011), Dankodiklat TNI AD (2011-2013), Pangkostrad (2013-2014), Kepala Staf TNI Angkatan Darat (2014-2015), dan Panglima Tentara Nasional Indonesia (2015-2017) serta Pati Mabes TNI AD (2017-2018) terakhir sebelum purna tugas.
(kri)