Penanganan Kasus Gizi Buruk Agats Melibatkan Tim Terpadu

Minggu, 21 Januari 2018 - 07:51 WIB
Penanganan Kasus Gizi Buruk Agats Melibatkan Tim Terpadu
Penanganan Kasus Gizi Buruk Agats Melibatkan Tim Terpadu
A A A
JAKARTA - Pemerintah memastikan penanganan kasus gizi buruh dan wabah campak di Kabupaten Agats, Papua bakal dilakukan dengan optimal. Saat ini penanganan kasus kesehatan yang memicu sejumlah balita meninggal tersebut melibatkan tim terpadu baik unsur kesehatan, lingkungan, dan sosial.

“Ada tim terpadu dari lintas sektor yang saat ini sudah mulai bekerja. Kami meminta satu bulan kedepan tim fokus pada perawatan kesehatan anak-anak baik yang terdampak gizi buruk maupun campak. Sebab kalau tidak tuntas penanganannya dikhawatirkan akan kembali terulang," ujar Menteri Sosial Idrus Marham usai mengunjungi lokasi kejadian di Kabupaten Agats, Papua, kemarin.

Dia menjelaskan dari pantauan lapangan kontur Medan terjadinya kasus gizi buruk dan wabah campak sangat sulit dilalui. Kondisi ini membuat kerja penanganan tim terpadu tidak bisa dilakukan dengan cepat. Para dokter dan tenaga kesehatan harus berjibaku untuk bisa menjangkau rumah-rumah penduduk. “Secara umum tim terpadu di antaranya para dokter dan tenaga kesehatan, sudah bekerja dengan baik. Tapi karena beratnya medan bisa saja saat ini ada beberapa warga yang mungkin belum tersentuh layanan kesehatan,” katanya.

Selain masalah kesehatan, lanjut Idrus, pemerintah juga fokus terhadap upaya pemenuhan kebutuhan warga setempat. Saat ini, Kemensos telah menyalurkan sedikitnya 3 ton beras, 25.000 paket makanan tambahan, dan berbagai kebutuhan dasar lainnya. “Saat ini berbagai bantuan tersebut telah terdistribusi dengan baik melalui Posko Bantuan yang telah dibentuk,” katanya.

Lebih jauh Idrus mengungkapkan Kabupaten Agats memang menjadi perhatian tersendiri dari pemerintah. Bahkan sejak tujuh tahun lalu, Kemensos secara rutin menyalurkan bantuan khusus untuk wilayah ini melalui program Komunitas Adat Terpencil (KAT) yang menyentuh 4 desa. "Program KAT ke depan ini bisa ditingkatkan lebih luas," katanya.

Dia menambahkan selama ini pemda setempat relatif baik dalam penanganan kesehatan' warga. Seperi adanya bantuan 1000 hari penanganan kesehatan dan kecukupan gizi ibu hamil. Namun berbagai tantangan termasuk alam misalnya, membuat pekerjaan tidak mudah.

Sebelumnya diberitakan, sebanyak 14 korban gizi buruk dan campak telah dievakuasi, ke RSUD Agats. Evakuasi dilakukan oleh tim satgas terpadu, Jumat (19/1/2018), pukul 08.30 WIT, dengan kapal Sat Polair Polres Mimika. Selain diberikan tindakan medis korban yang mayoritas anak-anak juga diberikan makanan tambahan agar kondisi mereka dapat pulih kembali.

Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial, Kemensos Harry Hikmat menyatakan, pemerintah membantu Kabupaten Agats dengan memperkuat layanan kesehatan bagi masyarakat. Kemensos akan meningkatkan kepesertaan PKH dari 391 akan dikembangkan menjadi 13.000 keluarga. "Untuk PKH nantinya tidak hanya dalam bantuan uang namun juga menerjunkan pendamping PKH. Saat ini baru ada 10 pendamping,, dari yang dibutuhkan sebanyak 56 dengan rasio 1 pendamping terhadap 300 keluarga," kata Harry. (Neneng Zubaidah)
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8564 seconds (0.1#10.140)