KN Tanjung Datu 1101, Kapal Patroli Terbesar Berbiaya Rp208,2 M

Kamis, 18 Januari 2018 - 14:34 WIB
KN Tanjung Datu 1101,...
KN Tanjung Datu 1101, Kapal Patroli Terbesar Berbiaya Rp208,2 M
A A A
BATAM - Kepala Badan Keamanan Laut (Bakamla) Laksdya TNI Ari Soedewo meresmikan kapal patroli terbesar bernama KN Tanjung Datu-1101 di Dermaga PT Palindo Marine Shipyard, Batam, Provinsi Kepulauan Riau, Kamis (18/1/2018).

Peresmian kapal negara (KN) karya anak bangsa bernomor lambung 1101 itu dilakukan dengan acara pemotongan pita oleh Kepala Bakamla dan pemecahan kendi oleh Ketua Komisi I DPR Abdul Kharis Almasyhari.

Kepala Bakamla mengukuhkan Letkol Laut (P) Muhammad Dimmi Oumry sebagai Komandan KN Tanjung Datu-1101.

Acara diawali dengan penandatanganan naskah berita acara serah terima kapal dari Dirut PT Palindo Marine Shipyard Harmanto (Ahak) kepada Kepala Biro Sarpras Bakamla Laksma TNI Tugas Eko.

Kapal patroli sepanjang 110 meter ini digarap sejak Maret 2016 dan menjadi kapal patroli terbesar dan pertama dibangun di Indonesia.

Seluruh tahapan pembangunan kapal, mulai dari perencanaan desain hingga konstruksi fisik dan instalasi sistem, murni dilakukan tenaga ahli dari dalam negeri.

Pembangunan kapal di bawah pengawasan satuan tugas pembangunan kapal Bakamla serta disertifikasi oleh Bureau Veritas sebagai badan klasifikasi kapal internasional.

"Semua yang kerjakan adalah anak bangsa," ucap Ari.

Kapal yang dibangun oleh PT Palindo Marine melalui proses lelang ini dikerjakan dalam waktu 636 hari sejak tanggal 15 Maret 2016 dengan biaya sebesar Rp208.267.000.000.

Kapal ini memiliki Panjang keseluruhan 110,00 meter dan lebar 15,5 meter, mesin penggerak pokok 2 unit dengan masing-masing berkekuatan 5.300 tenaga kuda berkecepatan maksimal 18 knot dan kecepatan jelajah 15 knot.

Kapal ini memiliki kemampuan jelajah sejauh 4.600 nautical mile (endurance 14 hari terus menerus) dan diawaki 76 orang.

"Kapal Tanjung Datu telah melalui serangkaian tahapan dengan sangat baik selama proses pembuatannya di galangan, mulai tahap pembangunan, launching pengapungan kapal pertama kalinya di air, hingga tahap pengujian yang terdiri atas tiga rangkaian yaitu Factory Acceptance Test (FAT/Uji Kelaikan Pabrik), Harbour Accepted Test (HAT/Uji Kelaikan Dermaga), dan Sea Accepted Test (SAT/Uji Kelaikan Laut)," tuturnya.

Dengan melalui serangkaian proses uji, kapal tersebut memenuhi persyaratan kelayakan untuk diserahterimakan dari galangan kepada Bakamla.

Kapal ini berperan sebagai pendukung Bakamla dalam meningkatkan kekuatan dan kemampuan unsur operasional dalam mengemban tugas patroli di laut.

Bakamla mengharapkan dapat memberikan kontribusi nyata dalam upaya mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1893 seconds (0.1#10.140)