Petahana di Jalur Kemenangan

SEBUAH arak-arakan panjang bergerak dari Lapangan Merdeka menuju kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumatera Utara di Jalan Perintis Kemerdekaan, Medan. Massa mengenakan pakaian adat berbagai suku di Sumatra Utara. Tak ketinggalan, reog Ponorogo ikut serta di dalam arak-arakan yang mengantar pasangan Djarot Syaiful Hidayat dan Sihar Pangihutan Sitorus mendaftar di hari terakhir lalu.

Pemandangan serupa juga tampak di 171 daerah lain. Arak-arakan hingga kesenian daerah di masa pendaftaran tersebut menandai gegap gempita sekaligus euforia Pilkada Serentak 2018. Hingga hari terakhir masa pendaftaran, KPU mencatat ada 573 pasangan yang mendaftar, empat di antaranya tidak diterima. Artinya ada 569 pasangan yang terdaftar, 56 di antaranya akan berlaga di 17 pilkada provinsi.

Dari jumlah itu, banyak pula pasangan calon yang merupakan petahana. Di level provinsi, sebut saja nama Ganjar Pranowo di Jawa Tengah yang dicalonkan PDIP. Ada pula Ridho Ficardo di Riau yang diusung koalisi Demokrat, Gerindra, dan PPP. Di Maluku Utara, Gubernur Abdul Gani Kasuba kembali mencalonkan diri diusung PDIP dan PKPI.

Tetangganya, Gubernur Maluku, Said Assegaf kembali maju lagi lewat Golkar, PKS, dan Demokrat. Sementara Lukas Enembe di Papua dicalonkan koalisi besar Demokrat, Golkar, Nasdem, PKS, Hanura, PAN, PPP, dan PKB.

Petahana Di level kabupaten atau kota jumlahnya lebih banyak lagi. Misalnya Wali Kota Makassar, Mohammad Ramdhan Pomanto; Bupati Magelang, Zaenal Arifin; Bupati Banyumas, Achmad Husein; dan Wali Kota Malang Mohammad Anton.

Mohammad Ramdhan Pomanto atau akrab disapa Danny Pomanto mencalonkan diri dari jalur independen kendati didukung Partai Demokrat. Zaenal Arifin dan Achmad Husein merupakan calon yang diusung PDIP. Sementara Anton diusung koalisi besar yang dimotori PKB.

Bagaimana peluang para petahana memenangkan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) tahun ini? Simak laporan selengkapnya di Majalah SINDO Weekly Edisi 46/VI/2017 yang terbit Senin (15/01/2018).