Akar Budaya, RUU Permusikan Masuk Prolegnas 2015-2019
A
A
A
JAKARTA - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Bambang Soesatyo memastikan telah menyepakati untuk memasukan rancangan Undang-Undang tentang Permusikan ke dalam Program Legislasi Nasional (Prolegnas) 2015-2019.
Peran DPR melalui pelaksanaan fungsi legislasi terhadap dunia musik ini dikatakan politikus Golkar yang biasa dipanggil Bamsoet ini didasari argumentasi musik adalah salah satu aset bangsa dari akar budaya dimiliki bangsa Indonesia.
"Keragaman musik dan kreativitas dari para pelaku musik merupakan suatu potensi ekonomi bagi pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Sebab itu, pembahasan RUU tentang Permusikan diharapkan dapat menjadi satu kepastian regulasi yang jelas dan spesifik terkait dengan musik," tutur Bamsoet saat menghadiri acara Sinergi DPR, Pemerintah, Pemkot Ambon dan Wartawan Parlemen Menyukseskan Ambon sebagai Kota Musik Dunia, di Kota Ambon, Maluku, Sabtu (17/3).
Dia berharap masyarakat Ambon dan para pelaku musik selalu aktif mendukung serta memberi masukan kepada Pemkot Ambon, Pemprov Maluku, maupun pemerintah pusat dan DPR untuk merealisasikan terwujudnya keinginan itu.
Dialog atau public hearing dan penyelenggaraan berbagai event ditegaskannya sangat diperlukan. "Kerja sama semua pihak adalah kunci utama menyukseskan berbagai program kerja menuju Ambon kota musik dunia. Melalui kerja sama yang baik dan didukung rekan-rekan media, saya yakin sebentar lagi akan terwujud harapan kita semua. Ambon Kota Musik Dunia, bukan hanya kebanggaan masyarakat Ambon, tetapi juga menjadi kebanggaan Bangsa Indonesia," papar Bamsoet.
Bamsoet berjanji DPR akan memberikan dukungan, baik dari segi legislasi, anggaran, maupun menjembatani koordinasi dengan berbagai pihak terkait.
"DPR sangat siap membantu dalam segi apapun. Saya minta Pemkot Ambon dan Pemprov Maluku segera mengirimkan dokumen terkait agar DPR bisa merumuskan langkah apa saja yang bisa dilakukan untuk mensukseskan Ambon sebagai kota musik dunia," tuturnya.
Bamsoet juga menilai potensi masyarakat Ambon terhadap seni sangat besar. Tak heran jika Ambon adalah kota yang kaya dengan penyanyi dan musisi.
"Ambon manise yang berarti Ambon yang manis dan cantik, bukan hanya sekadar slogan saja. Saya sudah buktikan pagi ini. Begitu sampai di Bandara Pattimura, kita sudah disuguhkan penampilan musisi dengan musik yang sangat indah," tandasnya.
Keyakinan Bamsoet ini bahkan diekspresikannya dengan dua pantun di akhir acara. "Menonton bola duduk di balkon, makan roti minum teh tarik, saya sengaja datang ke Ambon, kota indah sangat menarik,” kata Bamsoet.
"Sarang lebah gantung di pohon, Boleh dilihat jangan diusik, Beramai-ramai datang ke Ambon, nikmati Ambon kota musik dunia yang asyik," ujar Bamsoet disambut tepuk tangan hadirin.
Peran DPR melalui pelaksanaan fungsi legislasi terhadap dunia musik ini dikatakan politikus Golkar yang biasa dipanggil Bamsoet ini didasari argumentasi musik adalah salah satu aset bangsa dari akar budaya dimiliki bangsa Indonesia.
"Keragaman musik dan kreativitas dari para pelaku musik merupakan suatu potensi ekonomi bagi pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Sebab itu, pembahasan RUU tentang Permusikan diharapkan dapat menjadi satu kepastian regulasi yang jelas dan spesifik terkait dengan musik," tutur Bamsoet saat menghadiri acara Sinergi DPR, Pemerintah, Pemkot Ambon dan Wartawan Parlemen Menyukseskan Ambon sebagai Kota Musik Dunia, di Kota Ambon, Maluku, Sabtu (17/3).
Dia berharap masyarakat Ambon dan para pelaku musik selalu aktif mendukung serta memberi masukan kepada Pemkot Ambon, Pemprov Maluku, maupun pemerintah pusat dan DPR untuk merealisasikan terwujudnya keinginan itu.
Dialog atau public hearing dan penyelenggaraan berbagai event ditegaskannya sangat diperlukan. "Kerja sama semua pihak adalah kunci utama menyukseskan berbagai program kerja menuju Ambon kota musik dunia. Melalui kerja sama yang baik dan didukung rekan-rekan media, saya yakin sebentar lagi akan terwujud harapan kita semua. Ambon Kota Musik Dunia, bukan hanya kebanggaan masyarakat Ambon, tetapi juga menjadi kebanggaan Bangsa Indonesia," papar Bamsoet.
Bamsoet berjanji DPR akan memberikan dukungan, baik dari segi legislasi, anggaran, maupun menjembatani koordinasi dengan berbagai pihak terkait.
"DPR sangat siap membantu dalam segi apapun. Saya minta Pemkot Ambon dan Pemprov Maluku segera mengirimkan dokumen terkait agar DPR bisa merumuskan langkah apa saja yang bisa dilakukan untuk mensukseskan Ambon sebagai kota musik dunia," tuturnya.
Bamsoet juga menilai potensi masyarakat Ambon terhadap seni sangat besar. Tak heran jika Ambon adalah kota yang kaya dengan penyanyi dan musisi.
"Ambon manise yang berarti Ambon yang manis dan cantik, bukan hanya sekadar slogan saja. Saya sudah buktikan pagi ini. Begitu sampai di Bandara Pattimura, kita sudah disuguhkan penampilan musisi dengan musik yang sangat indah," tandasnya.
Keyakinan Bamsoet ini bahkan diekspresikannya dengan dua pantun di akhir acara. "Menonton bola duduk di balkon, makan roti minum teh tarik, saya sengaja datang ke Ambon, kota indah sangat menarik,” kata Bamsoet.
"Sarang lebah gantung di pohon, Boleh dilihat jangan diusik, Beramai-ramai datang ke Ambon, nikmati Ambon kota musik dunia yang asyik," ujar Bamsoet disambut tepuk tangan hadirin.
(dam)