Presiden Jokowi Ingatkan Pentingnya Menjaga Ukhuwah

Minggu, 04 Februari 2018 - 02:17 WIB
Presiden Jokowi Ingatkan...
Presiden Jokowi Ingatkan Pentingnya Menjaga Ukhuwah
A A A
SITUBONDO - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan pentingnya menjaga rasa persaudaraan atau ukhuwah, baik sesama umat muslim atau ukhuwah Islamiyah, sesama umat manusia (ukhuwah basyariyah), maupun antar umat beragama tanpa membedakan suku, ras, budaya, dan aspek lainnya (ukhuwah wathaniyah).

Presiden Jokowi mengatakan, ukhuwah itu perlu dijaga karena Indonesia adalah negara yang sangat besar dan majemuk, dimana jumlah penduduknya sebanyak 260 juta jiwa, memiliki 17.000 lebih pulau, 714 suku, 1.100 lebih bahasa daerah, serta terdiri dari bermacam-macam agama dan budaya. Presiden kelahiran Solo ini mencontohkan, salah satu negara yang tidak berhasil menjaga ukhuwah dengan baik adalah Afghanistan.

Fakta itu diketahuinya saat kunjungan kerja ke Afganisthan dan bertemu dengan Presiden Afghanistan, Mohammad Ashraf Ghani.
“Ashraf Ghani bercerita, di negaranya hanya ada tujuh suku. Namun sudah empat puluh tahun bertikai dan tiada henti berperang” kata Jokowi dalam Haul Majemuk Masayekh Ponpes Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo, Kabupaten Situbondo, Sabtu (3/2/2018).

Peperangan tersebut dipicu sengketa antara dua suku, namun masing-masing suku itu membawa sekutu dari negara lain. Sehingga sengketa meluas hingga lima suku lainnya terlibat dan akhirnya pecahlah perang.( Baca: Jokowi Hadiri Haul Majemuk Masyayikh di Situbondo )

Peperangan itu mengakibatkan negara Afghanistan terpecah belah dan sangat sulit dipersatukan kembali. “Kondisi Afghanistan itu menjadi contoh betapa beratnya kehidupan di negeri yang tidak damai. Afghanistan hanya ada 7 suku, tapi bisa timbul perang dan susah sekali didamaikan" ujarnya.

Guna mencegah hal serupa terjadi di negara kita, Jokowi berpesan agar seluruh rakyat Indonesia untuk menjaga ukhuwah dan segera menyelesaikan konflik, sekecil apapun konfliknya. Pasalnya, terdapat 714 suku di negeri ini. Jika konflik tak segera diselesaikan, konflik itu akan meluas.

“Kita harus berhati-hati, jangan sampai ada gesekan apapun, baik antara tetangga dengan tetangga, suku dengan suku, apalagi agama dengan agama” pesannya. Jokowi juga memberikan apresiasi kepada para kiai, ulama serta para santri di seluruh Indonesia yang telah memberikan teladan bagi dunia internasional tentang bagaimana memelihara ukhuwah dengan baik, meski bangsa ini begitu beragam dan majemuk.

“Saat ini, dunia melihat bahwa Islam di Indonesia adalah Islam yang rahmatan lil ‘alamin. Dan lihat lah bagaimana umat manusia di Indonesia bisa menjaga ukhuwah dengan baik, ini semua tidak lepas dari jasa yang mulia para alim ulama, kiai, dan para santri seperti yang ada di ponpes ini” pujinya.

Pengasuh Ponpes Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo, KHR Ach Azaim Ibrahimy mengatakan, ponpes ini merupakan miniatur dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pasalnya, terdapat 13.000 santri dari seluruh Nusantara yang mondok di ponpes berdiri pada tahun 1914 ini.

“Alhamdulillah kami diberi amanah untuk mendidik 13.000 santri dari seluruh Nusantara. Bahkan, dalam beberapa tahun terakhir, ada santri dari negara-negara Asia Tenggara ikut belajar di sini, di antaranya dari Malaysia, Thailand, dan Singapura” katanya.

Ditambahkan, kegiatan haul majemuk ini merupakan kegiatan rutin yang diselenggarakan setiap tahun. Tujuannya untuk memperingati dan meneruskan perjuangan para pendahulu, khususnya pendiri ponpes, dalam bidang agama, pendidikan, dan sosial kemasyarakatan.

“Kita harus mengingat dan meneladani para pendahulu, yakni orang-orang sholeh yang telah wafat mendahului kita, mereka selalu berjuang demi bangsa dan negara, baik itu sebelum, saat dan setelah kemerdekaan. Kami diberi amanat untuk meneruskan perjuangan dan pengabdian itu” katanya.

KHR Ach Azaim juga memberi apresiasi kepada Presiden Jokowi yang telah menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepada salah satu tokoh dari Ponpes Salafiyah Syafi’iyah, yakni KH Raden As'ad Syamsul Arifin pada tahun 2016 lalu.
(whb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0990 seconds (0.1#10.140)