Alumni Lemhanas Minta Pemerintah Netral dalam Pilkada Serentak

Senin, 29 Januari 2018 - 11:45 WIB
Alumni Lemhanas Minta...
Alumni Lemhanas Minta Pemerintah Netral dalam Pilkada Serentak
A A A
JAKARTA - Pemerintah harus tetap netral dalam ajang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2018. Masyarakat diharapkan bisa lebih dewasa menyikapi perbedaan pandangan dalam memilih calon kepala daerah.

Ketua Ikatan Keluarga Alumni Lemhanas (IKAL) Kursus Reguler Angkatan (KRA) 25/1992 Jenderal Pol (Purn) Roesmanhadi menekankan soal kedewasaan berpolitik semua pemangku kepentingan (stakeholder) dalam pelaksanaan Pilkada Serentak 2018. Pemerintah juga harus mengantisipasi berbagai kemungkinan ancaman keamanan dalam pesta demokrasi tersebut.

"Salah satunya adalah menjaga netralitas TNI dan Polri," katanya saat meluncurkan buku-buku hasil diskusi KRA 25/1992 di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, Sabtu (27/1/2018).

Dia menjelaskan, sikap netral pemerintah akan berimbas pada pelaksanaan pilkada yang jujur dan adil. Para pasangan calon kepala daerah pun bisa bersaing secara objektif dalam meraih simpati dari pemilih. "Pasangan calon pun harus mengedepankan program dalam upaya meraih simpati pemilih. Jangan gunakan isu SARA yang justru akan membuat persaingan mengarah pada konflik horizontal di kalangan masyarakat," ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, Roesmanhadi mengatakan, alumni KRA 25/1992 memiliki berbagai pemikiran yang telah dirangkum dalam berbagai seminar yang menghadirkan para pakar. "Hasil dari seminar tersebut akan kita serahkan ke RI I untuk masukan kebijakan beliau bangun Indonesia yang madani serta memiliki daya saing," kata Roesmanhadi.

Sementara itu, Ketua Ikatan Keluarga Alumni Lemhanas (IKAL) RI yang baru saja dilantik Presiden Joko Widodo sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres), Agum Gumelar, juga menekankan soal kedewasaan politik masyarakat dan netralitas TNI Polri menjelang pelaksanaan Pilkada Serentak 2018.

Ia mengatakan, semua pihak harus berkontribusi agar usai pilkada tidak lagi ada konflik yang berkepanjangan. Menurut Agum, kandidat lain di dalam pilkada jangan dianggap sebagai musuh yang harus dihancurkan. Kandidat lain itu harus dilihat sebagai rival dalam kontestasi politik. "Jangan dianggap musuh, nanti jadi bisa menghalalkan segala cara," katanya.
(amm)
Berita Terkait
Jadwal dan Tahapan Pilkada...
Jadwal dan Tahapan Pilkada Serentak Tahun 2024
Masyarakat Harus Mengutamakan...
Masyarakat Harus Mengutamakan Aspek Rasionalitas saat Pilkada
738 Bakal Pasangan Calon...
738 Bakal Pasangan Calon Terdaftar Dalam Pilkada 2020
Mencegah Konflik Pilkada...
Mencegah Konflik Pilkada Serentak
Peringatan Protokol...
Peringatan Protokol Kesehatan Pilkada Ditengah Masa Pandemi Corona
Pilkada 2020 Tanpa APD,...
Pilkada 2020 Tanpa APD, Bawaslu Ingatkan Potensi Konflik
Berita Terkini
Prabowo Pidato Perdana...
Prabowo Pidato Perdana di Depan Parlemen Turkiye: Saya Agak Grogi
11 menit yang lalu
Itjen Kemenag Raih 2...
Itjen Kemenag Raih 2 Apresiasi IKPA Tertinggi Semester II 2024 dari KPPN Jakarta IV
32 menit yang lalu
Hadir di Pertemuan Prabowo-Megawati,...
Hadir di Pertemuan Prabowo-Megawati, Menko Polkam Ungkap Spirit Persatuan dan Kebersamaan
52 menit yang lalu
KPK Sebut 1 Pimpinan...
KPK Sebut 1 Pimpinan DPR Belum Lapor Harta Kekayaan
1 jam yang lalu
Usai Diperiksa KPK,...
Usai Diperiksa KPK, Eks Direktur LPEI Hadiyanto Irit Bicara
2 jam yang lalu
Kasus Pagar Laut Bekasi,...
Kasus Pagar Laut Bekasi, Kades Segarajaya dan Tersangka Lain Dapat Uang Miliaran Rupiah
2 jam yang lalu
Infografis
5 Alasan Kapal Induk...
5 Alasan Kapal Induk AS Tak Lagi Relevan dalam Perang Masa Depan
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved