Tiga Jenderal Berpeluang Gantikan Buwas Jadi Kepala BNN
A
A
A
JAKARTA - Tiga nama jenderal polisi berpeluang besar menggantikan Komjen Pol Budi Waseso sebagai Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN). Budi Waseso akan memasuki masa purnatugas atau pensiun pada 1 Maret 2018. Tiga nama jenderal tersebut adalah Deputi Pemberantasan BNN Irjen Pol Arman Depari, Kabareskrim Polri Komjen Pol Ari Dono Sukmanto, dan Deputi Penindakan KPK Irjen Pol Heru Winarko.
Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Mohammad Iqbal mengaku Polri telah menyiapkan orang-orang terbaik yang akan menggantikan Budi Waseso. "Masih digodok. Bintang dua, bintang tiga, yang jelas Pati (perwira tinggi) Polri terbaik," kata Iqbal saat dihubungi, Minggu (18/2/2018).
Informasi yang dihimpun, Mabes Polri akan menyodorkan tiga nama calon pengganti Budi Waseso tersebut kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Tiga nama itu akan diserahkan setelah diproses Dewan Kepangkatan dan Jabatan Tinggi (Wanjakti) Polri. "Kami mengusulkan biasanya tiga nama, tapi ada TPA (tim penentu akhir) di tingkat Kepresidenan," ungkap Kadiv Humas Polri Irjen Pol Setyo Wasisto.
Setyo belum bisa memastikan apakah pengganti Budi Waseso sebagai Kepala BNN berasal dari pejabat tinggi (Pati) Polri berbintang tiga. Sebab pati dengan bintang dua pun bisa mengisi jabatan ketua lembaga setingkat menteri itu. Namun pasti, menurut Setyo, sosok yang akan disiapkan Polri merupakan perwira terbaik yang akan menjalankan tugasnya.
"Untuk BNN sendiri saya kira sudah diatur dalam UU tentang Narkotika yang menyebutkan tentang organisasi BNN dan persyaratan kepala BNN," ujarnya.
Budi Waseso tidak mau menyebut sosok yang tepat menggantikannya. Menurut dia, pengisian jabatan Kepala BNN menjadi ranah Presiden dan Kapolri. "Bukan kapasitas saya. Tapi kalau saya sebagai mantan, harapan saya yang memimpin BNN harus berintegritas, punya komitmen kuat, dan kredibilitas jelas sehingga bisa bekerja serta ada jaminan tidak mudah terkontaminasi," katanya.
Mantan Kabareskrim Polri ini juga mengaku siap memberikan pendapat terkait sosok Kepala BNN penggantinya jika diminta Presiden. Soal kegiatan setelah pensiun, Budi belum memikirkannya. "Kecuali jika nanti Pak Presiden tanya saya, 'Pak Buwas kira-kira untuk pemahaman Pak Buwas siapa?'. Nah, baru saya cerita," ujarnya.
Anggota Komisi III DPR Ahmad Sahroni mengatakan, siapa pun yang terpilih menjadi Kepala BNN harus lebih hebat dan berani dibandingkan dengan Budi Waseso. Menurut dia, negara ini darurat narkoba sehingga harus segera dituntaskan meskipun tidak semudah membalikkan telapak tangan. "Prinsipnya, Kepala BNN harus lebih berani dari Buwas," katanya.
Legislator asal Jakarta Barat dan Jakarta Utara ini meminta penegak hukum berani menghukum mati bandar atau pengedar agar memberikan efek jera kepada yang lain. Sebab kalau tidak, kasus tersebut akan terulang dan selalu terulang karena tidak ada kepastian hukum dan lemahnya penegakan hukum. "Penegakan hukum harus tegas, hukum mati harus dilaksanakan," katanya.
Sahroni juga prihatin dengan banyaknya artis tersandung narkoba. Dia pun meminta BNN berperan aktif melakukan tes urine terhadap semua artis di Indonesia. Dia juga mendorong BNN bekerja sama dengan perhimpunan artis untuk tes urine sekaligus sosialisasi bahaya zat terlarang tersebut.
"Kita mendukung BNN untuk melakukan kerja sama dengan perhimpunan atau perkumpulan artis untuk melakukan tes urine," kata politikus Partai NasDem ini.
Direktur Eksekutif Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane menilai, dari tiga nama yang sudah muncul itu, yang memiliki peluang besar menggantikan Budi Waseso adalah Kabareskrim Komjen Pol Ari Dono Sukmanto. Jika memang benar nanti Ari Dono yang dipilih, katanya, maka posisi Kabareskrim akan kosong. Neta pun menyebut ada empat nama yang sudah disiapkan menjadi calon Kabareskrim jika nanti ditinggalkan Ari Dono. Mereka adalah Irjen Pol Boy Rafli, Irjen Pol Idham Azis, Irjen Pol Arief Sulistiyo, dan Irjen Pol Agung Budi.
Selain itu, Kadiv Humas Irjen Pol Setyo juga disebut-sebut akan bergeser ke departemen dan calon penggantinya ada dua, yakni Irjen Pol Gatot Edi dan Brigjen Pol Rikwanto. "Mutasi kali ini sepertinya akan memberi kesempatan besar bagi para jenderal dari angkatan muda, yakni adik kelas Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian. Ini memungkinkan karena para senior sekarang ini sudah banyak yang memasuki masa pensiun," ungkapnya.
