Kemlu Urus Pemulangan 2 Jenazah TKI di UEA
A
A
A
JAKARTA - Dua tenaga kerja Indonesia (TKI) menjadi korban pembunuhan keji di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA), 5 Desember 2017 lalu. Namun pemulangan jasad keduanya belum bisa dilakukan seluruhnya meski kejadian sudah lewat hampir dua bulan.
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI baru bisa memulangkan satu korban, yaitu Iros Rosidah,31, warga Desa Cicantanyan, Kecamatan Cicantanyan, Kabupaten Sukabumi, Rabu (31/1/2018) malam. Adapun jenazah satu korban lainnya, yakni Nurul binti Daroji,30, warga Bojong Galing, Bantargadung, Kabupaten Sukabumi, belum jelas kapan akan dipulangkan ke Tanah Air.
Iros dan Nurul menjadi korban pembunuhan warga Bangladesh awal Desember lalu di sebuah spa dan salon di dekat Kedutaan Besar Rusia, Zayani Area, Hamdan bin Mohammed Street, Abu Dhabi. Selain dua warga Indonesia, pembunuhan ini juga menyebabkan tiga pekerja spa lainnya tewas. Dua korban berkewarganegaraan Thailand dan satu lainnya dari Bangladesh. Belum terungkap latar belakang pembunuhan sadis ini. Namun Kemlu RI menyatakan, selain warga Bangladesh, satu warga Indonesia juga diduga ikut terlibat dalam aksi ini.
"Tersangka pelaku sudah ditangkap, satu warga negara Bangladesh dan satu lagi WNI," ujar Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia (PWNIBHI) Kemlu Lalu Muhammad Iqbal, Kamis (1/2/2018).
Dia mengatakan, Kemlu melalui kantor perwakilan di UEA saat ini tengah mengupayakan pemulangan korban Nurul. Kendati Nurul meninggal dalam peristiwa yang sama, diakuinya, pemulangan jasad Nurul tidak bisa dibarengkan dengan Iros. Hal ini terjadi lantaran otoritas UEA masih melakukan proses identifikasi melalui sampel DNA terhadap jenazah Nurul.
Keluarga Nurul mengaku tengah cemas menunggu pemulangan jenazah dari UEA. Hingga kini keluarga juga belum mendapatkan penjelasan lengkap mengenai terjadinya peristiwa berdarah di sebuah salon spa ini. Seusai mendapatkan kabar pembunuhan, keluarga Nurul sudah mendatangi Kemlu dan Mabes Polri dalam rangka pencocokan DNA.
Sekretaris Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Sukabumi Ali Iskandar mengatakan, lamanya pemulangan jenazah Nurul kemungkinan selain untuk pendalaman proses identifikasi, juga guna membantu upaya penuntutan. "Kami terus berkoordinasi dengan lembaga terkait seperti BNP2TKI dan Kemlu," kata Ali Iskandar, Rabu (31/1/2018).
Ali berharap, setelah proses pengambilan DNA korban, jenazah Nurul dapat segera dipulangkan ke Tanah Air dan diserahkan kepada pihak keluarga. Selain itu pihaknya akan berupaya membantu keluarga korban agar hak-hak korban seperti asuransi dan gaji yang belum terbayar dilunasi.
Nurul diketahui sudah bekerja di Abu Dhabi selama empat tahun. Korban biasanya memberikan kabar kepada keluarga jika mengalami sakit atau keluhan lain. Sebelumnya Nurul sempat dituduh sebagai pelaku aksi pembunuhan menghebohkan di Abu Dhabi ini oleh otoritas berwenang UEA. Namun Nurul ternyata menjadi bagian dari daftar korban.
Menurut Ali, pelaku sebelumnya terlibat perselisihan dengan Nurul. Konflik ini berakhir dengan pembunuhan terhadap Nurul. Aksi pelaku sempat dihalangi TKW lainnya yang akhirnya juga menjadi korban tewas, yakni Iros Rosidah. Iros sempat bertukar kabar dengan suaminya sehari sebelum dibunuh. Kemarin siang, Ali menunggu kepulangan jenazah Iros di Jakarta.
