Mendes PDTT Klaim Program Prokades Dongkrak Ekonomi Desa
A
A
A
JAKARTA - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Eko Putro Sandjojo mengatakan, banyak desa yang memprioritaskan tanam jagung sebagai program produk unggulan kawasan pedesaan (Prokades).
Eko melanjutkan, Kementerian PDTT sangat mendukung program desa tersebut setelah melakukan MoU di Kemendes PDTT dengan sejumlah aparatur desa. "Setelah MoU Prokades, misalnya yang mau tanam jagung, nanti kementerian terkait membantu apa, dunia usaha bantu apa, perbankan bantu apa, pemerintah daerah bantu apa. Jadi dikumpulkan," ujar Eko di Kemendes PDTT, Jakarta, Rabu (28/2/2018).
Kata dia, Kemendes PDTT bertekad untuk terus mengembangkan program Prokades. Saat ini, antusias desa dan dunia usaha yang bergabung dalam program tersebut, sangat tinggi. "Saya dapat laporan hari ini lebih dari seratus kabupaten, ada 40 perusahaan perbankan yang untuk mau duduk bersama-sama membuat MoU untuk daerah masing-masing," kata dia.
Sejauh ini, lanjut Eko, sejumlah desa di daerah cukup terdongkrak ekonominya akibat program ini. Seperti di Pandeglang, Sumba Timur, dan Halmahera Barat. "Ini kami kloning secara masif," kata dia.
Seperti diketahui, Prokades merupakan proram untuk membantu desa dalam meningkatkan program unggulan mereka. Kemendes PDTT juga menggandeng sejumlah kementerian terkait untuk meningkatkan program dan ekonomi desa.
Semisal program menanam jagung di Pandeglang, lahannya seluas 200 ribu hektar. Bibit jagung berasal dari bantuan Kementerian Pertanian dan Pemkab Pandeglang. Daerah lainnya, seperti Dompu, Nusa Tenggara Barat juga menanam jagung.
Dompu awalnya tak menanam jagung. Namun, setelah menerapkan Prokades, produksi jagung bisa mencapai 250 ribu ton dalam setahun. Masyarakat mendapatkan pemasukan sebesar Rp750 miliar, hanya dalam satu kali masa tanam. Kemendes akan membangun embung agar masyarakat bisa menanam jagung sebanyak tiga kali dalam setahun.
Eko melanjutkan, Kementerian PDTT sangat mendukung program desa tersebut setelah melakukan MoU di Kemendes PDTT dengan sejumlah aparatur desa. "Setelah MoU Prokades, misalnya yang mau tanam jagung, nanti kementerian terkait membantu apa, dunia usaha bantu apa, perbankan bantu apa, pemerintah daerah bantu apa. Jadi dikumpulkan," ujar Eko di Kemendes PDTT, Jakarta, Rabu (28/2/2018).
Kata dia, Kemendes PDTT bertekad untuk terus mengembangkan program Prokades. Saat ini, antusias desa dan dunia usaha yang bergabung dalam program tersebut, sangat tinggi. "Saya dapat laporan hari ini lebih dari seratus kabupaten, ada 40 perusahaan perbankan yang untuk mau duduk bersama-sama membuat MoU untuk daerah masing-masing," kata dia.
Sejauh ini, lanjut Eko, sejumlah desa di daerah cukup terdongkrak ekonominya akibat program ini. Seperti di Pandeglang, Sumba Timur, dan Halmahera Barat. "Ini kami kloning secara masif," kata dia.
Seperti diketahui, Prokades merupakan proram untuk membantu desa dalam meningkatkan program unggulan mereka. Kemendes PDTT juga menggandeng sejumlah kementerian terkait untuk meningkatkan program dan ekonomi desa.
Semisal program menanam jagung di Pandeglang, lahannya seluas 200 ribu hektar. Bibit jagung berasal dari bantuan Kementerian Pertanian dan Pemkab Pandeglang. Daerah lainnya, seperti Dompu, Nusa Tenggara Barat juga menanam jagung.
Dompu awalnya tak menanam jagung. Namun, setelah menerapkan Prokades, produksi jagung bisa mencapai 250 ribu ton dalam setahun. Masyarakat mendapatkan pemasukan sebesar Rp750 miliar, hanya dalam satu kali masa tanam. Kemendes akan membangun embung agar masyarakat bisa menanam jagung sebanyak tiga kali dalam setahun.
(kri)