Meski demikian, Neta berharap dalam memutasi menjelang tahun politik ini, Polri tetap mempertimbangkan kualitas dan kapabilitas sehingga tetap bisa menjaga profesionalisme dan independensinya. Dalam hal penggantian Kepala BNN, IPW berharap bisa lebih buas dari Budi Waseso, mengingat Indonesia sudah taraf darurat narkoba. "Tapi berbagai pihak menyadari pula sangat sulit mencari tipe seperti Buwas," katanya.
Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Mohammad Iqbal mengaku Polri telah menyiapkan orang-orang terbaik yang akan menggantikan Budi Waseso. "Masih digodok. Bintang dua, bintang tiga, yang jelas Pati (perwira tinggi) Polri terbaik," kata Iqbal saat dihubungi, Minggu (18/2/2018).
Informasi yang dihimpun, Mabes Polri akan menyodorkan tiga nama calon pengganti Budi Waseso tersebut kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Tiga nama itu akan diserahkan setelah diproses Dewan Kepangkatan dan Jabatan Tinggi (Wanjakti) Polri. "Kami mengusulkan biasanya tiga nama, tapi ada TPA (tim penentu akhir) di tingkat Kepresidenan," ungkap Kadiv Humas Polri Irjen Pol Setyo Wasisto.
Setyo belum bisa memastikan apakah pengganti Budi Waseso sebagai Kepala BNN berasal dari pejabat tinggi (Pati) Polri berbintang tiga. Sebab pati dengan bintang dua pun bisa mengisi jabatan ketua lembaga setingkat menteri itu. Namun pasti, menurut Setyo, sosok yang akan disiapkan Polri merupakan perwira terbaik yang akan menjalankan tugasnya.
"Untuk BNN sendiri saya kira sudah diatur dalam UU tentang Narkotika yang menyebutkan tentang organisasi BNN dan persyaratan kepala BNN," ujarnya.
Budi Waseso tidak mau menyebut sosok yang tepat menggantikannya. Menurut dia, pengisian jabatan Kepala BNN menjadi ranah Presiden dan Kapolri. "Bukan kapasitas saya. Tapi kalau saya sebagai mantan, harapan saya yang memimpin BNN harus berintegritas, punya komitmen kuat, dan kredibilitas jelas sehingga bisa bekerja serta ada jaminan tidak mudah terkontaminasi," katanya.
Mantan Kabareskrim Polri ini juga mengaku siap memberikan pendapat terkait sosok Kepala BNN penggantinya jika diminta Presiden. Soal kegiatan setelah pensiun, Budi belum memikirkannya. "Kecuali jika nanti Pak Presiden tanya saya, 'Pak Buwas kira-kira untuk pemahaman Pak Buwas siapa?'. Nah, baru saya cerita," ujarnya.
Anggota Komisi III DPR Ahmad Sahroni mengatakan, siapa pun yang terpilih menjadi Kepala BNN harus lebih hebat dan berani dibandingkan dengan Budi Waseso. Menurut dia, negara ini darurat narkoba sehingga harus segera dituntaskan meskipun tidak semudah membalikkan telapak tangan. "Prinsipnya, Kepala BNN harus lebih berani dari Buwas," katanya.
Legislator asal Jakarta Barat dan Jakarta Utara ini meminta penegak hukum berani menghukum mati bandar atau pengedar agar memberikan efek jera kepada yang lain. Sebab kalau tidak, kasus tersebut akan terulang dan selalu terulang karena tidak ada kepastian hukum dan lemahnya penegakan hukum. "Penegakan hukum harus tegas, hukum mati harus dilaksanakan," katanya.
Sahroni juga prihatin dengan banyaknya artis tersandung narkoba. Dia pun meminta BNN berperan aktif melakukan tes urine terhadap semua artis di Indonesia. Dia juga mendorong BNN bekerja sama dengan perhimpunan artis untuk tes urine sekaligus sosialisasi bahaya zat terlarang tersebut.
"Kita mendukung BNN untuk melakukan kerja sama dengan perhimpunan atau perkumpulan artis untuk melakukan tes urine," kata politikus Partai NasDem ini.
Direktur Eksekutif Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane menilai, dari tiga nama yang sudah muncul itu, yang memiliki peluang besar menggantikan Budi Waseso adalah Kabareskrim Komjen Pol Ari Dono Sukmanto. Jika memang benar nanti Ari Dono yang dipilih, katanya, maka posisi Kabareskrim akan kosong. Neta pun menyebut ada empat nama yang sudah disiapkan menjadi calon Kabareskrim jika nanti ditinggalkan Ari Dono. Mereka adalah Irjen Pol Boy Rafli, Irjen Pol Idham Azis, Irjen Pol Arief Sulistiyo, dan Irjen Pol Agung Budi.
Selain itu, Kadiv Humas Irjen Pol Setyo juga disebut-sebut akan bergeser ke departemen dan calon penggantinya ada dua, yakni Irjen Pol Gatot Edi dan Brigjen Pol Rikwanto. "Mutasi kali ini sepertinya akan memberi kesempatan besar bagi para jenderal dari angkatan muda, yakni adik kelas Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian. Ini memungkinkan karena para senior sekarang ini sudah banyak yang memasuki masa pensiun," ungkapnya.
Meski demikian, Neta berharap dalam memutasi menjelang tahun politik ini, Polri tetap mempertimbangkan kualitas dan kapabilitas sehingga tetap bisa menjaga profesionalisme dan independensinya. Dalam hal penggantian Kepala BNN, IPW berharap bisa lebih buas dari Budi Waseso, mengingat Indonesia sudah taraf darurat narkoba. "Tapi berbagai pihak menyadari pula sangat sulit mencari tipe seperti Buwas," katanya.
(amm)