24 Pesawat Tempur F-16 Perkuat Langit Indonesia
A
A
A
JAKARTA - Dua pesawat tempur F-16 Fighting Falcon C/D buatan Amerika Serikat telah tiba di Pangkalan Udara (Lanud) Iswahjudi, Madiun, Jawa Timur.
Dengan demikian, TNI Angkatan Udara (AU) resmi menerima 24 pesawat sesuai dengan program minimum essential force (MEF).
Selain itu, kehadiran dua pesawat tersebut juga semakin memperkuat armada tempur TNI AU dalam menjaga kedaulatan udara Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Hari ini lengkap sudah pengadaan pesawat yang dimulai sejak 2012. Hal ini merupakan wujud konkret komitmen kemiteraan strategis Indonesia dan Amerika Serikat yang harus dipelihara dan dipertahankan," ujar Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu di Lanud Iswahjudi, Madiun, Rabu (28/2/2018).
Menurut Ryamizard, penyerahan 24 unit F-16 tersebut merupakan bagian dari upaya pemenuhan alat utama sistem pertahanan (alutsista) TNI sebagai bagian dari pertahanan negara menghadapi potensi ancaman sekaligus menjaga stabilitas keamanan.
"Ini merupakan upaya pemenuhan alutsista TNI sebagai bagian integral dari perwujudan pertahanan negara smart power yang merupakan kombinasi antara pembangunan kekuatan hard power dan soft power guna menghadapi ancaman nyata dan belum nyata yang berpotensi mengganggu stabilitas keamanan negara," tuturnya.
Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat ini menilai, F-16 EDA ini merupakan pesawat tempur berteknologi modern dan canggih sehingga kehadirannya diharapkan memperkuat TNI AU.
"Tidak pernah terlintas di benak kita untuk mencari musuh. Kita hanya menjalankan amanat UUD 1945, yaitu menjaga kedaulatan negara dan turut serta menjaga perdamaian dunia," katanya.
Ryamizard menjelaskan kebijakan strategi pertahanan Indonesia konsisten untuk terus meningkatkan kemitraan dan kerja sama pertahanan dengan negara-negara sahabat yang berlandaskan politik luar negeri bebas aktif.
"Guna mewujudkan strategi pertahanan tersebut, pihaknya menentukan sasaran strategis melalui perencanaan anggaran sehingga terwujud kekuatan pertahanan yang tangguh dan berdaya gentar tinggi," tuturnya.
Seperti diketahui, pengadaan 24 pesawat tempur F-16 ini dimulai pada akhir 2011. Pada Januari 2012, DPR menandatangani Letter Offer and Acceptance (LOA).
Pembelian pesawat tempur dengan sandi Peace Bima Sena ini merupakan yang terbesar dalam sejarah hubungan TNI AU dengan United States Air Force (USAF) senilai USD670 juta.
Pengiriman pesawat tempur ini dibagi dalam tujuh gelombang. Selanjutnya pada 15 Juli 2014, pengiriman pertama sebanyak tiga pesawat tempur F-16.
Pesawat ini telah mengalami peningkatan kemampuan avionik khususnya dalam bidang radar, MMC, dan sistem persenjataan.
24 pesawat tempur F-16 ini ditempatkan di dua skadron tempur TNI AU, yaitu 12 pesawat di Skadron Udara 3 Lanud Iswajudi, Madiun, Jawa Timur dan 12 pesawat di Skadron Udara 16 Roesmin Noerjadin, Pekan Baru.
Dengan demikian, TNI Angkatan Udara (AU) resmi menerima 24 pesawat sesuai dengan program minimum essential force (MEF).
Selain itu, kehadiran dua pesawat tersebut juga semakin memperkuat armada tempur TNI AU dalam menjaga kedaulatan udara Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Hari ini lengkap sudah pengadaan pesawat yang dimulai sejak 2012. Hal ini merupakan wujud konkret komitmen kemiteraan strategis Indonesia dan Amerika Serikat yang harus dipelihara dan dipertahankan," ujar Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu di Lanud Iswahjudi, Madiun, Rabu (28/2/2018).
Menurut Ryamizard, penyerahan 24 unit F-16 tersebut merupakan bagian dari upaya pemenuhan alat utama sistem pertahanan (alutsista) TNI sebagai bagian dari pertahanan negara menghadapi potensi ancaman sekaligus menjaga stabilitas keamanan.
"Ini merupakan upaya pemenuhan alutsista TNI sebagai bagian integral dari perwujudan pertahanan negara smart power yang merupakan kombinasi antara pembangunan kekuatan hard power dan soft power guna menghadapi ancaman nyata dan belum nyata yang berpotensi mengganggu stabilitas keamanan negara," tuturnya.
Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat ini menilai, F-16 EDA ini merupakan pesawat tempur berteknologi modern dan canggih sehingga kehadirannya diharapkan memperkuat TNI AU.
"Tidak pernah terlintas di benak kita untuk mencari musuh. Kita hanya menjalankan amanat UUD 1945, yaitu menjaga kedaulatan negara dan turut serta menjaga perdamaian dunia," katanya.
Ryamizard menjelaskan kebijakan strategi pertahanan Indonesia konsisten untuk terus meningkatkan kemitraan dan kerja sama pertahanan dengan negara-negara sahabat yang berlandaskan politik luar negeri bebas aktif.
"Guna mewujudkan strategi pertahanan tersebut, pihaknya menentukan sasaran strategis melalui perencanaan anggaran sehingga terwujud kekuatan pertahanan yang tangguh dan berdaya gentar tinggi," tuturnya.
Seperti diketahui, pengadaan 24 pesawat tempur F-16 ini dimulai pada akhir 2011. Pada Januari 2012, DPR menandatangani Letter Offer and Acceptance (LOA).
Pembelian pesawat tempur dengan sandi Peace Bima Sena ini merupakan yang terbesar dalam sejarah hubungan TNI AU dengan United States Air Force (USAF) senilai USD670 juta.
Pengiriman pesawat tempur ini dibagi dalam tujuh gelombang. Selanjutnya pada 15 Juli 2014, pengiriman pertama sebanyak tiga pesawat tempur F-16.
Pesawat ini telah mengalami peningkatan kemampuan avionik khususnya dalam bidang radar, MMC, dan sistem persenjataan.
24 pesawat tempur F-16 ini ditempatkan di dua skadron tempur TNI AU, yaitu 12 pesawat di Skadron Udara 3 Lanud Iswajudi, Madiun, Jawa Timur dan 12 pesawat di Skadron Udara 16 Roesmin Noerjadin, Pekan Baru.
(dam)