Kepala Desa Cicantayan, Zulfikar Hakim, sebelumnya mengatakan masih berkoordinasi dengan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans). "Kami masih mengumpulkan bukti-bukti dan informasi agar mendapatkan semua laporan untuk melakukan langkah lebih lanjut seperti memulangkan korban ke Tanah Air," kata Hakim.
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI baru bisa memulangkan satu korban, yaitu Iros Rosidah,31, warga Desa Cicantanyan, Kecamatan Cicantanyan, Kabupaten Sukabumi, Rabu (31/1/2018) malam. Adapun jenazah satu korban lainnya, yakni Nurul binti Daroji,30, warga Bojong Galing, Bantargadung, Kabupaten Sukabumi, belum jelas kapan akan dipulangkan ke Tanah Air.
Iros dan Nurul menjadi korban pembunuhan warga Bangladesh awal Desember lalu di sebuah spa dan salon di dekat Kedutaan Besar Rusia, Zayani Area, Hamdan bin Mohammed Street, Abu Dhabi. Selain dua warga Indonesia, pembunuhan ini juga menyebabkan tiga pekerja spa lainnya tewas. Dua korban berkewarganegaraan Thailand dan satu lainnya dari Bangladesh. Belum terungkap latar belakang pembunuhan sadis ini. Namun Kemlu RI menyatakan, selain warga Bangladesh, satu warga Indonesia juga diduga ikut terlibat dalam aksi ini.
"Tersangka pelaku sudah ditangkap, satu warga negara Bangladesh dan satu lagi WNI," ujar Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia (PWNIBHI) Kemlu Lalu Muhammad Iqbal, Kamis (1/2/2018).
Dia mengatakan, Kemlu melalui kantor perwakilan di UEA saat ini tengah mengupayakan pemulangan korban Nurul. Kendati Nurul meninggal dalam peristiwa yang sama, diakuinya, pemulangan jasad Nurul tidak bisa dibarengkan dengan Iros. Hal ini terjadi lantaran otoritas UEA masih melakukan proses identifikasi melalui sampel DNA terhadap jenazah Nurul.
Keluarga Nurul mengaku tengah cemas menunggu pemulangan jenazah dari UEA. Hingga kini keluarga juga belum mendapatkan penjelasan lengkap mengenai terjadinya peristiwa berdarah di sebuah salon spa ini. Seusai mendapatkan kabar pembunuhan, keluarga Nurul sudah mendatangi Kemlu dan Mabes Polri dalam rangka pencocokan DNA.
Sekretaris Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Sukabumi Ali Iskandar mengatakan, lamanya pemulangan jenazah Nurul kemungkinan selain untuk pendalaman proses identifikasi, juga guna membantu upaya penuntutan. "Kami terus berkoordinasi dengan lembaga terkait seperti BNP2TKI dan Kemlu," kata Ali Iskandar, Rabu (31/1/2018).
Ali berharap, setelah proses pengambilan DNA korban, jenazah Nurul dapat segera dipulangkan ke Tanah Air dan diserahkan kepada pihak keluarga. Selain itu pihaknya akan berupaya membantu keluarga korban agar hak-hak korban seperti asuransi dan gaji yang belum terbayar dilunasi.
Nurul diketahui sudah bekerja di Abu Dhabi selama empat tahun. Korban biasanya memberikan kabar kepada keluarga jika mengalami sakit atau keluhan lain. Sebelumnya Nurul sempat dituduh sebagai pelaku aksi pembunuhan menghebohkan di Abu Dhabi ini oleh otoritas berwenang UEA. Namun Nurul ternyata menjadi bagian dari daftar korban.
Menurut Ali, pelaku sebelumnya terlibat perselisihan dengan Nurul. Konflik ini berakhir dengan pembunuhan terhadap Nurul. Aksi pelaku sempat dihalangi TKW lainnya yang akhirnya juga menjadi korban tewas, yakni Iros Rosidah. Iros sempat bertukar kabar dengan suaminya sehari sebelum dibunuh. Kemarin siang, Ali menunggu kepulangan jenazah Iros di Jakarta.
Kepala Desa Cicantayan, Zulfikar Hakim, sebelumnya mengatakan masih berkoordinasi dengan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans). "Kami masih mengumpulkan bukti-bukti dan informasi agar mendapatkan semua laporan untuk melakukan langkah lebih lanjut seperti memulangkan korban ke Tanah Air," kata Hakim.
(amm)