Soal Indonesia Bubar 2030, Gerindra: Itu Warning dari Prabowo

Jum'at, 23 Maret 2018 - 20:05 WIB
Soal Indonesia Bubar...
Soal Indonesia Bubar 2030, Gerindra: Itu Warning dari Prabowo
A A A
JAKARTA - Pernyataan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mengutip prediksi para ahli di luar negeri yang menyatakan Indonesia tidak akan ada lagi pada tahun 2030 dinilai sebuah peringatan agar lebih waspada atau tidak meremehkan persoalan bangsa.

Wakil Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Sudaryono mengaku prihatin atas tanggapan yang tidak proporsional terhadap pernyataan Prabowo Subianto tersebut. Menurut Sudaryono, seharusnya pernyataan Prabowo Subianto itu ditanggapi positif.

"Ini kan warning dari Pak Prabowo setelah beliau membaca informasi dari buku di luar negeri. Mestinya kita bisa antisipasi, bagaimana agar hal terburuk seperti ini bisa dihindari," ujar Sudaryono di Jakarta, Jumat (23/3/2018).

Dia menjelaskan, penulis buku Ghost Freet yang menjadi referensi dari pernyataan Prabowo itu juga kredibel, yaitu PW Singer. Dikatakannya, PW Singer adalah ahli ilmu politik luar negeri mendapatkan Ph.D dari Harvard University.

"Bersama rekannya August Cole, mereka mencoba memprediksi apa yang akan terjadi di masa depan dalam konflik global. Agar prediksi dan perspektifnya hidup, ia tuliskan analisanya itu dalam drama novel," paparnya.

Sepengetahuannya, penulis buku Ghost Freet itu seorang yang sangat ahli. Novel ini bahkan menjadi perhatian serius petinggi militer di Amerika Serikat.

"Bahkan, James G Stavridis pensiunan laksama angkatan laut Amerika Serikat, yang kini menjadi dekan di Tufts University hubungan internasional, menyebut buku ini (novel) blue print untuk memahami perang masa depan. Pemimpin militer di negeri Paman Sam itu mewajibkan para tentara membacanya," bebernya.

Sehingga, dia berpendapat, seharusnya semua pihak berterima kasih kepada Prabowo yang sudah memberikan peringatan agar bangsa ini bisa mengantisipasinya dengan baik dan hal yang diproyeksikan di dalam buku itu tidak terjadi.

Dia menuturkan, tidak ada kalimat langsung dari pidato Prabowo itu yang mengatakan seperti ramai digoreng oleh para pengamat maupun politisi pendukung pemerintahan. Sudaryono mengatakan, dirinya dan Prabowo tentu ingin usia Indonesia lebih dari 1.000 tahun, bahkan sampai kiamat.

"Nah ini sangat bergantung kepada cara memimpin Indonesia. Kalau pola memimpinnya kurang tepat seperti sekarang ya bisa kacau," tuturnya.

Sudaryono menambahkan, Indonesia adalah negara yang kaya dan sudah menjadi incaran bangsa lain dari zaman ke zaman. "Bangsa lain dari dulu datang ke Nusantara lho, bukan yang kita datang ke mereka. Jadi sekali lagi kalau kita tidak mawas diri, waspada dan buruknya tata kelola pemerintahan bisa-bisa hal itu terjadi," katanya.

Dia pun memberikan contoh negara Uni Soviet yang digadang-gadang sebagai negara adi daya seperti Amerika Serikat, ternyata bisa bubar dan tidak bertahan lama. "Uni soviet ini bubar bukan karena kalah teknologi nuklir dengan Amerika Serikat, namun karena salah kelola pemerintahan dan tingginya kesenjangan sosial," pungkasnya.

Diketahui, video pidato Prabowo Subianto itu diunggah di akun resmi Facebook Gerindra. Berikut penggalan pernyataannya:

"Saudara-saudara! Kita masih upacara, kita masih menyanyikan lagu kebangsaan, kita masih pakai lambang-lambang negara, gambar-gambar pendiri bangsa masih ada di sini. Tetapi di negara lain mereka sudah bikin kajian-kajian, di mana Republik Indonesia sudah dinyatakan tidak ada lagi tahun 2030. Bung! Mereka ramalkan kita ini bubar, elite kita ini merasa bahwa 80 persen tanah seluruh negara dikuasai 1 persen rakyat kita, enggak apa-apa."
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0683 seconds (0.1#10.140)