Kartu Kuning Jokowi Dianggap sebagai Kritik Membangun
A
A
A
JAKARTA - Kartu kuning yang diberikan Ketua BEM Universitas Indonesia (UI), Zaadit Taqwa untuk Presiden Joko Widodo (Jokowi), terus menimbulkan polemik.
Sebagian menteri hingga relawan melawan balik kartu kuning tersebut dengan pemaparan prestasi dari mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.
Salah satunya adalah Rumah Jokowi, wadah dari relawan Jokowi yang telah terbentuk pada 2014 tersebut menjelaskan bahwa Jokowi dianggap berhasil melakukan sejumlah pembangunan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Sebagai contoh, pemerataan pembangunan di wilayah Timur Indonesia, BBM satu harga hingga pembangunan tol laut dianggap sebagai beberapa keberhasilan era Joko Widodo.
Salah satu pengurus pusat Rumah Jokowi, Yongki Jonacta Yani menjelaskan, bahwa kartu kuning yang diberikan Jokowi merupakan hal yang wajar. Namun, sebaiknya kritik tersebut dilakukan untuk saling mengisi dalam membangun Indonesia.
"Saya kira itu (kartu kuning ke Jokowi) wajar ya. Ada yang suka ada yang tidak suka, kita saling menutupi kekurangan masing-masing saja agar bisa jadi solusi.
Soal kartu kuning itu simbolis, seorang mahasiswa yang berdaya kritis itu yang wajar. Itu kritik yang membangun," jelas Yongki dalam peresmian kembali Rumah Jokowi di Bakmi Jawa, Penjernihan, Jakarta Pusat, Rabu 7 Februari 2018.
Yongki menjelaskan, kritik yang disampaikan Zaadit terhadap Jokowi haruslah dibarengi dengan kerja nyata. Sebagai contoh, penyelesaian kasus campak dan gizi buruk di Asmat harus dibarengi dengan tindakan nyata, semisal mengirimkan bantuan hingga mengirimkan tenaga medis ke Asmat.
"Kita juga kalau misalkan ada dokter di sini, akan kita kirimkan ke Asmat. Memberi sumbangsih ke sana tak harus berupa materi bukan?," ungkapnya.
Sekadar informasi, Rumah Jokowi sendiri sebenarnya sudah ada sejak April 2014, namun lahir kembali pada awal 2018 sebagai bentuk dukungan kepada Jokowi.
Konsep dasar dari Rumah Jokowi, lanjut Yongki, yaitu menjadi tempat berkoordinasi dan konsolidasi serta mencari solusi yang tepat membangun dan menyelesaikan berbagai masalah bangsa ini.
"Kami melepaskan organ kami masing-masing. Dengan begitu Jokowi adalah presiden rakyat Indonesia, bukan presidennya sekelompok orang," tuturnya.
Yongki pun kembali melanjutkan, pihaknya tidak hanya mendukung program Presiden Jokowi saja, tapi juga akan mengkritisi kebijakan yang dianggap tidak berpihak pada rakyat.
Sementara itu, pengurus pusat Rumah Jokowi, Omar Aram menyebutkan, dalam waktu dekat ini akan terbentuk perwakilan Rumah Jokowi di luar negeri. "Teman-teman di Belanda, Jerman, Belgia dan Hong Kong sudah menyampaikan akan mendirikan Rumah Jokowi di negara itu," kata Omar Aram.
Sebagian menteri hingga relawan melawan balik kartu kuning tersebut dengan pemaparan prestasi dari mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.
Salah satunya adalah Rumah Jokowi, wadah dari relawan Jokowi yang telah terbentuk pada 2014 tersebut menjelaskan bahwa Jokowi dianggap berhasil melakukan sejumlah pembangunan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Sebagai contoh, pemerataan pembangunan di wilayah Timur Indonesia, BBM satu harga hingga pembangunan tol laut dianggap sebagai beberapa keberhasilan era Joko Widodo.
Salah satu pengurus pusat Rumah Jokowi, Yongki Jonacta Yani menjelaskan, bahwa kartu kuning yang diberikan Jokowi merupakan hal yang wajar. Namun, sebaiknya kritik tersebut dilakukan untuk saling mengisi dalam membangun Indonesia.
"Saya kira itu (kartu kuning ke Jokowi) wajar ya. Ada yang suka ada yang tidak suka, kita saling menutupi kekurangan masing-masing saja agar bisa jadi solusi.
Soal kartu kuning itu simbolis, seorang mahasiswa yang berdaya kritis itu yang wajar. Itu kritik yang membangun," jelas Yongki dalam peresmian kembali Rumah Jokowi di Bakmi Jawa, Penjernihan, Jakarta Pusat, Rabu 7 Februari 2018.
Yongki menjelaskan, kritik yang disampaikan Zaadit terhadap Jokowi haruslah dibarengi dengan kerja nyata. Sebagai contoh, penyelesaian kasus campak dan gizi buruk di Asmat harus dibarengi dengan tindakan nyata, semisal mengirimkan bantuan hingga mengirimkan tenaga medis ke Asmat.
"Kita juga kalau misalkan ada dokter di sini, akan kita kirimkan ke Asmat. Memberi sumbangsih ke sana tak harus berupa materi bukan?," ungkapnya.
Sekadar informasi, Rumah Jokowi sendiri sebenarnya sudah ada sejak April 2014, namun lahir kembali pada awal 2018 sebagai bentuk dukungan kepada Jokowi.
Konsep dasar dari Rumah Jokowi, lanjut Yongki, yaitu menjadi tempat berkoordinasi dan konsolidasi serta mencari solusi yang tepat membangun dan menyelesaikan berbagai masalah bangsa ini.
"Kami melepaskan organ kami masing-masing. Dengan begitu Jokowi adalah presiden rakyat Indonesia, bukan presidennya sekelompok orang," tuturnya.
Yongki pun kembali melanjutkan, pihaknya tidak hanya mendukung program Presiden Jokowi saja, tapi juga akan mengkritisi kebijakan yang dianggap tidak berpihak pada rakyat.
Sementara itu, pengurus pusat Rumah Jokowi, Omar Aram menyebutkan, dalam waktu dekat ini akan terbentuk perwakilan Rumah Jokowi di luar negeri. "Teman-teman di Belanda, Jerman, Belgia dan Hong Kong sudah menyampaikan akan mendirikan Rumah Jokowi di negara itu," kata Omar Aram.
(maf)